Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Pengendalian Biaya (Studi Kasus Kanwil Perum Pegadaian Medan)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT

BANTU MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA

(STUDI KASUS KANWIL PERUM

PEGADAIAN MEDAN)

O LEH:

NAMA

: PUTRI JULIASI LUMBAN GAOL

NIM

: 060503194

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

GUNA MEMENUHI SYARAT UNTUK

MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

MEDAN

2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:”Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Pengendalian Biaya (Studi Kasus Kanwil Perum Pegadaian Medan)” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2010

Yang Membuat Pernyataan

Putri Juliasi Lumban Gaol NIM : 060503194


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya padaMu, Allah Tritunggal, sebab Kau yang layak dipuji, ku mau bersorak buat anugrah keselamatan yang Tuhan telah percayakan bagiku. Terima kasih Tuhan buat setiap cinta kasihMu yang menyertai peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Tiada kata yang cukup melukiskan kebaikanMu, hanya Engkaulah, Allah, penolong yang sejati.

Skripsi ini berjudul ”Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Pengendalian Biaya (Studi Kasus Kanwil Perum Pegadaian Medan)”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumetera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Peneliti menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, semangat selama proses penyusunan skripsi ini.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi S-1 dan Ibu Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

3. Bapak M. Zainul Bahri Torong, SE, MSi, selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini.


(4)

4. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak dan Drs. Narumondang Bulan Siregar, MM, Ak selaku dosen penguji dan pembanding yang telah banyak memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Horas Mulatua Purba selaku Asisten Manajer Treasuri pada Perum Pegadaian Kanwil Medan, Bapak Lintong, Bapak Indra Jaya Nainggolan dan Ibu Maria Evikory Nainggolan yang telah banyak membantu saya dalam melakukan penelitian di Kanwil Perum Pegadaian Medan untuk bahan skripsi saya.

6. Bapak dan Mama tercinta (Walter Lumban Gaol dan Rosita Nainggolan), adik-adik saya (Bernardus, Sari dan Michael), dan juga sahabat-sahabat terbaik saya, terimakasih yang sebesar-besarnya buat doa, kasih sayang, pengertian, dukungan, materi, yang telah diberikan.

Terimakasih peneliti juga kepada semua pihak-pihak yang terkait yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini sehingga dapat menjadi acuan untuk karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, bagi pihak yang berkepentingan, serta bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang Akuntansi. Terimakasih.

Medan, Juni 2010

Peneliti,

Putri Juliasi Lumban Gaol NIM: 060503194


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akuntansi pertanggungjawaban diterapkan pada Perusahaan Umum Pegadaian Medan dan untuk mengetahui bagaimana akuntansi pertanggungjawaban dipakai sebagai alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya pada perusahaan tersebut.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Jenis data dan sumber data yang dipakai adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan dan pengolahan data dilakukan dengan teknik wawancara dan teknik dokumentasi.

Akuntansi pertanggungjawaban dapat dipakai sebagai alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya. Maka secara umum berdasarkan pengamatan peneliti meninjau bahwa Perusahaan Umum Pegadaian Medan telah menerapkan akuntansi pertanggungjawaban secara baik sehingga manajemen dapat mengendalikan biaya dengan baik.

Kata kunci: akuntansi pertanggungjawaban, manajemen, pengendalian biaya


(6)

ABSTRACT

This research

This research was classified as descriptive research. This research used primary and secondary data as the type. Inqury and documentation technique were used as a collecting and analyzing data technique.

aims to determine responsibility accounting is applied on Perusahaan Umum Pegadaian Medan and to know about responsibility accounting is used as a management tool in controlling costs in this company.

Responsibility accounting can be used as a management tool in controlling costs. Therefore, generally based on the observation that researchers review Perusahaan Umum Pegadaian Medan has implemented a good responsibility accounting so that management can control costs better.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN...i

KATA PENGANTAR...ii

ABSTRAK...iv

ABSTRACT...v

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Perumusan Masalah...5

C. Tujuan Penelitian...6

D. Manfaat Penelitian...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pusat Pertanggungjawaban...7

1. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban...7

2. Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban...8

3. Hubungan Struktur Organisasi dengan Pusat Pertanggungjawaban...11


(8)

1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban...13

2. Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban...15

3. Kondisi-kondisi yang Menunjang Efektivitas Penerapan Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban...18

4. Fungsi Akuntansi Pertanggungjawaban...19

C. Performance Report sebagai Alat Pertanggungjawaban...19

1. Prinsip Dasar Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Biaya...20

2. Jenis Laporan Pertanggungjawaban Biaya...21

D. Pengendalian Biaya...23

1. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Biaya...23

2. Proses Pengendalian Biaya………...25

3. Penentuan Kontrolabilitas Biaya………..26

E. Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Pengendalian Biaya………...……27

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu……….29

G. Kerangka Konseptual………...31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian……..………...33

B. Jenis Data………...34

C. Teknik Pengumpulan Data………….………..34

D. Metode Penganalisaan Data…..………...35 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN


(9)

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan umum

Pegadaian Medan...36

a. Sejarah Singkat Perusahaan...36

b. Struktur Organisasi Perusahaan...40

c. Kegiatan Operasi Perusahaan...50

2. Akuntansi Pertanggungjawaban…………...………..53

3. Anggaran Biaya Perusahaan...56

4. Laporan Manajer Pusat Pertanggungjawaban Biaya…….58

B. Pembahasan Hasil Penelitian...61

1. Pertanggungjawaban Biaya Perusahaan……….63

2. Penyusunan Anggaran Biaya Perusahaan………..65

3. Laporan Manajer Pusat Pertanggungjawaban Biaya……..67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………...69

B. Saran...70

DAFTAR PUSTAKA...72


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual...31 Halaman


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 2.1 Format Umum Laporan Pertanggungjawaban Biaya...23 Halaman


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran i Jadwal dan Lokasi Penelitian……….74 Halaman

Lampiran ii Struktur Organisasi Perum Pegadaian Medan………....75 Lampiran iii Laporan Realisasi Anggaran Triwulan Tahun 2010………..76 Lampiran iv Surat Izin Research/Survey………79


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akuntansi pertanggungjawaban diterapkan pada Perusahaan Umum Pegadaian Medan dan untuk mengetahui bagaimana akuntansi pertanggungjawaban dipakai sebagai alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya pada perusahaan tersebut.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Jenis data dan sumber data yang dipakai adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan dan pengolahan data dilakukan dengan teknik wawancara dan teknik dokumentasi.

Akuntansi pertanggungjawaban dapat dipakai sebagai alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya. Maka secara umum berdasarkan pengamatan peneliti meninjau bahwa Perusahaan Umum Pegadaian Medan telah menerapkan akuntansi pertanggungjawaban secara baik sehingga manajemen dapat mengendalikan biaya dengan baik.

Kata kunci: akuntansi pertanggungjawaban, manajemen, pengendalian biaya


(14)

ABSTRACT

This research

This research was classified as descriptive research. This research used primary and secondary data as the type. Inqury and documentation technique were used as a collecting and analyzing data technique.

aims to determine responsibility accounting is applied on Perusahaan Umum Pegadaian Medan and to know about responsibility accounting is used as a management tool in controlling costs in this company.

Responsibility accounting can be used as a management tool in controlling costs. Therefore, generally based on the observation that researchers review Perusahaan Umum Pegadaian Medan has implemented a good responsibility accounting so that management can control costs better.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya perusahaan adalah suatu badan usaha yang diatur dan dilaksanakan oleh orang-orang yang mempunyai keahlian dan keterampilan tertentu agar tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai. Beberapa tujuan perusahaan adalah untuk: memperoleh laba maksimal dari hasil operasi, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan menciptakan kesejahteraan anggota dan masyarakat. Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis sekarang ini memaksa setiap perusahaan untuk menentukan strategi-strategi yang tepat dalam mengelola perusahaannya. Perusahaan perlu memandang ke depan untuk antisipasi. Maka dari itu, perusahaan perlu informasi yang tepat untuk antisipasi tersebut, terutama informasi yang bersifat jangka panjang.

Pada perusahaan kecil, yang berwenang membuat keputusan dan bertindak sebagai manajernya adalah pemilik perusahaan itu sendiri. Hal ini dikarenakan transaksi yang terjadi belum begitu banyak dan manajer masih dapat mengingat-ingat apa yang terjadi dalam perusahaan. Dengan berkembangnya perusahaan tersebut menjadi perusahaan yang besar, maka aktivitas yang dilakukan pun akan semakin kompleks sehingga pengambilan keputusan yang penting bagi perusahaan akan lebih sulit lagi jika dilakukan oleh seorang individu saja karena begitu banyak area keputusan yang harus diambil dan tidak semua orang memiliki


(16)

keahlian dalam berbagai bidang organisasi yang kompleks tersebut. Oleh karena itu, keputusan tidak lagi dilakukan oleh direktur utama, melainkan didelegasikan kepada masing-masing manajer dengan pemberian wewenang akan divisi yang dibawahinya. Selain itu, perkembangan perusahaan menjadi perusahaan berskala besar, pastinya akan menimbulkan pemisahan antara pemilik perusahaan dengan manajer perusahaan. Dengan keadaan seperti ini diperlukan alat pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan, yaitu ”Akuntansi” terkhusus ”Akuntansi Manajemen”.

Akuntansi manajemen, sebagai salah satu konsep yang ada dalam akuntansi, mencoba menawarkan alternatif pemecahan masalah untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi satu perusahaan, khususnya informasi yang berhubungan dengan pengendalian biaya. Menurut Ahmed (2007 : 4), ”Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk menyajikan laporan-laporan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian dan pengarahan serta pengendalian”. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan, akuntansi manajemen memiliki peranan untuk mendesain suatu sistem akuntansi yang dapat menyediakan laporan sebagai evaluasi kinerja dari manajer dalam mencapai tujuan dan rencana organisasi yang merupakan bagiannya. Sistem akuntansi yang didesain secara khusus untuk pendelegasian wewenang dan tanggungjawab di dalam perusahaan dikenal dengan akuntansi pertanggungjawaban. Menurut Harahap (2007 : 9), dijelaskan pengertian Akuntansi sebagai pertanggungjawaban.


