Pengalaman bekerja juga mempengaruhi tingkat pengetahuan dan prilaku seseorang. Semakin lama seseorang bekerja, semakin baik pengetahuan dan
pengalaman yang dia dapat dari bekerja. Masa kerja yang berbeda antar bidan secara umum hanya berdampak
terhadappengalamannya dalam melakukan tindakan pencegahan penularan
HIVAIDS dalam persalinan pervaginam, namun biasanya bagibidan yang baru bekerja di klinik bersalin tersebut juga ada yang malas dalam menggunakan alat
pelindung diri, apalagi jika selama itu dia tidak pernah mengalami gangguan kesehatanmeskipun tidak disiplin menggunakan alat pelindung diri, tetapi bagi bidan
yang masa kerjanyarelatif lama cenderung rajin menggunakan alat pelindung diri dalam pencegahan penularan HIVAIDS.
Masa kerja lebih dari 10 tahun akan menambah banyak pengalaman dan semakin banyak kasus yang ditangani akan membuat seorang bidan semakin mahir
dan terampilan dalam penyelesaikan pekerjaan dan mencegah penularan HIVAIDS.
5.2.3 Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bidan dengan kategori pendidikan D-I sebanyak 21 bidan 34,43, bidan dengan kategori pendidikan D-III sebanyak 40
bidan 65,57. Diketahui nilai p = 0,000 berarti terdapat hubungan yang signifikan pendidikan dan tindakan bidan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukanLestari 2004 dan Wekoyla 2012 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
Universitas Sumatera Utara
pendidikan dengan perilaku bidan.Pendidikan mempengaruhi pengetahuan bidantentang pencegahan penularan HIVAIDS, di mana semakin tinggi pendidikan
seorang bidanmaka semakin baik pengetahuannya, mudah untuk menyerap ilmu-ilmu barudan dapat mengambil keputusan sendiri untuk melakukan suatu tindakan yang
baik. Faktor pendidikan adalah salah satu hal yang sangat besar pengaruhnya
terhadap peningkatan produktivitas kerja yang dilakukan. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin besar kemungkinan tenaga kerja dapat bekerja dan
melaksanakan pekerjaannya. Berdasarkan hasil uji regresi logistik berganda pendidikan dengan tindakan
bidan dalam pencegahan penularan HIVAIDS diperoleh nilai probabilitas p = 0,001 dengan besar pengaruh pendidikan tindakan bidan dalam pencegahan penularan
HIVAIDS dilihat dari nilai Exp B dengan nilai 133,255.
5.2.4 Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pengetahuan bidan dengan kategori tidak baik sebanyak 8 bidan 13,1 dan pengetahuan bidan dengan kategori baik
sebanyak 53 bidan 86,9, Diperoleh nilai p = 0,394 berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan tindakan bidan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Purwanti 2009 menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap
bidan tentang pencegahan infeksi pada asuhan persalinan normal
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan adalah domain yang sangat penting dalam hal membentuk perilaku seseorang. Pengetahuan merupakan hasil tahu setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan yang baik dapat membentuk perilaku yang baik sehingga bidan dapat mencegah penularan HIVAIDS pada
pertolongan persalinan pervaginam. Tindakan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih melekat dan tahan lama
dibandingkan dengan tindakan yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan dapat diperoleh melalui pelatihan-pelatihan atau seminar untuk meningkatkan
kesadaran berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki bidan. Semakin tinggi pengetahuan bidan maka semakin disiplin bidan dalam
menerapkan pencegahan penularan HIVAIDS. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari pendidikan dasarnya, pelatihan yang diikuti dan studi empiris yaitu
pengalamannya dalam melakukan asuhan persalinan atau pengalaman pernah memperoleh kecelakaan jika tidak menggunakan alat pelindung diri.
Fauzi 2002 dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengetahuan tentangkesehatan diperlukan untuk terjadinya perilaku atau tindakan kesehatan,
namunperilaku kesehatan yang diinginkan mungkin tidak akan muncul kecuali seseorangmenerima isyarat yang cukup kuat untuk melaksanakan perilaku
berdasarkanpengetahuannya. Faktor tekanan dan dukungan sosial juga sangat mempengaruhiseseorang untuk melakukan tindakan pencegahan.
Oleh karena itu, sebaiknya perlu diadakan pendidikan dan pelatihan secara kontinyu. Dengan adanya langkah tersebut, bidan akan terus terupdate wawasan dan
Universitas Sumatera Utara
keterampilannya khususnya mengenai pencegahan penularan HIVAIDS. Pendidikan bertujuan untuk memberi pengetahuan sedangkan pelatihan memantapkan
pengetahuan agar perawat dan bidan lebih paham dengan cara mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam bentuk pelatihan. Dengan demikian, bidan dapat lebih
berwaspada terhadap risiko penularan HIV?AIDS sehingga meningkatkan juga kepatuhan terhadap penerapan Kewaspadaan Universal.
Para bidan juga sudah mendapatkan informasi mengenai pencegahan penularan HIVAIDS dari pendidikan informal melalui pelatihan-pelatihan, seminar
atau sosialisasi kewaspadaan standar yang sering dilakukan secara berkala di Kota Kabanjahe baik dari institusi pemerintah maupun LSM lembaga swadaya
masyarakat khususnya yang bergerak di bidang pencegahan dan penanggulangan HIVAIDS.
5.2.5 Sikap