untuk menularkan HIV bagi tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam tindakan ini. Untuk memutuskan mata rantai penularan diperlukan barier berupa :
a. Kacamata pelindung untuk menghindari percikan cairan tubuh pada mata. b. Masker penutup pelindung hidung dan mulut untuk mencegah percikan pada
mukosa hidung dan mulut. c. Celemek plastik apron untuk mencegah kontak cairan tubuh pasien dengan
penolong. d. Sarung tangan yang tepat untuk melindungi tangan yang aktif melakukan tindak
medik. e. Penutup kaki untuk melindungi kaki dari kemungkinan terpapar cairan yang
terinfeksi.
2.2.4 Kewaspadaan Universal di Kamar Bersalin
Menurut Maryunani 2009, ketentuan umum bagi petugas kesehatan di kamar bersalin yaitu :
a. Patuh menerapkan kewaspadaan universal b. Melakukan cuci tangan, sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
c. Petugas yang berambut panjang, rambutnya harus diikat dan ditutup d. Petugas kesehatan dilarang makan, minum dan merokok di dalam kamar
bersalin. e. Petugas kesehatan yang menderita luka terbuka atau lesi terbuka pada kulit tidak
boleh melakukan tindakan medik kepada pasien. Luka harus diobati sampai
Universitas Sumatera Utara
sembuh sebelum diperkenankan bekerja. Luka gores ringan harus ditutupi dengan plester kedap air.
f. Bila menggunakan alat tajam, misal jarum, gunting dan lain-lain, petugas
kesehatan harus memperhatikan posisi bagian runcing alat tajam tersebut menjauhi tubuh petugas kesehatan.
2.2.5 Alat Pelindung Diri di Kamar Bersalin
a. Alat pelindung selalu dikenakan didalam kamar bersalin b. Kegiatan di kamar bersalin yang membutuhkan tangan untuk memanipulasi
intrauterin atau pemeriksaan dalam harus menggunakan celemek plastik dan sarung tangan yang mencapai siku
c. Pada saat menolong persalinan maka petugas kesehatan harus selalu mengenakan sebagai berikut :
1. Penutup kepala 2. Sarung tangan dan celemek plastik
3. Pelindung wajahmasker 4. Sepatu pelindung yang menutup seluruh punggung dan telapak kaki
d. Satu set alat pelindung diri tersebut harus dikenakan untuk menangani satu pasien dan tidak dibawa keluar kecuali untuk dicuci.
2.2.6 Protokol Kewaspadaan Universal pada Kasus KebidananPersalinan
Menurut Maryunani 2011, beberapa protokol yang harus diperhatikan dalam kewaspadaan universal pada kasus kebidananpersalinan meliputi :
Universitas Sumatera Utara
a. Cuci tangan atau permukaan kulit secara merata untuk mencegah kontaminasi kuman pada tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun.
Mencuci tangan harus selalu dilakukan dengan benar, sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan yang bertujuan untuk :
1. Menghilangkan atau mengurangi penyebaran mikroorganisme yang ada dipermukaan tangan
2. Mengurangi penyebaran penyakit dan lingkungan terjaga dari infeksi Perlu diketahui bahwa tindakan cuci tangan tidak dapat menggantikan
pemakaian sarung tangan. Cuci tangan merupakan prosedur penting dan harus dilakukan :
1. Sebelum dan sesudah memegang pasien 2. Sebelum dekontaminasi dan sesudah melepas cuci tangan.
3. Sesudah kontakterpapar dengan darah, cairan tubuh, sekret dan alat yang terkontaminasi cairan tubuh walaupun menggunakan sarung tangan.
Sarana untuk mencuci tangan yaitu : 1. Air mengalir dengan saluran pembuangan yang baik. Air mengalir
memungkinkan mikroorganisme terlepas karena gesekan mekanis dan kimiawi saat mencuci tangan.
2. Sabun dapat menghambat dan mengurangi jumlah mikroorganisme tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme.
3. Larutan antiseptik dipakai pada kulit untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme pada kulit.
Universitas Sumatera Utara
b. Pemakaian alat pelindung sesuai dengan indikasi c. Perawatan alat-alat yang dipakai pasien :
1. Tangani alat yang telah dipergunakan untuk pasien yang terkena darah dan cairan tubuh yang dapat mengkontaminasi pakaian dan memindahkan
mikroorganisme ke pasien lain serta lingkungan sekitar. 2. Pastikan alat yang dapat dipakai ulang tidak digunakan untuk merawat
pasien lain sampai alat tersebut telah dibersihkan dan diproses dengan benar. 3. Pastikan alat sekali pakai dibuang dengan benar setelah digunakan
d. Pemakaian antiseptik dan desinfektan dengan benar sesuai aturan. e. Pengelolaan khusus untuk alat-alat bekas pakai dan benda tajam dan menghindari
resiko kecelakaan tusukan jarum suntik atau alat tajam lainnya. f.
Dekontaminasi, pembersihan dan sterilisasi atau desinfeksi tingkat tinggi untuk bahan atau alat kesehatan bekas pakai.
g. Linen dan bahan-bahan yang dikotori darah atau cairan tubuh harus ditempatkan dalam kantung anti bocor dan segera ditangani atau diangkut.
2.3 Bidan