(17)

Akuntansi juga dapat dijadikan sebagai media untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan suatu perusahaan atau lembaga kepada principal (majikan). Dengan adanya akuntansi, sumber-sumber kekayaan yang dikelola dapat ditelusuri, dapat diketahui arus masuk dan keluarnya, serta hasil yang diperoleh dari transaksi yang terjadi beserta posisi masing-masing kekayaan pada suatu tanggal tertentu dan hasil usahanya pada suatu periode. Gambaran ini semua tercakup dalam laporan keuangan yang berfungsi baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan sifat dan kegiatan perusahaan dengan tujuan agar masing-masing unit organisasi dapat mempertanggungjawabkan hasil kegiatan unit yang diawasinya. Setiap unit kerja atau departemen yang diawasi oleh manajer lebih dikenal dengan pusat pertanggungjawaban. Setiap pusat pertanggungjawaban memiliki batasan wewenang yang jelas sehingga dapat diperoleh informasi yang akurat mengenai batasan wewenang di setiap bagian akuntansi pertanggungjawaban yang ada dalam perusahaan sehingga akan memudahkan dilakukannya pengendalian biaya. Pengendalian yang dijalankan manajemen ini merupakan bagian dari sistem pengendalian manajemen yang dikembangkan untuk membantu manajemen dalam mengendalikan kegiatan operasi perusahaan. Pelaksanaan pengendalian yang dilakukan melalui akuntansi pertanggungjawaban adalah dengan cara mengelompokkan tanggung jawab dan menggariskan secara jelas hubungan satu bagian dengan bagian lainnya dalam perusahaan, disertai dengan pertanggungjawaban dari masing-masing tingkatan secara terinci.

Dalam melakukan pengendalian biaya, laporan pertanggungjawaban yang dihasilkan oleh setiap pusat pertanggungjawaban akan dibandingkan dengan


(18)

anggaran perusahaan. Bila terjadi perbedaan antara laporan yang aktual dengan yang dianggarkan, maka harus dianalisis penyebabnya sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan perbaikan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban memiliki peranan yang besar dalam memberikan informasi mengenai pusat-pusat pertanggungjawaban sebagai usaha manajemen dalam pengendalian biaya, terlebih lagi dengan semakin kompleksnya masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dalam aktivitas sehari-hari.

Penelitian mengenai peranan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat pengawasan biaya dan pengukuran kinerja pusat biaya pada sebuah perusahaan manufaktur di kota Medan yang dilakukan oleh Silalahi (2007) menyatakan akuntansi pertanggungjawaban lebih menekankan kepada penyusunan anggaran sebagai alat pengendalian dan ditemukan bahwa fungsi anggaran sebagai alat pengawasan biaya belum terlaksana secara maksimal pada perusahaan tersebut karena tidak adanya anggaran dari bidang-bidang yang terletak di bawah pusat pertanggungjawaban biaya. Nasution (2003 : 69) yang melakukan penelitian pada perusahaan jasa yang bergerak di bidang real estate dan kontraktor menyatakan “sistem akuntansi pertanggungjawaban di perusahaan yang diteliti telah dilakukan dengan baik dan menerapkan konsep pengawasan manajemen, yaitu dengan adanya pusat pertanggungjawaban biaya”. Penelitian mengenai hubungan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pengendalian biaya pada lima hotel di kota Tasikmalaya yang dilakukan oleh Trisnawati (2006) menunjukkan semakin baik penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada perusahaan maka akan semakin baik pula efektivitas pengendalian biaya.


(19)

Pada kenyataannya ditemukan hasil yang berbeda-beda pada setiap perusahaan yang diteliti. Atas dasar itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana akuntansi pertanggungjawaban melakukan bagiannya pada Perusahaan Umum Pegadaian. Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian merupakan lembaga kredit yang mempunyai tugas memberikan pelayanan jasa kredit berupa pinjaman uang dengan jaminan barang bergerak. Produk-produk yang menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi perusahan ini adalah Kredit Cepat Aman, Jasa Titipan, Jasa Taksiran, dan lain-lain. Cukup banyaknya jenis produk yang diproduksi oleh Perum Pegadaian, pasti menimbulkan biaya untuk memproduksi jenis-jenis produk tersebut.

Bertitik tolak dari uraian di atas peneliti bermaksud untuk mempelajari penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada perusahaan tersebut melalui sebuah penelitian dan mencoba membahasnya dalam sebuah skripsi yang berjudul ”Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Pengendalian Biaya (Studi Kasus Kanwil Perum Pegadaian Medan)”.

B. Batasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah akuntansi pertanggungjawaban berperan sebagai alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya pada Perum Pegadaian Medan?”


(20)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh akuntansi pertanggungjawaban berperan sebagai alat bantu manajamen pada perusahaan yang sedang diteliti yaitu Perusahaan Umum Pegadaian Medan dalam hubungannya dengan pengendalian biaya.

D. Manfaat Penelitian

Selain tujuan, penelitian ini juga memiliki manfaat seperti:

1. bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan mengenai akuntansi pertanggungjawaban terutama pada pusat biaya.

2. bagi manajemen Perum Pegadaian Medan, memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang penerapan akuntansi pertanggungjawaban biaya serta kondisi yang diperlukan agar penerapan akuntansi pertanggungjawaban biaya dapat memberikan manfaat yang optimal.

3. bagi peneliti lainnya, dapat menjadi bahan referensi untuk melanjutkan penelitian dengan topik yang sama.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pusat Pertanggungjawaban

1. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban

Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab. Suatu pusat pertanggungjawaban dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan menjadi keluaran. Hansen (2002 : 818), “Pusat pertanggungjawaban adalah suatu segmen bisnis yang manajemennya bertanggungjawab terhadap pengaturan kegiatan-kegiatan tertentu”. Sedangkan pusat pertanggungjawaban menurut Anthony (2002 : 111), “Pusat pertanggungjawaban merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan”.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap pusat pertanggungjawaban dipimpin oleh seorang manajer yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas unit yang dipimpinnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi yang bersangkutan. Setiap pusat pertanggungjawaban membutuhkan masukan yang berupa sejumlah bahan baku, tenaga kerja ataupun jasa-jasa yang akan diproses dalam pusat pertanggungjawaban. Hasil dari proses tersebut yaitu berupa keluaran yang terdiri dari produk atau jasa.


(22)

2. Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban

Ada empat tipe pusat pertanggungjawaban yang didasarkan kepada sifat masukan dalam bentuk biaya dan sifat keluaran dalam bentuk pendapatan ataupun secara bersama-sama,yaitu sebagai berikut.

a. Pusat Pendapatan (Revenue Center)

Pendapatan merupakan sesuatu yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal (sentimen, pasar), sehingga upaya untuk meningkatkannya tidak berbanding lurus dengan pengorbanan atau biaya yang terjadi. Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang keluarannya diukur dalam rupiah sedangkan masukannya tidak dihubungkan dengan keluarannya (pendapatannya) karena kedua hal tersebut memang sulit untuk dihubungkan, sehingga tidak dapat dihitung labanya. Penilaian prestasi pusat pendapatan dilakukan dengan cara membandingkan anggaran pendapatan dengan realisasinya. Pusat pendapatan dinilai efektif, jika jumlah realisasi pendapatan lebih besar dari pada jumlah pendapatan yang dianggarkan. b. Pusat Biaya (Cost Center)

Pusat biaya adalah suatu pusat pertanggungjawaban yang kinerja manajernya diukur atas dasar biayanya, dimana yang oleh sistem pengendalian manajemen masukannya diukur dalam satuan moneter. Alasan untuk tidak mengukur keluaran pusat biaya adalah karena pimpinan pusat biaya tidak bertanggungjawab atas nilai rupiah keluarannya, selain itu karena kesukaran dalam mengukur keluaran


(23)

pusat tersebut. Supriyono (2001 : 25), “Pusat Biaya adalah suatu pusat pertanggungjawaban atas suatu unit organisasi dalam suatu organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar biaya dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja manajer pusat biaya dinilai berdasarkan atas pengaturannya terhadap biaya yang keluar pada bidangnya, dimana dengan melihat perbandingan antara anggaran yang telah disusun sebelumnya dengan realisasi biayanya. Apakah terdapat penyimpangan anggaran baik itu penyimpangan menguntungkan maupun panyimpangan yang tidak menguntungkan.

Pengendalian pusat biaya dilakukan melalui anggaran dan pelaporan. Berdasarkan pengendalian tersebut pusat biaya dibagi dua yaitu pusat biaya teknis dan pusat biaya kebajikan. Pusat biaya teknis (engineered expense center) adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya mempunyai hubungan fisik yang erat dan nyata keluarannya, dimana manajer pusat biaya teknik bertanggungjawab atas efisiensi dan efektivitas pusat biaya yang dipimpinnya. Pusat biaya kebijakan (discretionary expense center) adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak mempunyai hubungan proporsional atau hubungan fisik yang nyata dengan keluarannya. Oleh karena masukan dan keluaran pusat biaya kebijakan tidak mempunyai hubungan fisik yang nyata, maka pusat biaya kebijakan tidak dapat dinilai efisiensinya.


(24)

Pusat laba adalah suatu bagian dalam organisasi dimana manajernya bertanggungjawab terhadap penghasilan dan biaya yang terjadi dalam bagiannya. Besar kecilnya laba bagian merupakan ukuran prestasi manajer pusat laba. Dalam pusat laba, seorang manajer mempunyai wewenang untuk mengendalikan kebijaksanaan penjualan dan biaya sekaligus. Pembentukan pusat laba memerlukan perincian tugas, pendelegasian wewenang dan tanggungjawab serta dukungan informasi agar manajer yang bersangkutan dapat merencanakan kegiatan-kegiatan pada unit kerjanya dengan baik.

d. Pusat Investasi (Investment Center)

Pusat investasi merupakan segmen atau bagian dimana manajernya bertanggungjawab atas penghasilan, biaya dan investasi. Yang menjadi pusat utama dalam investasi adalah laba yang dibandingkan dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba dalam operasionalnya. Dasar yang digunakan untuk mengukur investasi pada dasarnya terdiri atas tiga macam, yaitu:

• Investasi diukur berdasarkan jumlah aktiva

• Investasi diukur berdasarkan jumlah utang dan modal • Investasi diukur berdasarkan jumlah modal sendiri

Menurut Supriyono (2001 : 145), penilaian prestasi manajer pusat investasi dapat diukur dengan menggunakan Return On Investment (ROI) dan Residual Income (RI).


