Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban Pusat Biaya

pendapatan. Penentuan prestasi suatu pusat pertanggungjawaban laba itu sendiri biasanya menggunakan dua kriteria, yaitu efisiensi dan efektifitas.

2. Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban

Berdasarkan karakteristik dari masukan dan keluarannya, pusat pertanggungjawaban dapat dibagi menjadi empat, yaitu : a. Pusat Biaya Pusat biaya adalah bentuk segmen terkecil dari aktivitas atau pusat pertanggungjawaban yang hanya bertanggung jawab dalam mengendalikan biaya-biaya yang terjadi di dalamnya tanpa dihubungkan dengan nilai uang dari keluaran yang dihasilkan. Pusat biaya dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu: b. Pusat Pendapatan Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang keluarannya dapat diukur dengan satuan moneter, sedangkan masukannya tidak. Jadi, prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpin. Dalam pusat pendapatan, keluaran dalam bentuk pendapatan diukur dengan satuan moneter, tetapi tidak terdapat hubungan yang erat dan nyata antara masukan biaya dengan pendapatan. c. Pusat Laba Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban di mana baik masukan biaya yang dikonsumsi maupun keluarannya pendapatan yang Universitas Sumatera Utara berhasil dicapai dapat diukur dengan satuan moneter. Selisih antara pendapatan dengan biaya adalah laba yang diperoleh atau rugi yang diderita. d. Pusat Investasi Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang paling luas, karenanya manajer berwenang dalam mengendalikan pendapatan dan biayanya, baik biaya operasi maupun biaya yang timbul sehubungan dengan usaha memperoleh sumber daya dan menentukan barang modal yang akan dibeli.

3. Pusat Biaya

Pusat biaya adalah suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur atas dasar biaya. Sebagaimana pusat biaya lainnya, pusat biaya juga mengkonsumsi masukan dan menghasilkan keluaran, namun keluaran pusat biaya tidak diukur dalam bentuk pendapatan. Hal ini dikarenakan manajer pusat biaya tidak dapat mengendalikan pendapatan atas penjualan keluaran yang dihasilkan dan keluaran pusat biaya sulit diukur secara kuantitatif. Atas dasar hubungan antara masukan dan keluaran, pusat biaya digolongkan menjadi pusat biaya teknik dan kebijakan. a. Pusat biaya teknik atau pusat biaya standar adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya memiliki hubungan fisik yang erat dan nyata dengan keluarannya. Manajer pusat biaya teknik bertanggung jawab atas efisiensi dan efektivitas pusat biaya yang dipimpinnya. Biaya yang Universitas Sumatera Utara terjadi pada pusat biaya teknik dibandingkan dengan biaya standarnya, kemudian dihitung dan dianalisis penyimpangan biaya yang terjadi. Biaya standar pada pusat biaya teknik digunakan untuk menyusun anggaran dan mempertahankan efisiensi maksimal atau meminimalkan biaya untuk menghasilkan keluaran tertentu. Jika biaya sesungguhnya lebih rendah dibandingkan dengan biaya standar maka penyimpangan biaya sifatnya menguntungkan, yang berarti bahwa pusat biaya tersebut bekerja efisien. Namun, jika biaya sesungguhnya lebih besar dibandingkan dengan biaya standar maka penyimpangan biaya bersifat merugikan, yang berarti bahwa pusat biaya tersebut tidak berkerja efisien. Analisis penyimpangan biaya yang terjadi harus dipertanggungjawabkan oleh manajer pusat biaya teknik. Efektivitas biaya teknik dinilai atas dasar kemampuan pusat biaya tersebut dalam mencapai volume produksi yang diharapkan pada tingkat kualitas dan waktu tertentu. b. Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak memiliki hubungan fisik yang nyata dengan keluarannya. Pusat biaya kebijakan juga menghasilkan keluaran namun tidak dapat atau sulit diukur secara kuantitatif, contohnya pada departemen administrasi dan umum. Oleh karena itu, efisiensi dan efektivitas pusat biaya kebijakan tidak dapat dinilai. Penyusunan anggaran biaya kebijakan dilakukan berdasarkan kegiatan yang akan dilaksanakan dan berisikan informasi yang relevan untuk Universitas Sumatera Utara ditelaah oleh manajemen puncak. Biaya pada pusat biaya kebijakan dikendalikan dengan: 1 Memutuskan tugas apa yang akan dilaksanakan dan tingkat usaha yang dilaksanakan untuk setiap tugas tersebut 2 Menyusun anggaran pusat biaya kebijakan yang jumlahnya sedekat mungkin dengan biaya yang relevan untuk pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan 3 Memperlakukan anggaran sebagai batasan biaya. a Biaya sesungguhnya lebih rendah dibandingkan dengan anggaran, di mana sebagian tugas yang ditetapkan tidak direalisasikan. b Tugas yang tidak terealisasi menunjukkan bahwa manajer pusat biaya kebijakan tidak mampu melaksanakan sebagian tugasnya.

D. Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Alat Pengendalian Biaya