4.2.3 Uji Waktu Hancur Disintegrasi
Selama 2 jam dalam medium HCl 0,1 N, cangkang kaspul kalsium alginat yang mengandung ponceau 4R tidak pecah. Hal ini berarti kapsul kalsium alginat
yang mengandung ponceau 4R relatif tahan terhadap pH lambung, tetapi disini terjadi pengembangan diameter cangkang kapsul dengan pengembangan rata-
rata 7,14 dengan cakram dan 4,44 tanpa cakram. Selain terjadi pengembangan diameter kapsul, cangkang kapsul juga menjadi lebih lunak. Hal
ini disebabkan karena sebagian Ca pada cangkang kapsul lepas ke dalam medium HCl 0,1 N. Selanjutnya menurut Bangun, dkk 2005, terjadinya pengembangan
kapsul ini karena kapsul mempunyai sedikit kemampuan untuk menyerap air. Setelah dalam HCl 0,1 N selama 2 jam, disintegrasi cangkang kapsul dilanjutkan
dalam medium dapar fosfat pH 6,8. Cangkang kapsul kalsium alginat yang mengandung ponceau 4R pecah dalam medium ini, dengan terlebih dahulu terjadi
pengembangan diameter cangkang kapsul sebelum akhirnya cangkang kapsul pecah. Fenomena pecahnya kapsul alginat juga telah dijelaskan oleh Bangun, dkk
2005, bahwa konversi alginat menjadi asam alginat dalam medium HCl 0,1 N menghasilkan interaksi asam alginat dengan ion natrium dalam medium pH 6,8
dan membentuk natrium alginat. Pembentukan natrium alginat pada kapsul menyebabkan kapsul bersifat hidrofilik, sehingga mudah menyerap air,
mengakibatkan kapsul mengembang dan pecah. Waktu hancur rata-rata kapsul alginat dengan dan tanpa cakram berturut-turut adalah 22,18 menit dan 34,63
menit. Sehingga kapsul kalsium alginat yang mengandung ponceau 4R ini memenuhi persyaratan USP untuk sediaan pelepasan tertunda.
Universitas Sumatera Utara
a b
c d
Gambar 4. Uji waktu hancur
a bola besi Ø 2,94 mm dan cangkang kapsul kosong b cangkang kapsul mula-mula berisi bola besi
c cangkang kapsul setelah 2 jam dalam HCl 0,1 N d cangkang kapsul yang pecah dalam dapar fosfat pH 6,8
4.2.4 Uji Permeabilitas Uap Air
Selama pengamatan, jumlah uap air yang berpermeasi meningkat secara linier terhadap waktu Gambar 5 dan 6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Data uji permeabilitas cangkang kapsul alginat yang mengandung
ponceau 4R No
Waktu jam
Membran cangkang kapsul alginat-ponceau 4R Rata-rata uap
air yang berpermeasi
g Membran I
Membran II Membran III
Uap air yang berpermeasi g
Uap air yang berpermeasi g
Uap air yang berpermeasi g
1 2
24 0,767
0,724 0,860
0,783 3
48 1,517
1,424 1,663
1,534 4
72 2,251
2,114 2,449
2,271 5
96 2,952
2,766 3,227
2,981 6
120 3,61
3,365 3,978
3,651 7
144 4,232
3,921 4,677
4,276 8
168 4,818
4,423 5,305
4,848
Gambar 5. Laju permeasi uap air cangkang kapsul alginat yang mengandung ponceau 4R
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Data uji permeabilitas cangkang kapsul alginat
No
Waktu jam
Membran cangkang kapsul alginat Rata-rata uap
air yang berpermeasi
g Membran I
Membran II Membran III
Uap air yang berpermeasi g
Uap air yang berpermeasi g
Uap air yang berpermeasi g
1 0,000
0,000 0,000
0,000 2
24 0,680
0,689 0,697
0,688 3
48 1,230
1,279 1,234
1,247 4
72 1,794
1,854 1,768
1,805 5
96 2,308
2,172 2,265
2,248 6
120 2,786
2,544 2,717
2,682 7
144 3,228
2,925 3,125
3,092
Gambar 6. Laju permeasi uap air cangkang kapsul alginat
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Grafik permeabilitas uap air pada cangkang kapsul alginat yang
mengandung ponceau 4R dan alginat pada 24 jam pertama Dari grafik diatas, laju permeasi uap air pada kapsul alginat yang
mengandung ponceau 4R dan alginat berturut-turut adalah 23,167 ± 2,16 dan 17,93 ± 1,32 gjam·cm
2
, yang menandakan bahwa permeasi uap air dari kapsul alginat yang mengandung ponceau 4R lebih tinggi daripada kapsul alginat. Hal ini
dikarenakan ponceau 4R adalah pewarna yang mudah larut air, dimana partikel ponceau 4R telah masuk kedalam pori-pori cangkang kapsul alginat sehingga uap
air akan lebih mudah masuk melalui pori-pori membran cangkang kapsul alginat- ponceau dibandingkan dengan kapsul alginat. Dan dari uji ANOVA, laju permeasi
uap air alginat yang mengandung ponceau 4R berbeda dengan laju permeasi uap air alginat walaupun ketebalannya tidak berbeda signifikan.
Dalam pengukuran laju permeasi ini, beberapa faktor seperti suhu, luas membran, ketebalan membran, RH dan interval pengamatan memegang peranan
penting. Karena dalam percobaan ini, desikator disimpan dalam ruang terbuka maka suhu tidak dapat dikontrol secara pasti faktor-faktor lain dijaga sama
Universitas Sumatera Utara
selama percobaan. Akibatnya, dapat terjadi variasi permeasi uap air selama pengujian. Laju permeasi uap air tertinggi terjadi pada 24 jam pertama kemudian
menurun dengan bertambahnya waktu lebih mendekati orde satu . Hal ini disebabkan karena berkurangnya kemampuan CaCl
2
anhidrat dalam mengikat air.
4.2.5 Uji Kerapuhan Cangkang Kapsul dengan berbagai Kadar Uap Air