(25)

3. Hubungan Struktur Organisasi dengan Pusat Pertanggungjawaban Dalam teori organisasi, pusat pertanggungjawaban dibentuk berdasarkan struktur organisasi. Struktur organisasi dibentuk untuk menentukan tanggungjawab serta hubungan antara pimpinan dan bawahan supaya terdapat koordinasi yang terarah. Melalui struktur organisasi, manajemen melaksankan pendelegasian wewenang untuk melaksanakan tugas khusus kepada manajemen yang lebih bawah, agar dapat dicapai pembagian pekerjaan yang bermanfaat.

Bentuk organisasi dapat dibedakan menjadi berbagai macam. Akan tetapi yang berkaitan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban dibedakan menjadi dua struktur organisasi, yaitu sebagai berikut.

a. Organisasi Fungsional

Dalam organisasi fungsional, pembagian organisasi didasarkan atas dasar fungsi, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum. Fungsi produksi merupakan pusat pertanggungjawaban biaya, fungsi pemasaran merupakan pusat pendapatan dan pusat biaya, fungsi administrasi dan umum merupakan pusat biaya. Fungsi pemasaran bukan merupakan pusat laba karena biaya yang menjadi tanggungjawabnya tidak lengkap. Jika suatu perusahaan berdiri sendiri (single business unit) dimana manajer perusahaan berwenang penuh mengambil keputusan investasi, maka manajer perusahaan sebagai pusat investasi.


(26)

b. Organisasi Divisional

Dalam organisasi divisional, pembagian organisasi didasarkan pada divisi-divisi penghasil laba. Di bawah setiap divisi dibagi atas dasar fungsi. Fungsi yang ada di bawah divisi meliputi fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Setiap divisi merupakan pusat laba dan mungkin sekaligus sebagai pusat investasi. Fungsi produksi yang ada di bawah divisi merupakan pusat biaya. Fungsi pemasaran yang ada di bawah divisi merupakan pusat pendapatan dan pusat biaya.

B. Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban muncul sebagai akibat dari adanya pendelegasian wewenang. Pendelegasian wewenang adalah pemberian wewenang oleh manajer lebih atas kepada manajer yang lebih rendah untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan otoritas secara eksplisit dari manajer pemberi wewenang pada waktu wewenang teersebut akan dilaksanakan. Trisnawati (2006 : 5), ada tiga alasan mengapa manajer mendelegasikan wewenangnya, yaitu:

a. banyaknya pekerjaan seorang manajer sehingga tidak mungkin dikerjakan oleh manajer tersebut.

b. mengikutsertakan bawahan serta memberikan kesempatan dalam menunjukkan prestasinya di perusahaan.

c. perlunya orang-orang untuk menggantikannya apabila manajer tidak berada dalam perusahaan.


(27)

Walaupun ada tugas dan wewenang yang didelegasikan atasan kepada bawahan, namun otoritas pimpinan tetap dipertahankan. Sebagai konsekuensi dari orang yang menerima wewenang, ia harus mempertanggungjawabkan wewenang tersebut kepada atasannya. Tanggung jawab adalah suatu kewajiban untuk melaksanakan wewenang yang dilimpahkan, dimana terjadi pelimpahan suatu peranan perorangan atau dalam kelompok, untuk berperan dalam kegiatan.

1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan merupakan suatu sistem dalam akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Istilah akuntansi pertanggungjawaban ini akan mengarah pada proses akuntansi yang melaporkan sampai bagaimana baiknya manajer pusat pertanggungjawaban memimpin, mengatur, mengarahkan pekerjaan yang langsung dibawah pengawasannya dan yang merupakan tanggungjawabnya. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan alat yang dipakai untuk mengendalikan biaya, karena dalam akuntansi pertanggungjawaban biaya-biaya diakumulasikan dan dilaporkan dalam suatu pusat pertanggungjawaban tertentu.

Hansen (2005 : 116), “Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka”. Menurut Samryn (2001 :


(28)

258), “Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen”. Sedangkan pengertian akuntansi pertanggungjawaban menurut Mulyadi (2001 : 218) adalah sebagai berikut.

Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikan rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas penyimpangan biaya dan pendapatan yang dianggarkan.

Dari pengertian akuntansi pertanggungjawaban menurut Mulyadi (2001 : 218), ia menyimpulkan bahwa syarat untuk dapat menerapkan akuntansi pertanggungjawaban yaitu:

a. struktur organisasi.

Dalam akuntansi pertanggungjawaban struktur organisasi harus menggambarkan aliran tanggung jawab, wewenang, dan posisi yang jelas untuk setiap unit kerja dari setiap tingkat manajemen selain itu harus menggambarkan pembagian tugas dengan jelas pula. Dengan demikian wewenang mengalir dari tingkat manajemen atas ke bawah, sedangkan tanggung jawab adalah sebaliknya.

b. anggaran.

Dalam akuntansi pertanggungjawaban setiap pusat pertanggungjawaban harus ikut serta dalam penyusunan anggaran karena anggaran merupakan gambaran rencana kerja para manajer yang akan dilaksanakan dan sebagai dasar dalam penilaian kerjanya. c. penggolongan biaya.

Pemisahan biaya ke dalam biaya terkendalikan dan tidak terkendalikan perlu dilakukan dalam akuntansi pertanggungjawaban. Karena tidak semua biaya yang terjadi di dalam satu bagian dapat dikendalikan oleh seorang manajer, maka hanya biaya-biaya terkendalikan yang harus dipertanggungjawabkan olehnya.

d. sistem akuntansi biaya.

Setiap tingkatan manajemen merupakan pusat biaya dan akan dibebani dengan biaya-biaya yang terjadi didalamnya yang dipisahkan antara


(29)

biaya terkendalikan dengan biaya tidak terkendalikan. Oleh karena biaya yang terjadi akan dikumpulkan untuk setiap tingkatan manajer maka biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkatan manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi.

e. sistem pelaporan biaya.

Bagian akuntansi biaya setiap bulannya membuat laporan pertanggungjawaban untuk setiap pusat-pusat biaya. Isi dari laporan pertanggungjawaban disesuaikan dengan tingkatan manajemen yang akan menerimanya.

Syarat-syarat yang telah diuraikan sebelumnya dalam menerapkan akuntansi pertanggungjawaban menunjukkan bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang baik harus memiliki standar yang telah ditentukan dan jika ternyata salah satu syarat diatas tidak terpenuhi maka harus ada perbaikan-perbaikan untuk menyempurnakannya.

2. Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban

Dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli jelaslah bahwa tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah mengajak para karyawan untuk melakukan pekerjaan yang benar serta dapat bertanggungjawab atas penyimpangan biaya maupun penghasilan (pendapatan) perusahaan. Adapun keuntungan dari akuntansi pertanggungjawaban itu sendiri adalah individu dalam organisasi ikut berperan serta dalam mencapai sasaran perusahaan secara efektif dan efisien. Menurut Mulyadi (2001 : 174), informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran. Sedangkan informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi masa lalu bermanfaat sebagai penilai prestasi manajer pusat pertanggungjawaban dan pemotivasi manajer.


(30)

Dari kutipan menurut Mulyadi tersebut, dapat dimukakan tiga manfaat dari akuntansi pertanggungjawaban, yaitu sebagai berikut.

a. Akuntansi pertanggungjawaban sebagai dasar penyusunan anggaran. Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Dalam proses penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang akan berperan dalam melaksanakan sebagian aktivitas pencapaian sasaran perusahaan dan ditetapkan pula sumber daya yang disediakan bagi pemegang peran tersebut untuk memungkinkan melaksanakan perannya. Sumber daya yang disediakan untuk memungkinkan manajer berperan dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan tersebut diukur dengan satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi. Oleh karena itu, penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika tersedia informasi akuntansi pertanggungjawaban, yang mengukur berbagai nilai sumber daya yang disediakan bagi setiap manajer yang berperan dalam usaha pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam tahun anggaran. Dengan demikian, anggaran berisi informasi akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur nilai sumber daya yangdisediakan selama tahun anggaran bagi manajer yang diberi peran untuk mencapai sasaran perusahaan.

b. Penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban.

Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan


(31)

manajer yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk merencanakan pendapatan dan/atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya, dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan/atau biaya tersebut menurut manajer yang bertangungjawab. Dengan demikian, informasi akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan skor yang dibuat oleh setiap manajer dalam menggunakan berbagai sumber daya untuk melaksanakan peran manajer tersebut dalam mencapai sasaran perusahaan.

c. Dapat menjadi media untuk memotivasi manajer agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai dengan tanggungjawabnya.

Orang akan memiliki motivasi untuk berusaha jika ia berkeyakinan bahwa suatu kinerja akan diberi penghargaan. Penilaian kinerja yang memberikan penghargaan akan berpengaruh langsung pada motivasi manajer untuk meningkatkan kinerja. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berisikan laporan pertanggungjawaban manajer dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk menilai prestasi manajer yang tentunya secara positif mendorong manajer untuk meningkatkan kinerjanya. Maksimalisasi motivasi manajer dan karyawan berarti membangkitkan dorongan dalam diri setiap orang untuk mengerahkan semua usahanya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Motivasi dapat dibangkitkan secara langsung yaitu dengan memberikan penghargaan berupa bonus dan promosi. Penghargaan tidak langsung dilakukan dengan memberikan


(32)

tunjangan kesejahteraan karyawan seperti asuransi, honorarium, liburan atau tunjangan lainnya.

