Sistem Pelaporan Pusat Pertanggungjawaban Biaya Pemisahan Biaya Terkendali dan Tidak Terkendali

2. Sistem Pelaporan Pusat Pertanggungjawaban Biaya

Laporan pertanggungjawaban merupakan alat bagi suatu organisasi untuk mempertanggungjawabkan operasi perusahaan. Laporan diserahkan secara periodik kepada atasan untuk mengetahui pelaksanaan program yang telah direncanakan sebelumnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan, bagian keuangan menyajikan laporan pertanggungjawaban secara periodik, yaitu: a. Laporan triwulan merupakan laporan yang menunjukkan perbandingan antara biaya-biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual yang terjadi selama periode tiga bulan. b. Laporan tahunan adalah laporan yang disusun perusahaan sebagai prtanggungjawaban direktur utama kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Selanjutnya, laporan pertanggungjawaban pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut akan disampaikan ke bagian keuangan untuk diolah bidang akuntansi manajemen menjadi laporan pertanggungjawaban perusahaan secara komprehensif keseluruhan. Laporan pusat pertangunggjawaban yang disusun oleh pusat biaya disajikan dengan membandingkan antara rencana dengan realisasi anggaran, sehingga melalui rasio dalam presentasi dapat diketahui besarnya presentase penyimpangan yang terjadi dan disertai dengan penjelasan tentang penyebab terjadinya penyimpangan tersebut. Penyimpangan yang bersifat material akan Universitas Sumatera Utara menjadi bahan perhatian manajemen puncak untuk dibahas dan dilakukan tindakan korektif sehingga tidak mengganggu aktivitas perusahaan dan mampu meningkatkan kinerja karyawan.

3. Pemisahan Biaya Terkendali dan Tidak Terkendali

Pemisahan biaya menjadi biaya terkendali dan biaya tidak terkendali diperlukan di dalam akuntansi pertanggungjawaban. Hal ini disebabkan di dalam akuntansi pertanggungjawaban setiap manajer berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran. Biaya yang terjadi pada suatu pusat pertanggungjawaban tidak selalu dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan. Dalam pelaksanaannya, untuk tujuan akuntansi pertanggungjawaban, perusahaan telah memisahkan biaya yang terkendali dan tidak terkendali di dalam pengumpulan dan pelaporan biaya pada setiap pusat pertanggungjawaban. a. Biaya terkendali merupakan biaya yang terjadi pada suatu pusat pertanggungjawaban dan dapat dipengaruhi oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan melalui wewenang yang dimiliki dalam jangka waktu tertentu dan manfaat yang dihasilkan hanya dapat dinikmati oleh pusat pertanggungjawaban tersebut. Contoh biaya terkendali di dalam perusahaan adalah biaya tenaga kerja, biaya pemeliharaan, dan biaya sewa. Universitas Sumatera Utara b. Biaya tidak terkendali adalah biaya yang terjadi pada suatu pusat pertanggungjawaban tertentu dan tidak dapat dipengaruhi oleh manajer pusat pertanggungjawaban tersebut melalui wewenang yang dimiliki dalam jangka waktu tertentu dan manfaat yang dihasilkan dinikmati oleh lebih dari satu pusat pertanggungjawaban. Contoh biaya yang tidak terkendali adalah biaya pajak dan biaya listrik. Pencatatan biaya oleh bagian keuangan dilakukan secara terkomputerisasi. Hal ini menyebabkan secara khusus bagian keuangan melalui seksi Electronic Data Processing EDP bertanggung jawab atas kegiatan pencatatan tersebut. Pencatatan yang dilakukan harus berdasarkan dokumen bukti dan dikumpulkan menurut jenis biaya. Terjadinya biaya pada suatu bagian dipengaruhi oleh bagian lainnya. Biaya yang disajikan dalam laporan pertanggungjawaban adalah biaya yang menjadi tanggung jawab pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan. Klasifikasi pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali merupakan dasar atas pembentukan laporan pertanggunjawaban. Pada dasarnya, tidak ada biaya yang tidak terkendali. Biaya yang tidak dapat dikendalikan oleh seorang manajer dapat dikendalikan oleh manajer lainnya di dalam perusahaan. Istilah yang tepat untuk menggambarkan kondisi ini adalah “dikendalikan seseorang controlled by someone” dan dikendalikan oleh yang lain controlled by others”. Universitas Sumatera Utara Untuk tujuan akuntansi pertanggungjawaban perusahaan telah memisahkan biaya-biaya yang terkendali dengan yang tidak terkendali di dalam pengumpulan dan pelaporan biaya setiap pusat pertanggungjawaban. Perusahaan mengklasifikasikan biaya-biaya tersebut ke dalam dua klasifikasi, yaitu: a. Berdasarkan jenis kegiatan Biaya yang terjadi dikelompokkan sesuai fungsi biaya yang bersangkutan dalam hubungannya dengan aktiva perusahaan secara keseluruhan, yaitu: 1 Biaya operasi langsung merupakan biaya yang timbul akibat kegiatan operasional di lapangan yang diselenggarakan oleh suatu pelabuhan dalam rangka menjalankan fungsinya yang berhubungan langsung dengan persediaan fasilitas sarana untuk kelancaran arus kapal dan barang. 2 Biaya operasi tidak langsung yaitu biaya yang timbul oleh kegiatan direktorat yang secara tidak langsung terkait dengan kegiatan operasi pelabuhan. 3 Biaya penunjang operasi yaitu biaya yang timbul akibat kegiatan perusahaan yang diselenggarakan untuk menunjang kelancaran pelayanan jasa di pelabuhan yang meliputi keaungan bagian keuangan dan kegiatan administrasi umum bagian umum. Universitas Sumatera Utara b. Berdasarkan pusat pelayanan, biaya yang terjadi dikelompokkan menurut tempat terjadinya biaya sesuai dengan tingkat dan jenis kegiatan pelayanan jasa yang menerima manfaatnya. c. Berdasarkan sub pusat pendapatansub pusat biaya. Dalam hal pembebanan biaya, perusahaan membedakan pengertian biaya langsung dan tidak langsung, ciri-ciri biaya operasi bagi perusahaan adalah mudah diidentifikasi, mudah diikuti aliran biayanya, mudah dihitung jumlah biayanya dan mudah dibebankan. Pencatatan dilengkapi dengan kode perkiraan yang bertujuan untuk mempermudah dalam mengetahui perkiraan yang menjadi tanggung jawab manajer pusat biaya, seperti pada beban penyusutan kapal dengan kode rekening 3.04.03. 3 = menunjukkan kode perkiraan biaya di buku besar 04 = menunjukkan kode perkiraan biaya penyusutan 10 = menunjukkan kode perkiraan biaya pusat pelayanan kapal

4. Laporan Pertanggungjawaban sebagai Alat Pengendalian Biaya pada Perusahaan