Penilaian Kinerja Pusat Pertanggungjawaban Biaya

2. Bentuk dan isi laporan harus konsisten setiap kali diterbitkan. Perubahan hanya bisa dilakukan dengan alasan yang tepat disertai keterangan untuk para pemakai. 3. Laporan harus cepat dna tepat waktu. Penyajian laporan yang cepat membutuhkan pencatatan biaya yang terorganisir sehingga informasi dapat tersedia pada saat dibutuhkan. 4. Laporan harus diterbitkan secara teratur. 5. Laporan harus mudah dimengerti. Oleh karena itu, istilah akuntansi harus dijelaskan atau dimodifikasi agar sesuai dengan pemakaian. Manajemen harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai jenis-jenis biaya yang dibebankan pada suatu perkiraan, termasuk metode-metode yang digunakan untuk menghitung tarif overhead, alokasi biaya, dan analisis varians penyimpangan. 6. Laporan harus memberikan perincian yang cukup namun tidak berlebihan. 7. Laporan harus memberikan angka-angka yang dapat diperbandingkan. 8. Laporan harus bersifat analisis. 9. Laporan untuk manajemen operasi harus dinyatakan dalam unit fisik maupun dalam nilai uang, sebab informasi dalam nilai uang mungkin tidak relevan bagi pengamat yang tidak mengerti bahasa akuntansi. 10. Laporan dapat cenderung menonjolkan keefisienan dan ketidakefisienan dalam departemen-departemen harus diperhatikan agar departemen seperti itu tidak menyebabkan kegiatan departemen diarahkan untuk membuat penampilan yang baik tanpa memperhatikan efeknya pada keseluruhan organisasi.

5. Penilaian Kinerja Pusat Pertanggungjawaban Biaya

Setiap perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Dengan demikian setiap pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan akan menjalankan perannya untuk mencapai tujuan. Untuk itu, manajemen perlu melakukan pengendalian secara berkelanjutan agar dapat mengevaluasi pencapaian tujuan. Salah satu alat yang digunakan manajemen untuk melakukan evaluasi adalah laporan pertanggungjawaban. Dengan adanya evaluasi terhadap laporan pertanggungjawaban akan dapat diketahui adanya berbagai penyimpangan yang terjadi, baik penyimpangan yang positif maupun penyimpangan yang negatif. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian perbaikan pun dilakukan untuk menghindari penurunan kinerja perusahaan yang akan berdampak pada masa yang akan datang. Menurut Mulyadi 2001:415, penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah diterapkan sebelumnya. Menurut Mulyadi 2001:416, penilaian kinerja dimanfaatkan manajemen untuk: 1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. 2. Membantu pengambilan keputusan yang berhubungan dengan karyawan. 3. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dari pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. 5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusian penghargaan. Menurut Supriyono 2001:376, prestasi manajer suatu pusat pertanggungjawaban dinilai atas dasar anggaran dan realisasi pelaksaan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya. Prestasi manajer pusat laba dianalisis prestasinya atas dasar anggaranlaba yang yang dibandingkan dengan realisasi labanya. Kinerja para manajer pusat pertanggungjawaban biaya dapat dinilai dalam bentuk efisiensi digunakan dalam pengertian teknik, yaitu out put per unit in put. Mengukur kinerja pusat pertanggugjawaban perlu dikaitkan antara organisasi perusahaan akan dapat diketahui besarnya tanggung jawab para manajer yang diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja ini tidak sama, melainkan berbeda-beda untuk setiap pusat pertanggungjawaban. Namun, mengatur tanggung jawab sekaligus mengukur kinerja masing-masing pusat pertanggungjawaban pada Universitas Sumatera Utara umumnya dilakukan dengan cara membandingkan anggaran kegiatan yang dicapai oleh masing-masing pusat pertanggungjawaban.

6. Tinjauan Penelitian Terdahulu