Nilai-Nilai yang Mempengaruhi Pembuatan Kebijakan

19 massa mempunyai kekuatan yang khas, yaitu kemampuannya menjangkau audiens lebih luas dibanding kelompok manapun. 8. Kelompok Intelektual Kampus dan Non Kampus. Aktor yang terlibat dalam proses kebijakan, baik dalam agenda setting dan evaluasi, serta membentuk opini publik denagn relatif obyektif. Ada kalanya mereka juga berperan dalam formulasi kebijakan ketika negara menghendaki sumbangan pemikiran para teknokrat secara langsung maupun tidak langsung, dalam perencanaan pembangunan. 11

6.1.4 Nilai-Nilai yang Mempengaruhi Pembuatan Kebijakan

1. Nilai-Nilai Politik. Pembuat kebijakan mungkin menilai alternative- alternatif kebijakan berdasarkan pada kepentingan partai politiknya beserta kelompoknya clientele group. Keputusaan yang dibuat berdasarkan pada keuntungan politik dan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan- tujuan partai atau tujuan-tujuan kelompok kepentingan. Para ilmuwan politik sering menggunakan perspektif ini dalam mempelajari dan menilai keputusan khusus yang dibuat dalam rangka memenuhi kepentingan- kepentingan seperti misalnya, kelompok buruh yang terorganisir, petani- petani di pedesaan, atau mungkin juga kelompok-kelompok lain dalam masyarakat. 11 Solahuddin Kusumanegara, Model dan Aktor dalam Proses Kebijakan Publik, Yogyakarta: Gava Media, 2010, hlm. 53-55. 20 2. Nilai-Nilai Organisasi. Para pembuat kebijakan, khususnya para birokrat mungkin dipengaruhi pula oleh nilai-nilai organisasi. Organisasi- organisasi, seperti badan-badan administratif menggunakan banyak imbalan dan sanksi dalam usahanya untuk mempengaruhi anggota- anggotanya menerima dan bertindak atas dasar nilai-nilai organisasi yang telah ditentukan. 3. Nilai-Nilai Pribadi. Seorang politisi yang menerima suap untuk membuat kebijakan tertentu, seperti pemberian lisensi atau kontrak menjadi contoh konkret bagaimana nilai-nilai pribadi berpengaruh dalam pembuatan kebijakan. 4. Nilai-Nilai Kebijakan. Pembuat kebijakan ada kalanya bertindak dengan baik atas dasar persepsi mereka tentang kepentingan masyarakat atau kepercayaan mengenai apa yang merupakan kebijakan publik secara moral benar atau pantas. Seorang anggota legislatif memberikan suara mendukung undang-undang hak-hak sipil karena ia berpendapat bahwa tindakannya secara moral benar dan bahwa kesamaan equality merupakan tujuan yang diinginkan yang diinginkan dari kebijakan publik, sekalipun ia menyadari bahwa dukungannya itu mungkin mempunyai resiko politik. 5. Nilai-Nilai Ideologi. Ideologi merupakan seperangkat nilai-nilai dan kepercayaan yang berhubungan secara logis yang memberikan gambaran dunia yang disederhanakan dan merupakan pedoman bagi rakyat untuk 21 melakukan tindakan. Di Cina yang berideologi komunis, paling tidak dipakai sebagai landasan untuk membentuk kebijakan-kebijakan di dalam negeri dan luar negeri, walaupun kadang-kadang meninggalkan ideologi tersebut. Paling tidak ideologi tersebut masih merupakan sarana untuk merasionalkan dan melegitimasi tindakan-tindakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahannya. Di banyak negara berkembang seperti Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Nasionalisme dan demokrasi masih merupakan landasan untuk membentuk kebijakan-kebijakan pemerintahannya. 12

6.2 Good Governance