3. Kondisi-kondisi yang Menunjang Efektivitas Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban

Menurut Supriyono (2000 : 142) akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan dengan baik apabila terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut.

a. Luas wewenang dan tanggung jawab pembuatan keputusan harus ditentukan dengan baik melalui struktur organisasi.

b. Manajer pusat pertanggungjawaban harus berperan serta dalam penentuan tujuan yang digunakan untuk mengukur kinerjanya.

c. Manajer pusat pertanggungjawaban harus berusaha untuk mencapai tujuan yang ditentukan untuknya dan untuk pusat pertanggungjawabannya.

d. Manajer pusat pertanggungjawaban harus bertanggung jawab atas kegiatan pusat pertanggungjawaban yang dapat dikendalikannya.

e. Hanya biaya, pendapatan, laba, dan investasi yang terkendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang harus dimasukkan kedalam laporan kinerjanya.

f. Laporan kinerja dan umpan baliknya untuk manajer pusat pertanggungjawaban harus disajikan tepat waktu.

g. Laporan kinerja harus menyajikan secara jelas selisih ang terjadi, tindaan koreksi, dan tindak lanjutnya sehingga memungkinkan diterapkannya prinsip pengecualian.

h. Harus ditentukan dengan jelas peranan kinerja manajemen terhadap struktur balas jasa atau perangsang dalam perusahaan.

i. Sistem akuntansi pertanggungjawaban hanya mengukur salah satu kinerja manajer pusat pertanggungjawaban, yaitu kinerja keuangan. Selain kinerja keuangan, seorang manajer dapat dinilai kinerjanya atas dasar tingkat kepuasan karyawan, moral, dan sebagainya.

Sebelum sistem akuntansi pertanggungjawaban disusun, harus lebih dahulu dipelajari garis wewenang dan tanggung jawab pembuatan keputusan sehingga dapat ditentukan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Sistem akuntansi pertanggungjawaban dirancang khusus sesuai


(33)

dengan struktur organisasi untuk dapat menyajikan laporan-laporan kinerja yang berguna dalam menilai sumbangan manajer tingkat tertentu dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

4. Fungsi Akuntansi Pertanggungjawaban

Dari beberapa penjelasan dimuka, terlihat bahwa sistem akuntansi pertanggungjawaban berfungsi sebagai alat pencatatan, pelaporan dan pengawasan (pengendalian). Penjelasan menurut Siagian (2004 : 29) sebagai berikut.

a. Pencatatan

Pusat pertanggungjawaban akan mengumpulkan semua biaya yang terjadi pada pusat pertanggungjawabannya dan melakukan pencatatan terhadap biaya-biaya tersebut.

b. Pelaporan

Setelah kegiatan-kegiatan pada pusat pertanggungjawaban terjadi, pusat pertanggungjawaban akan mempertanggungjawabkan semua aktivitasnya dengan membuat suatu laporan pertanggungjawaban. Tidak semua biaya menjadi tanggungjawab manajer pusat pertanggungjawaban, melainkan hanya biaya-biaya terkendali saja (controllable cost).

c. Pengawasan

Akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan sebagai alat pengawasan biaya karena akuntansi pertanggungjawaban mengumpulkan semua informasi akuntansi dari pusat-pusat pertanggungjawaban mengenai biaya maupun pendapatan, baik yang berupa anggaran maupun hasil produksi maupun hasil aktivitas sebenarnya. Dengan akuntansi pertanggungjawaban pimpinan perusahaan dapat melakukan pengawasan biaya secara efisien dari

performance report masing-masing pusat pertanggungjawaban.

C. Performance Report sebagai Alat Pertanggungjawaban

Laporan pertanggungjawaban yang lebih lazim dikenal dengan laporan kinerja (performance report) merupakan laporan yang menampilkan data dari


(34)

pusat pertanggungjawaban yang membandingkan hasil yang sebenarnya dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya, serta mengidentifikasi masalah yang timbul dari selisih yang terjadi. Oleh sebab itu performance report haruslah disusun sesuai prinsip dasar laporan yang terjadi dan laporan yang efektif.

Menurut Usry (1995 : 467), performance report memiliki dua tujuan, yaitu:

a. memberi informasi kepada manajer yang mengawasnya mengenai pelaksanaan kerja mereka dalam bidang-bidang yang menjadi pertanggungjawabannya.

b. mendorong para manajernya dan pengawasnya untuk mengambil tindakan langsung yang diperlukan guna memperbaiki pelaksanaan kerja.

1. Prinsip Dasar Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban

Langkah pertama dalam sistem pelaporan pertanggungjawaban adalah pembentukan garis dan bidang pertanggungjwaban. Setiap kotak pada bagan organisasi mewakili satu segmen (pusat biaya, divisi, departemen, dan lain-lain) yang membuat laporan dan yang menerima laporan mengenai fungsi-fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Mulyadi mengemukakan bahwa dasar-dasar yang melandasi penyusunan sebuah laporan pertanggungjawaban biaya adalah sebagai berikut.

a. Jenjang terbawah diberi laporan ini adalah tingkat manajer bagian. b. Manajer jenjang terbawah diberi laporan pertanggungjawaban biaya

yang diberi rincian mengenai realisasi biaya dibandingkan dengan anggaran biaya yang disusunnya.

c. Manajer jenjang diatasnya diberi laporan mengenai realisasi biaya pusat pertanggungjawaban sendiri dan ringkasan realisasi biaya yang dikeluarkan oleh manajer-manajer yang erada dibawah wewenangnya, yang disajikan dalam bentuk perbandingan dengan anggaran biaya yang disusun oleh wewenang-wewenang manajer yang bersangkutan. d. Semakin ke atas laporan pertanggungjawaban biaya disajikan semakin


(35)

Sebagai informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan, laporan yang dihasilkan sistem akuntansi pertanggungjwaban harus memperhatikan ciri-ciri pokok sebagai berikut.

a. Laporan harus sesuai dengan bagan organisasi, artinya ditujukan pada pribadi-pribadi pertanggungjawaban mengontrol bidang yang dilaporkan.

b. Bentuk laporan ini harus konsisten setiap kali diterbitkan. c. Laporan harus cepat dan tepat waktu.

d. Laporan harus diterbitkan secara teratur. e. Laporan harus mudah dimengerti.

f. Laporan harus memberikan perincian yang cukup namun tidak berlebihan.

g. Laporan harus memberi angka-angka yang dapat dibandingkan (perhitungan antara angka aktual dengan anggaran atau standar yang ditentukan dengan hasil aktual) dan harus menunjukkan varians-varians yang terjadi.

h. Laporan harus bersifat analisis.

i. Laporan manajemen harus dinyatakan baik dalam unit fisik maupun dalam unit uang, sebab dalam informasi dalam nilai uang mungkin tidak relevan bagi pengawas yang tidak mengerti bahasa akuntansi. j. Laporan dapat lebih menonjolkan keefisienan dan tidak keefesienan

dalam departemen-departemen.

2. Jenis Laporan Pertanggungjawaban Biaya

Jika ditinjau dari sudut yang menggunakan informasi, maka laporan informasi dapat dibagi atas dua jenis laporan, yaitu sebagai:

a. laporan ekstern, yaitu laporan-laporan yang ditujukan pada pihak luar perusahaan.

b. laporan intern, yaitu laporan-laporan untuk kepentingan manajemen intern dalam menjalankan atau melaksanakan kegiatan perusahaan.


(36)

Bila dilihat dari kedua hal yang sebelumnya, maka laporan pertanggungjawaban termasuk dalam laporan intern. Laporan intern perusahaan dapat dikelompokkan dalam dalam 3 kelompok, yaitu:

a. laporan perencanaan (planning report) b. laporan pengawasan (control report) c. laporan informasi (information report)

Dari ketiga laporan di atas, laporan dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:

a. laporan prestasi (performance report) b. laporan informasi (pnformation report)

Dalam hal ini laporan prestasi (performance report) merupakan suatu laporan yang menampilkan data dari pusat pertanggungjawaban, yang membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan anggaran yang telah dibuat sebelumnya, dibuat secara berkala dalam bentuk dan format yang tetap.

Menurut Mulyadi (2001 : 195), jenis laporan pertanggungjawaban biaya digolongkan menjadi tiga kelompok sesuai dengan jenjang organisasi, sebagai berikut.

a. Laporan pertanggungjawaban biaya – manajer bagian Laporan ini disajikan untuk para manajer bagian

b. Laporan pertanggungjawaban biaya – manajer departemen Laporan ini disajikan untuk para manajer departemen c. Laporan pertanggungjawaban biaya – direksi

Laporan ini disajikan kepada direktur utama, produksi, pemasaran.

Format umum laporan pertanggungjawaban biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi dapat dilihat pada gambar berikut:


(37)

Tabel 2.1 Format Umum Laporan Pertanggungjawaban Biaya

Bagian/Departemen/Direktur Laporan Pertanggungjawaban Biaya Bulan Kode

Rek.

Jenis Biaya/ Pusat Biaya

Bulan Ini Sampai Dengan Bulan Ini Realisasi Anggaran Penyimpangan Realisasi Anggaran Penyimpangan

Sumber : (Mulyadi, Akuntansi Manajemen Kosep, Manfaat dan rekayasa, Edisi Tiga, Jakarta : PT. Salemba Empat, 2001, hal 195)

D. Pengendalian Biaya

1. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Biaya 1.1 Pengertian Pengendalian Biaya

Pengertian biaya menurut Hansen (2004 : 40) dikemukakan bahwa, ”Biaya adalah kas yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi”. Dari pengertian biaya diatas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan yang dapat diukur dengan satuan uang atas kepemilikan barang atau jasa untuk suatu tujuan tertentu dan jangka waktu atau masa manfaat dari pengorbanan tersebut melebihi satu periode akuntansi. Berdasarkan uraian tersebut, maka biaya adalah pengorbanan yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut.

1. Merupakan pengorbanan sumber ekonomi 2. Diukur dalam satuan uang

3. Yang terjadi atau yang secara potensial terjadi 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu 5. Berkurangnya aktiva


(38)

6. Adanya kewajiban yang berakibat pada penurunan ekuitas

Jadi pengorbanan yang mencakup syarat tersebut dapat dianggap sebagai biaya sedangkan pengorbanan yang tidak menghasilkan manfaat dapat dianggap sebagai pemborosan (kerugian pada perusahaan). Sedangkan, pengertian pengendalian menurut Garrison (2003 : 97), ”Pengendalian dapat didefenisikan sebagai proses penentuan, apa yang dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu melakukan perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar”. Menurut pengertian tersebut, pengendalian merupakan fungsi yang dijalankan manajer untuk menjamin bahwa organisasi dan tindakan-tindakan anggotanya bergerak kearah tujuan yang sudah ditetapkan.

