Keterbatasan Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

143 Selain faktor internal atau datang dari dalam sekolah yaitu orang tua, terdapat faktor ekternal yang datang dari masyarakat yaitu belum terbukanya konsep pendidikan sekolah alam oleh masyarakat sekitar. Belum terbukanya konsep pendidikan mengenai sekolah alam inilah yang menjadi salah satu faktor images sekolah terlihat kurang baik. Ketika peserta didik sedang belajar langsung di alam, seperti belajar dengan petani di sawah mengenai cara menanam padi, masih banyak masyarakat sekitar yang menganggap anak seusia peserta didik yang seharusnya duduk di kelas sekolah mendengarkan guru tetapi ditemukan sedang berada di sawah. Pendapat masyarakat yang kurang baik tersebut sebenarnya tidak berpengaruh sekali dengan kegiatan di Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo ataupun proses penanaman karakter, tetapi apabila masyarakat dapat bersinergi dengan baik dengan pihak sekolah dan tidak memiliki kesalah pahaman, alangkah lebih baik pula kedua pihak dapat saling mendukung, berjalan bersama dan saling gotong royong demi keharmonisan dan generasi masa depan. Faktor penghambat yang dimiliki sekolah dalam penanaman nilai karakter diantisipasi dengan berbagai kegiatan seperti Kembang mekar yaitu forum orang tua untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, keakraban serta dengan harapan semakin membuka pemikiran orang tua tentang konsep pendidikan sekolah alam. Faktor penghambat yang berasal dari luar sekolah diatasi dengan berbagai kegiatan seperti bersih pasar, bakti sosial, aksi menanam pohon dan lain sebagainya dengan harapan masyarakat dapat mengenal lebih dekat dengan pihak sekolah dan memahami konsep pendidikan serta menghilangkan kesalah pahaman antar kedua belah pihak.

D. Keterbatasan Penelitian

144 Penelitian ini mengalami keterbatasan salam memperoleh maupun menyajikan data penelitian. Beberapa keterbatasan peneliti antara llain; 1. Fokusnya peneliti meneliti penanaman pendidikan karakter di Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo, membuat peneliti tidak terlalu fokus dengan keterlibatan masyarakat di sekitar dalam penanaman karakter peserta didik. Peneliti hanya meluangkan satu hari untuk tenjun ke lapangan guna memperoleh data di masyarakat mengenai penanaman nilai karakter di SD SABS. Selain itu, beberapa hasil wawancara dan dialog dengan warga peneliti mngalami kesulitan dalam menyajikan di hasil penelitian dikarenakan beberapa hasil dialog merupakan peristiwa yang tidak untuk dipublikasikan hanya intik memperkuat data dalam penelitian saja. 2. Peneliti meiliki kesulitan membedakan sikap yang dilakukan oleh warga sekolah termasuk dalam nilai karakter bangsa pada poin tertentu. Sehingga peneliti penyajikan data nilai karakter yang membudaya yang memiliki sumber data yang paling dominan. 145

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo tidak memiliki perencanaan khusus dalam menanamkan pendidikan karakter pada warga sekolah khususnya pada peserta didik. Perencanaan terintegrasi dalam kurikulum yayasan yaitu spider web serta kegiatan proyek tematik di setiap kelas. Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo memiliki arahan pendidikan yang ditulis oleh pemilik yayasan dan diketahui oleh kepala sekolah dan fasilitator tetapi bukan merupakan patokan dalam penanaman pendidikan karakter. Pelaksanaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo terintegrasi dalam setiap kegiatan yang dijalankan seperti night camp, outing class, work with parent, Lapak Rabu, Jum’at sarapan, bersih-bersih lingkungan masyarakat, sholat berjamaah dan tepat waktu, gerakan menutup aurat, pembiasaan menjaga kebersihan, pembiasaan mandiri dan alain sebagainya. Terdapat enam nilai karakter bangsa yang telah dibiasakan dan menjadi budaya di Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo yaitu karakter religius, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, bersahabat komunikatif dan peduli lingkungan. Karakter yang telah menjadi budaya tersebut dilaksanakan sesuai fitrah anak atau tanpa paksaan dari berbagai pihak, dilaksanakan karena keinginan dan dibiasakan sejak dini dengan bantuan berbagai pihak dan tentu saja dengan bantuan alam. Proses evaluasi pendidikan karakter dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pihak orang tua dan pihak sekolah terwujud melalui karya peserta didik sendiri,