Pertama sekali yang dilakukan dalam pengendalian adalah menetapkan standar kinerja, mengukur kinerja nyata dan membandingkannya dengan standar yang sudah ditentukan. Jika ternyata terjadi penyimpangan maka dilakukan tindakan perbaikan. Jadi, pengendalian biaya adalah untuk membandingkan biaya yang seharusnya (dianggarkan) dengan biaya-biaya yang sesungguhnya terjadi dan bila terjadinya selisih maka selisihnya perlu dianalisis lebih jauh, sehingga diketahui faktor penyebab penyimpangan yang terjadi sampai pada dilakukannya tindakan koreksi.


(39)

1.2 Tujuan Pengendalian Biaya

Pengendalian dilakukan manajemen bertujuan antara lain:

a. untuk mengetahui apakah suatu pelaksanaan itu berjalan sesuai dengan rencana yang digariskan

b. untuk mengetahui apakah segala sesuatu yang dilaksanakan sesuai dengan instruksinya

c. untuk mengetahui kualitas-kualitas dan kelemahan dalam bekerja d. untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan secara berdaya

guna

e. untuk mencari jalan keluar, bilamana ditemui kesulitan-kesulitan Pengendalian bukan hanya untuk mencari kesalahan, tetapi berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan serta memperbaikinya jika terdapat kesalahan. Jadi, pengendalian biaya dilakukan sebelum proses, saat proses, setelah proses yakni hingga hasil akhir diketahui.

2. Proses Pengendalian Biaya

Menurut Trisnawati (2006 : 20), proses pengendalian dilakukan secara bertahap melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian biaya.

b. mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.

c. membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan bila ada.

d. melakukan tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.


(40)

3. Penentuan Pengendalian (Kontrolabilitas) Biaya

Terjadinya biaya pada pusat pertanggungjawaban tidak selalu sebagai akibat dari keputusan yang diambil oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan. Karena tidak semua biaya yang terjadi dapat dikendalikan oleh manajer, maka dalam pengumpulan dan pelaporan biaya setiap pusat pertanggungjawaban harus dipisahkan antara biaya terkendalikan dan biaya tidak terkendalikan. Hanya biaya-biaya yang terkendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban, yang disajikan dalam laporan biaya dan dimintakan pertanggungjawaban daripadanya. Oleh karena itu, akuntansi pertanggungjawaban biasanya menitikberatkan pada pertanggungjawaban biaya pusat pertanggungjawaban. Menurut Samryn (2001 : 264) biaya dapat digolongkan atas dasar pengaruh manajer terhadap biaya, penggolongannya adalah sebagai berikut:

1. biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.

2. biaya tidak terkendali adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan atau pejabat tertentu berdasarkan wewenang yang dimilikinya atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pejabat dalan jangka waktu tertentu.

Biaya-biaya yang sepenuhnya tidak dapat dikendalikan tidak akan memerlukan keputusan dan pertimbangan manajer karena hal itu tidak dapat mempengaruhi biaya, diabaikan dalam evaluasi manajer. Sebaliknya biaya-biaya yang dapat dikendalikan memberikan bukti tentang kinerja seorang manajer, sehingga memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan. Untuk memisahkan biaya kedalam biaya terkendalikan dan tidak terkendalikan pada kenyataannya seringkali ditemui kesulitan. Hanya sedikit biaya yang


(41)

terjadinya menjadi tanggungjawab seseorang. Pedoman untuk menetapkan apakah suatu biaya dapat dibebankan sebagai tanggungjawab seorang manajer pusat pertanggungjawaban menurut Larosa (2004 : 26) adalah sebagai berikut.

a. Jika seorang manajer memiliki wewenang, baik dalam perolehan maupun penggunaan jasa, ia harus dibebani dengan biaya jasa tersebut. Seseorang manajer jelas dapat mempengaruhi jumlah suatu biaya jika ia memiliki wewenang dalam memperoleh dan menggunakan jasa. Manajer pemasaran yang mempunyai wewenang memutuskan media prosmosi dan jumlah biayanya, bertanggungjawab penuh terhadap terjadinya biaya tersebut.

b. Jika seorang manajer dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah biaya tertentu melalui tindakannya sendiri, ia dapat dibebani dengan biaya tersebut. Seorang manajer mungkin tidak mempunyai wewenang dalam memutuskan pemerolehan barang atau jasa, baik harga maupun jumlahnya, namun dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah pemakainya. Dalam hal ini, ia dapat dibebani tanggung jawab pemakaian barang atau jasa tersebut.

c. Meskipun seorang manajer tidak dapat secara signifikan dapat mempengaruhi jumlah biaya tertentu melalui tindakan langsingnya sendiri, ia dapat juga dibebani biaya tersebut, jika manajemen puncak menghendaki agar ia menaruh perhatian sehingga ia dapat membantu manajer lain yang bertanggungjawab untuk mempengaruhi biaya tersebut.

Menurut Mulyadi (2001 : 169), biaya tidak terkendalikan dapat diubah menjadi biaya terkendalikan melalui dua cara yang saling berkaitan.

a. Dengan mengubah dasar pembebanan dari alokasi ke pembebanan langsung.

b. Dengan mengubah letak tanggung jawab pengambilan keputusan.

E. Akuntansi pertanggungjawaban sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Pengendalian Biaya

Pada umumnya perusahaan berorientasikan laba. Pencapaian laba yang maksimal ditentukan oleh adanya pengendalian yang memadai. Dalam hal ini


(42)

akuntansi pertanggungjawaban merupakan alat yang dipakai untuk mengendalikan biaya, karena dalam akuntansi pertanggungjawaban biaya-biaya dilaporkan menurut pusat pertanggungjawaban tertentu. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena informasi ini menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk merencanakan pendapatan dan biaya tersebut menurut manajer yang bertanggung jawab. Pada awal periode (tahun), setiap manajer harus melaporkan hasil dari perencanaan yang berupa anggaran, supaya dapat dilakukan pengendalian. Pada akhir periode, setiap manajer juga harus membuat laporan pertanggungjawaban yang dinamakan performance report yang berisi tentang perbandingan anggaran dan realisasi yang merupakan alat bantu pengendalian.

Pada penelitian ini, saya lebih menekankan kepada pengendalian biayanya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya biaya merupakan pengorbanan yang dapat diukur dengan satuan uang atas kepemilikan barang atau jasa untuk suatu tujuan tertentu dan jangka waktu atau masa manfaat dari pengorbanan tersebut melebihi satu periode akuntansi. Dapat disimpulkan biaya sangat mempengaruhi laba operasi sebuah perusahaan. Oleh karena itu, biaya harus dapat dikendalikan pengeluarannya, karena tanpa adanya pengendalian terhadap biaya dalam perusahaan, maka akan mengakibatkan perusahaan menderita kerugian.


(43)

Salah satu alat untuk mengendalikan penggunaan biaya dalam perusahaan adalah akuntansi pertanggungjawaban, karena dalam akuntansi pertanggungjawaban terdapat struktur organisasi perusahaan secara terperinci sehingga memudahkan pimpinan perusahaan untuk mendelegasikan wewenang kepada manajer yang ada dibawahnya Apabila terjadi penyimpangan dalam penggunaan biaya tersebut maka dapat dengan mudah pimpinan perusahaan untuk mencari siapa yang bertanggungjawab atas penyimpangan yang terjadi dalam biaya tersebut. Selain untuk memudahkan pendelegasian wewenang, dalam akuntansi pertanggungjawaban juga terdapat penyusunan anggaran biaya yang dilakukan oleh tiap-tiap departemen sehingga pihak departemen dapat mengendalikan biaya tersebut sesuai dengan anggaran yang telah dibuatnya.

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan penelitian terdahulu sebagai referensi dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis. Nasution (2003 : 69) yang melakukan penelitian pada perusahaan jasa yang bergerak di bidang real estate dan kontraktor menyatakan “sistem akuntansi pertanggungjawaban di perusahaan yang diteliti telah dilakukan dengan baik dan menerapkan konsep pengawasan manajemen, yaitu dengan adanya pusat pertanggungjawaban biaya”. Penelitian mengenai hubungan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pengendalian biaya pada lima hotel di kota Tasikmalaya yang dilakukan oleh Trisnawati (2006) menunjukkan semakin baik penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada perusahaan maka akan semakin baik pula efektivitas pengendalian biaya.


(44)

Penelitian mengenai peranan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat pengawasan biaya dan pengukuran kinerja pusat biaya pada sebuah perusahaan manufaktur di kota Medan yang dilakukan oleh Silalahi (2007) menyatakan akuntansi pertanggungjawaban lebih menekankan kepada penyusunan anggaran sebagai alat pengendalian dan ditemukan bahwa fungsi anggaran sebagai alat pengawasan biaya belum terlaksana secara maksimal pada perusahaan tersebut karena tidak adanya anggaran dari bidang-bidang yang terletak di bawah pusat pertanggungjawaban biaya.

Tabel 2.2

Tinjauan Penelitian Terdahulu Tahun

Penelitian Peneliti Judul Hasil Penelitian 2006 Susi

Trisnawati Hubungan Antara Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan Efektivitas Pengendalian Biaya (Survei Pada 5 Hotel di Kota

Tasikmalaya)

Terdapat hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang memadai dengan efektivitas pengendalian biaya pada

perusahaan. Dimana semakin baik penerapan akuntansi

pertanggungjawaban pada perusahaan maka akan semakin baik pula efektivitas pengendalian biaya. Sedangkan pengendalian biaya yang baik akan memudahkan penerapan akuntansi

pertanggungjawaban dalam perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. 2007 Ronald

Silalahi Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengawasan Biaya dan Pengukuran Kinerja Pusat Biaya Pada PT. VARIA SEKATA PANCUR BATU

Akuntansi pertanggungjawaban lebih menekankan kepada

penyusunan anggaran sebagai alat pengendalian dan ditemukan bahwa fungsi anggaran sebagai alat pengawasan biaya belum terlaksana secara maksimal karena tidak adanya anggaran dari bidang-bidang yang terletak di bawah pusat pertanggungjawaban biaya.


(45)

2003 Chairunnita Nst Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Sistem Pengawasan Biaya PT. IRA WIDYA UTAMA MEDAN

Sistem akuntansi

pertanggungjawaban di perusahaan telah dilakukan dengan baik dan menerapkan konsep pengawasan manajemen, yaitu dengan adanya pusat pertanggungjawaban biaya. Perusahaan dalam performance

reportnya menyajikan hasil

kegiatan/realisasi yang terjadi pada masing-masing varians, namun alasan timbulnya varians belum dimuat di laporan yang

menyebabkan kesulitan pihak manajemen dalam mengambil keputusan.

Sumber: Hasil olahan peneliti

G. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kerangka konseptual untuk membantu melakukan pemahaman dan pembahasan masalah seperti dibawah ini:

Perum Pegadaian

General (TOP) Manajer

Pusat Biaya

Data Biaya Proses Akuntansi

Pertanggungjawaban Laporan Biaya Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Sumber: Penulis, 2010


(46)

Perusahaan umum (Perum) Pegadaian menganut bentuk organisasi garis dan staff, dimana terdapat manajer pada masing-masing pusat pertanggungjawaban yang diberi kepercayaan/wewenang untuk mengelola (kekayaan) perusahaan. Salah satu kegiatan yang dilakukan manajer dalam mengelola (kekayaan) perusahaan adalah pengendalian (pusat) biaya. Dalam mengendalikan pusat biaya ini, dibutuhkan anggaran biaya yang dibuat pada awal periode (tahun) sebagai alat pengendalinya. Pada setiap akhir periode semua kegiatan yang berhubungan dengan biaya harus dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini akuntansi pertanggungjawaban yang merupakan bagian tak terpisahkan dari akuntansi manajemen membantu manajer dalam membuat sebuah laporan pertanggungjawaban biaya bagi manajemen puncak (pimpinan tertinggi perusahaah) yang dinamakan performance report. Laporan biaya ini harus disusun sedemikian rupa sehingga manajemen dapat segera mengetahui apa yang menjadi masalah dan dapat segera melakukan tindakan koreksi. Jika terdapat kesalahan yang fatal, maka manajer yang membawahi pusat pertanggungjawaban tersebut akan diberi sanksi (punishment), dan sebaliknya, jika kinerja manajer tersebut baik, maka akan diberikan penghargaan (award).


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif yang merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subyek berupa: individu, organisasional, industri atau perspektif yang lain, dimana penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan karakter subyek yang diteliti, mengkaji beberapa aspek dalam fenomena tertentu dan menawarkan ide masalah untuk pengujian atau penelitian selanjutnya.

B. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan peneliti adalah:

1. data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan atau penelitian, yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak perusahaan yang berkaitan dengan bagian akuntansi, dan diolah lebih lanjut oleh peneliti. Misalnya tanya jawab dengan Manajer Pusat Biaya, Asisten Manajer Treasuri, dan bagian Humas Perusahaan Umum Pegadaian Kanwil Medan.

2. data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan sebagai objek penelitian yang sudah diolah dan terdokumentasi di perusahaan, misalnya sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, laporan realisasi anggaran.


(48)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah:

1. teknik observasi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, dalam hal ini Perusahaan Umum Pegadaian Medan.

2. teknik wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dan diskusi secara langsung dengan pihak perusahaan, khususnya dengan bagian yang berhubungan dengan objek penelitian. Misalnya:

• tanya jawab dengan Manajer Pusat Biaya Perum Pegadaian Kanwil Medan sebagai pembuat laporan pertanggungjawaban biaya, untuk mengetahui apakah laporan pertanggungjawaban yang dibuat telah sesuai dengan teori yang telah diuraikan sebelumnya.

• tanya jawab dengan Asisten Manajer Treasuri sebagai pemakai laporan pertanggungjawaban yang dibuat, untuk mengetahui apakah manajer tersebut bisa membaca laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh pusat biaya, dan memakai laporan tersebut untuk mengendalikan biaya yang terjadi di perusahaan.

• wawancara dengan bagian Humas Perum Pegadaian Kanwil Medan untuk mengetahui struktur organisasi perusahaan beserta pembagian fungsi dan tugas masing-masing jabatan.

3. teknik dokumentasi, yaitu pemberian atau pengumpulan bukti dan keterangan (seperti: gambar, kutipan dan bahan referensi lain) atas penelitian yang


(49)

dilakukan. Misalnya dokumentasi dalam bentuk foto atas objek penelitian, atau rekaman wawancara yang dilakukan dengan pihak perusahaan.

D. Metode Penganalisaan Data Analisa data dilakukan dengan:

1. metode deskriptif, yaitu suatu metode dimana data yang dikumpulkan disusun, dinterpretasikan, dan dianalisa sehingga memberikan keterangan bagi pemecahan permasalahan yang dihadapi.

2. metode komparatif, yaitu membandingkan teori dengan praktek pada perusahaan. Kemudian mengambil kesimpulan dan memberikan saran dan hasil perbandingan tersebut sehingga memberikan keterangan bagi pemecahan masalah yang dihadapi.


(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan Umum Pegadaian Medan a. Sejarah Singkat Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian Medan

Pengenalan usaha pegadaian di Indonesia diawali pada masa awal masuknya Kolonial Belanda sekitar akhir abad ke-19, yaitu sejak masa VOC (Verenigde Oost Indesche Compagnie). Sampai dewasa ini pegadaian telah mengalami 5 (lima) periode permerintahan, yaitu :

• periode VOC (1746-1811)

• periode penjajahan Inggris (1811-1816) • periode penjajahan Belanda (1816-1942) • pediode penjajahan Jepang (1942-1945) • periode kemerdekaan

Pegadaian adalah suatu lembaga perkreditan tertua bercorak khusus, berdiri sejak jaman penjajahan Belanda dan telah dikenal masyarakat sejak lama, khususnya masyarakat golongan berpenghasilan menengah dan bawah. Pegadaian mempunyai tugas memberikan pelayanan jasa kredit berupa pinjaman uang dengan jaminan barang bergerak.

Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian dengan usahanya adalah penyediaan pelayanan bagi kemanfaatan umum sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan dan bertujuan untuk:


(51)

a. turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama golongan menengah ke bawah melalui penyediaan dana atas dasar hukum gadai dan jasa di bidang keuangan lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. menghindarkan masyarakat dari gadai gelap, praktek riba dan pinjaman tidak wajar lainnya.

Dengan mengindahkan prinsip–prinsip ekonomi serta terjaminnya keselamatan kekayaan negara, Perum Pegadaian menyelenggarakan usaha sebagai berikut.

a. Penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai

b. Penyaluran uang pinjaman berdasarkan jaminan fidusia (kepercayaan), pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa sertifikasi logam mulia dan batu adi serta usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya maksud dan tujuan perusahaan dengan persetujuan Menteri Keuangan.

Selain penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, Perusahaan menjalankan usaha jasa simpan syariah (ijaroh), sejak tanggal 10 Januari 2003. Perum Pegadaian berkantor pusat di Jalan Kramat Raya No.162 Jakarta, dengan 13 Kantor Wilayah serta 2.089 Cabang dan Unit Pelayanan Cabang di seluruh Indonesia (pada tanggal 31 Desember 2008). Salah satu Kantor Wilayah berada di Medan yang beralamat di Jl.Pegadaian No.112 Medan.


(52)

Visi dan Misi Perum Pegadaian

Setiap perusahaan mempunyai misi dan visi. Demikian juga dengan Perusahan Umum (Perum) Pegadaian. Misi dan visi Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian adalah :

Visi Perum Pegadaian

Pegadaian menjadi ”Champion” dalam pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai dan fidusia bagi masyarakat golongan menengah ke bawah.

Dalam mengantisipasi hadirnya undang-undang gadai swasta, dimana persaingan ke depan akan semakin ketat karena siapapun pemilik modal akan mampu dan mau terjun pada bidang usaha ini. Sebelum para pesaing memasuki industri gadai, Pegadaian mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin pasar. Persiapan dimulai dengan membuka sebanyak mungkin autlet dimana masyarakat akan lebih mudah untuk menggapainya.

Sasarannya adalah untuk memberikan kemudahan bagi pengusaha mikro dan kecil karena terbukti bahwa pengusaha mikro dan kecil yang dapat bertahan menghadapi krisis global yang melanda dunia tahun 1997 yang lalu. Peranan usaha mikro dan kecil lebih ditingkatkan dengan tersedianya pendanaan yang cepat dan aman yang disediakan Pegadaian.

Visi Pegadaian yang telah ditetapkan di atas sudah dipegang erat, seluruh daya dan upaya dikerahkan untuk mewujudkannya.

Misi Perum Pegadaian

Perum Pegadaian merumuskan misi perusahaan menyangkut batasan bidang bisnis yang akan digarap, sasaran pasar yang dituju dan upaya


(53)

peningkatan kemanfaatan Perum Pegadaian dinyatakan dengan kalimat sebagai berikut.

a. Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan menengah ke bawah dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman kepada usaha skala mikro dan menegah atas dasar hukumg gadai dan fiducia

b. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten.

c. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya.

Pegadaian adalah perusahaan yang turut serta meningkatkan perekonomian dengan memberikan dana berdasarkan hukum gadai dan fidusia kepada usaha menengah, kecil dan masyarakat luas secara mudah dan aman dan cepat untuk keperluan konsumtif terlebih untuk tujuan produktif sehingga terhindar dari praktik yang tidak terpuji yang merugikan mereka.

Inovasi produk terus dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas sehingga lebih memudahkan mereka memperoleh kebutuhan dana yang mereka inginkan. Beragam keinginan masyarakat yang dapat dikemas oleh Pegadaian untuk kepentingan perorangan maupun kepentingan kelompok dimana mereka dapat bersinergi untuk saling menopang/mendukung dan sekaligus sebagai jaminan pengembalian pinjaman kepada Pegadaian.


(54)

b. Struktur Organisasi Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian Medan Struktur organisasi adalah keseluruhan dari tugas –tugas yang dikelompokkan dalam fungsi yang ada sehingga merupakan suatu kesatuan harmonis, yakni diarahkan dan dikembangkan secara terus menerus pada suatu tujuan kondisi optimal. Struktur suatu organisasi ditunjukkan dalam bentuk suatu skema organisasi, yaitu suatu lukisan grafis yang menjelaskan berbagai hubungan antara fungsi-fungsi dalam organisasi, baik vertikal maupun horizontal, baik antar bagian maupun antar individu.

Berdasarkan hasil penelitian penulis pada Perum Pegadaian dapat diketahui bahwa perusahaan menganut bentuk organisasi garis dan staff yang dapat dilihat dalam dalam bagan pada lampiran I.

Fungsi dan tugas masing-masing bagian adalah sebagai berikut. a) Pimpinan Wilayah

Fungsinya:

kegiatan perusahaan di wilayah terutama dalam bidang operasional serta membantu fungsi-fungsi kantor pusat sesuai dengan kewenangan yang dilimpahkan direkasi. Sedangkan fungsi lainnya adalah membantu dalam menetapkan sewa modal, promosi produk yang ditawarkan dan juga mewakili pusat dalam hal masalah hukum apabila jasa yang ditawarkan dan juga mewakili pusat dalam hal masalah hukum apabila jasa yang ditawarkan mendapat masalah.


(55)

• rencana jangka panjang yaitu pembukuan kantor cabang dan juga promosi jasa baru seperti kreasi dan kresida serta rencana anggaran kantor wilayah.

• berusaha untuk mengembangkan usaha inti (jasa gadai) jasa lain (kreasi, kresida dan jasa titipan).

• mengamankan kekayaan perusahaan yang asa di kantor wilayah dan kantor cabang dan laporan inspektur wilayah yang mengawasi ke kantor cabang daerah setiap lainnya.

• strategi bisnis di kantor cabang yang menjadi acuan bagi para manajer cabang dengan cara promosi yang luas kepada masyarakat baik dengan papan reklame, mengurangi suku bunga/sewa modal. • mengembangkan serta mengendalikan kegiatan evaluasi berkala

terhadap kinerja pasa manajer cabang dan staf yaitu maried system yang maksudnya disini bahwa setiap bulan Juni dan Desember pimpinan wilayah mendapatkan laporan dari kantor cabang.

b) Inspektur Wilayah Fungsinya:

penilaian atas system pengendalian dan pelaksanaan seluruh kegiatan perusahaan, memberikan saran-saran dan mengatasi kantor wilayah dan kantor cabang dan menjalankan usahanya.

Tugasnya:

• mengawasi cabang-cabang serta memiliki jadwal rahasia dalam melakukan pemeriksaan ke kantor cabang.


(56)

• menyusun laporan dan memberikan saran/rekomendasi hasil pemeriksaan kepada atasan.

c) Bagian Operasional/Pemasaran Fungsinya:

merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan operasional dan pengembangan usaha inti, usaha lain dan syariah serta melakukan pemasarannya. Setiap cabang memberikan laporan setiap bulannya baik dari omzet setiap produk yang ada di Pegadaian sehingga bagian pengembangan dapat membandingkan perkembangan di setiap kantor cabang di daerah baik itu dari usaha jasa gadai, jasa titipan, jasa taksiran.

Tugasnya:

• mengawasi kegiatan pembinaan operasional usaha dan usaha lain serta usaha syariah dengan cara mengawasi setiap produk yang ditawakan baik itu promosi , omzet dan lain-lain.

• menyelesaikan masalah yang terjaddi bila ada kesalahan laporan dari cabang misalnya adanya omzet yang kurang.

d) Asisten Manajer Usaha Inti Fungsinya:

merencanakan, mengkoordinasi, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan operasional usaha inti serta melakukan pemasarannya serta mengatur semua kegiatan operasional dan pengembangan.


(57)

Tugasnya:

dalam menjalankan tugasnya manajer bekerja sama dengan staf pegawai dan juga yang bekerja di cabang untuk pengembangan setiap produk yang ditawarkan agar lebih lancar, contoh: setiap satu bulan sekali manajer memberi laporan kepadda pimpinan wilayah lalu kebagian OPP.

e) Asisten Manajer Lain Fungsinya:

merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengatasi pelaksanaan kegiatan operasional usaha lain serta melakukan pemasaran dan bekerja sama dengan staf operasional pengembangan dan menjalankan usaha lain dan berusaha untuk melakukan promosi pada masyarakat.

Tugasnya:

kegiatan promosi usaha lain, melakukan promosi dalam bentuk papan reklame, surat kabar dan brosur.

f) Manajer Keuangan Fungsinya:

perbendaharaan serta akuntansi kantor wilayah. Manajer Keuangan menentukan biaya yang keluar dengan persetujuan pimpinan wilayah. Tugasnya:


(58)

• rencana kerja dan anggaran bagian keuangan yang meneliti laporan dari cabang mengenai keuangan dan menentukan anggaran untuk setiap satu bulan atau tiga bulan sekali.

• menyusun rencana jangka panjang dan kerja serta anggaran kantor wilayah, mengalokasikan anggaran serta mengevaluasi realisasi anggaran dan pelaporan agar penggunaan keuangan dapat terkendali secara efektif dan efisien. Setiap kantor wilayah dan cabang harus memberikan laporan sehingga penggunaan uang atas biaya-biaya yang dikeluarkan dapat terkendali dengan baik.

g) Asisten Manajer Perbendaharaan Fungsinya:

merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pengurus perbendaharaan, penagihan dan perpajakan dan menyusun rencana kerja dan anggaran kantor wilayah dan kantor cabang. Dengan kerja sama dengan para staf keuangan dalam menjalankan fungsinya baik masalah pajak, listrik, telepon, dan lainnya yang menyusun biaya-biaya yang harus dikeluarkan setiap bulannya selama setahun kedepan. Tugasnya:

• mengurus dan menyelesaikan piutang/hutang kantor wilayah dan kantor cabang dan menyelesaikan sehingga tidak ada masalah dikemudian hari.

• mengurus perpajakan, asuransi dan iuran-iuran lainnya yang menjadi beban kantor wilayah dan kantor cabang.


(59)

h) Asisten Manajer Akuntansi Fungsinya:

mengawasi verifikasi dokumen keuangan dan pembukuan serta penyajian laporan keuangan kantor wilayah dan kantor cabang.

Tugasnya:

• merencanakan dan melaksanakan rencana kerja dan anggran sebagai akuntan seperti membuat laporan keuangan satu bualn sekali dan juga laporan realisasi anggaran pendapatan dan biaya. • merencanakan dan melaksanakan pembukuan dan penyusunan

laporan keuangan dan verifikasi dokumen serta ketetapan kode perkiraan pembukuan dan mengelompokkannya.

i) Manajer Sumber Daya Manusia Fungsinya:

merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, mengendalikan administrasi dan pengembangan serta kesejahteraan sumber daya manusia dan bekerja sama dengan staf pegawai dalam melakukan beberapa hal diantaranya pelatihan, diklat rekrutmen, promosi, mutasi, pensiun pegawai pengangkatan dan kenaikan gaji berkala, pemberian penghargaan dan hukuman.

Tugasnya:

• merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengawasi urusan diklat, promosi dan mutasi pada bulan Juni


(60)

sebanyak 22 pegawai serta mengawasi proses rekrutmen dan pensiunan pegawai.

• merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi proses pembuatan daftar gaji dan tunjangan, asuransi pegawai, cuti, bantuan pembinaan jasmani dan rohani, rekreasi, suatu perintah perjalanan dinas serta bantuan lainnya untuk pegawai kantor wilayah dan kantor cabang.

j) Asisten Manajer Perusahaan Fungsinya:

merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi proses pembuatan daftar gaji dan tunjangan, asuransi pegawai, cuti, bantuan pembinaan jasmani dan rohani, rekreasi, suatu perintah perjalanan dinas serta bantuan lainnya untuk pegawai kantor wilayah dan kantor cabang.

Tugasnya:

• merencanakan, mengkoordinassikan, melaksanakan dan mengawasi urusan asuransi pegawai, bantuan sosial, perjalanan dinas, uang pesangon persiapan pensiun pegawai, pembinaan jasmani rohani dan rekreasi serta bantuan lainnya serta bekerjasama dengan staf baik dalam membuat akses

• merencanakan, mengkoordinasinkan, melaksanakan dan mengawasi urusan cuti, dispensasi, jam kerja, lembur.


(61)

k) Manajer Logistik Fungsinya:

merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan dan perlengkapan rumah tangga dan pengelolaan bangunan pada kantor pusat dan kantor cabang dengan menjaga fasilitas yang dimiliki maupun perawatan bangunannya agar perlengkapan rumah tangga dapat dirawat.

Tugasnya:

merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan dan perlengkapan rumah tangga dan pengolahan bangunan pada kantor pusat dan kantor cabang dengan menjaga fasilitas yang dimiliki maupun perawatan bangunannya agar perlengkapan rumah tangga dapat dirawat.

l) Asisten Manajer Perlengkapan dan Rumah Tangga Fungsinya:

merencanakan, mengkoordinassikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pengurusan tata usaha, kantor, kebutuhan rumah tangga, perlengkapan dan keamanan serta kendaraan dinas.

Tugasnya:

merencanakan, mengkoordinassikan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan investasi kantor serta mengusulkan penghapusannya dan membuat laporan dari data dalam inventarisasi sarana lengkap sehingga terjaga dan terkoordinasi.


(62)

m) Asisten Manajer Bangunan Fungsinya:

merencanakan, mengkoordinassikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pengurusan administrasi tanah, bangunan dan prasarananya, rencana bangunan, membuat kalkulasi biaya dan pemeliharaan bangunan serta pengawasan pelaksanaan pembangunan, perbaikan bangunan di kantor pusat dan kantor cabang.

Tugasnya:

• merencanakan dan melaksanakan usulan rencana perbaikan bangunan dan prasarana maka dibuat rencana biaya dan kepemimpinan wilayah.

• merencanakan, melaksanakan pengurusan dan pemeliharaan bangunan, pemasaran dan rumah dinas untuk pejabat perusahaan n) Humas dan Hukum

Fungsinya:

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan kehumasan, protokol dan hukum di kantor pusat dan kantor cabang.

Tugasnya:

• melakukan publikasi dan pelayanan informasi perkembangan perusahaan kegiatan penyusunan hukum melalui koran (press

release) serta memberikan pelayanan kepada setiap masyarakat dan


(63)

• melaksanakan kegiatan kepustakaan serta evaluasi dan dokumentasi hukum dengan mengumpulkan dan menyimpan buku-buku yang sesuai dengan perusahaan dan arsip.

• mendampingi/mewakili pimpinan dalam menangani masalah hukum.

o) Ahli Taksir Fungsinya:

membantu pimpinan wilayah dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas sesuai dengan keahliannya dalan rangka penilaian dan penyesuaian taksiran barang jasmani sesuai dengan prosedur.

Tugasnya:

• melakukan evaluasi dan rata-rata taksiran, rata-rata uang pinjaman kantor cabang dalam rangkap taksiran dan uang pinjaman agar sesuai dengan prosedur serta melakukan pengujian barang bukti sesuai dengan permohonan instansi terkait dalam rangka penetapan nilai taksiran barang.

• melakukan survei dan pengkajian harga pasar setempat (HPS) atas barang jaminan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai bahan pedoman dan penempatan taksiran.


(64)

p) Fungsional Teknologi Informasi Fungsinya:

melakukan pemeliharaan dan pengamanan database, perangkat lunak, jaringan dan teknis perangkat lunak dan pemeliharaan dan perawatan database (data pegawai yang ada dalam komputer).

Tugasnya:

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi rencana kerja dan anggaran fungsional dan teknologi informasi dengan memberikan masukan dan usulan kepada pusat teknologi informasi yang terkait dengan pengembangan dan perbaikan penggunaan data perusahaan dan kehandalan aplikasi beserta infrastruktur sistem manajer cabang atas pelaksanaan pengoperasian data dan sistem aplikasi kantor cabang dalam pembukuan kantor wilayah.

c. Kegiatan Operasi Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian Medan Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian di dalam kegiatan usahanya menawarkan kepada masyarkat berupa produk dan jasa, yang meliputi.

a. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai

Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai berari mensyaratkan pemberian pinjaman dengan penyerahan barang bergerak sebagai jaminan oleh penerima pinjaman kepada pemberi pinjaman. Konsekwensi yang pertama dari hal tersebut adalah bahwa jumlah atau


(65)

nilai pinjaman yang diberikan kepada masing-masing peminjam sangat dipengaruhi oleh nilai barang bergerak yang akan digadaikan.

b. Penaksiran nilai barang

Selain memberikan pinjaman atas dasar hukum gadai, Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian juga memberikan jasa penaksir atas nilai suatu barang. Jasa ini dapat diberikan oleh Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian karena perusahaan ini mempunyai peralatan penaksir serta petugas-petugas yang sudah berpengalaman dan terlatih dalam menaksir nilai suatu barang yang akan digadaikan. Barang-barang yang akan ditaksir pada dasarnya meliputi semua barang bergerak yang bisa digadaikan, terutama emas, berlian dan intan. Masyarakat yang memerlukan jasa ini biasanya dengan ingin mengetahui nilai jual wajar atas barang berharganya yang akan dijual. Atas jasa penaksir yang diberikan, Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penaksiran.

c. Penitipan barang

Jasa lain yang ditawarkan oleh Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian adalah penitipan barang. Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian dapat menyelenggarakan jasa tersebut karena perusahaan ini mempunyai tempat penyimpanan barang bergerak yang cukup memadai. Gudang dan tempat penyimpanan barang bergerak lain milik pegadaian terutama digunakan untuk menyimpan barang-barang yang digadaikan oleh masyarakat. Mengingat gudang dan tempat penyimpanan lain ini


(66)

tidak selalu dimanfaatkan penuh atau adakalanya terdapat kapasitas menganggur, maka kapasitas menganggur tersebut dapat dimanfaatkan untuk memberikan jasa lain berupa penitipan barang. Masyarakat menitipkan barang di Pegadaian pada dasarnya karena alasan keamanan penyimpanan, terutama bagi masyarakat yang akan meninggalkan rumahnya untuk jangka waktu yang lama. Atas jasa penitipan yang diberikan, Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penitipan. d. Jasa Lain

Ketiga jenis jasa diatas hampir selalu ada pada setiap kantor Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian. Disamping ketiga jasa tersebut, kantor Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian tertentu juga menawarkan jasa lain seperti kredit kepada pegawai dengan penghasilan tetap, gold counter atau tempat penjualan emas, dan lain-lain.

Perum Pegadaian merupakan lembaga kredit yang mempunyai tugas memberikan pelayanan jasa kredit berupa pinjaman uang dengan jaminan barang bergerak. Produk-produk yang menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi perusahaan ini adalah produk bisnis inti dan produk bisnis non inti.

Adapun produk bisnis inti yang di berikan oleh Perum Pegadaian adalah KCA (Kredit Cepat Aman), sedangkan produk bisnis non inti adalah Gadai Syariah, Jasa Taksiran, Jasa Titipan, Kreasi, Krasida, Kresna, KTJG,


(67)

Kredit Perumahan Swadaya, Kredit Usaha Rumah Tangga, Properti, Jasa Lelang, Gadai Efek.

2. Akuntansi Pertanggungjawaban

Berdasarkan uraian pekerjaan yang terdapat dalam struktur organisasi, maka pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab pun menjadi jelas, dan selanjutnya memudahkan pengendalian bagi perusahaan. Adanya struktur organisasi (organization chart) dan uraian pekerjaan (job description) dari masing-masing unit kerja, merupakan dasar bagi departementalisasi. Departementalisasi dilakukan oleh perusahaan adalah bertujuan untuk memudahkan pengawasan baik di bidang pendapatan, biaya maupun perhitungan harga pokok produksi.

Sistem departementalisasi yang dilakukan ini selain bertujuan untuk memudahkan pengendalian, juga sekaligus bertujuan menggambarkan pusat-pusat pertanggungjawaban yang dimiliki oleh perusahaan.

Pusat Pertanggungjawaban Biaya

Untuk dapat menerapkan akuntansi pertanggungjawaban, anggaran serta laporan pelaksanaan kinerja, memegang peranan yang sangat penting dan saling mendukung. Anggaran akan mengumpulkan biaya-biaya penghasilan, sedangkan laporan pelaksanaan kerja digunakan untuk melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dianggarkan. Selanjutnya melalui laporan pelaksanaan kerja, pihak manajemen akan dapat mengikuti perkembangan


(68)

perusahaan dan mengambil kegiatan yang penting untuk memacu perkembangan perusahaan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti serta melihat struktur organisasi perusahaan dari Perum Pegadaian Medan, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan telah melakukan fungsi departementalisasi (divisi) yang bertujuan untuk memudahkan pengendalian biaya, juga sekaligus untuk menggambarkan pusat-pusat pertanggungjawaban yang dimiliki oleh perusahaan.

Pusat-pusat pertanggungjawaban pada Perum Pegadaian Medan adalah sebagai berikut.

a. Pusat Biaya (Cost Center) yaitu pada bagian pemasaran, bagian administrasi dan bagian produksi.

b. Pusat Pendapatan (Revenue Center) yaitu pada bagian pemasaran. Pusat pertanggungjawaban biaya pada Perum Pegadaian Medan adalah sebagai berikut.

a. Bagian Operasional dan Pemasaran

Pusat bagian biaya operasional dan pemasaran dikepalai oleh seorang manajer bagian operasional dan pemasaran dan membawahi asisten manajer usaha inti dan asisten manajer usaha lain.

b. Bagian Keuangan

Bagian ini juga dikepalai oleh manajer umum yang membawahi asisten manajer perbendaharaan dan asisten manajer akuntansi.


(69)

Bagian ini dikepalai oleh manajer umum yang membawahi asisten manajer administrasi dan pengembangan sumber daya manusia dan asisten manajer kesejahteraan.

d. Bagian Logistik

Bagian ini dikepalai oleh manajer umum yang membawahi asisten manajer perlengkapan dan rumah tangga dan asisten manajer bangunan.

Berikut ini akan diuraikan mengenai penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban pada Perum Pegadaian Medan.

a. Proses pencatatan biaya

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh informasi mengenai proses pencatatan biaya yang dilakukan oleh perusahaan sebagai berikut:

• semua transaksi terjadi berkenaan dengan pembiayaan di departemen-departemen tersebut diatas, pertama harus mempunyai bukti asli transaksi, kwitansi, faktur dan bukti-bukti setoran bank. Pada pengeluaran uang tunai harus mempunyai bukti berupa kwitansi atau kas bon debet.

• pencatatan data-data akuntansi untuk semua departemen dilakukan oleh departemen keuangan dan akuntansi.

• setiap transaksi yang menyangkut biaya dan juga penghasilan dari semua departemen senantiasa harus dilaporkan kepada departemen keuangan dan akuntansi melalui tembusan/copy formulir bukti asli, sehingga data-data biaya dari semua departemen tersebut dapat


(1)

lampiran i Jadwal dan Lokasi Penelitian

Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Bulan Feb 2010 Mar 2010 Apr 2010 Mei 2010 Jun 2010 Pengajuan Judul Penyelesaian proposal seminar Bimbingan Proposal Seminar proposal Bimbingan Skripsi

Penyelesaian Skripsi

Sidang (Meja Hijau)

Penelitian untuk penulisan skripsi ini berlangsung mulai dari bulan Februari sampai Juni 2010. Penelitian ini dilaksanakan ini dilakukan di Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian Medan yang beralamat di Jl.Pegadaian No.112 Medan.


(2)

KANTOR WILAYAH PEMIMPIN WILAYAH

HUMAS & HUKUM

AHLI TAKSIR

TEKNOLOGI INFORMASI BAGIAN OPERASIONAL DAN PEMASARAN Asisten Manajer Usaha Inti Asisten Manajer Usaha Lain BAGIAN KEUANGAN Asisten Manajer Perbendaharaan Asisten Manajer Akuntansi INSPEKTUR WILAYAH BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA Asisten Manajer Administrasi dan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Asisten Manajer Kesejahteraan BAGIAN LOGISTIK Asisten Manajer Perlengkapan dan Rumah Tangga Asisten Manajer Bangunan KANTOR CABANG


(3)

(4)

(5)

(6)