Pendidikan Karakter di Sekolah Alam

30 Tabel 1. Lapisan Kultur Sekolah Lapisan Kultur Keterangan Bentuk Perwujudan Keterangan Artifak Fisik A. Taman dan halaman yang rapi B. Gedung yang rapi dan bagus C. Interior ruang yang selaras D. Sarana ruang yang bersih dan tertata Nyata dan dapat diamati Perilaku 1. Upacara keagamaan 2. Kesenian yang berhasil 3. Membersihkan lingkungan Nilai dan Keyakinan 1. Lingkungan yang bersih, indah dan rapi 2. Suasana area belajar yang nyaman dan menyenangkan 3. Menjunjung nilai kejujuran dan kemandirian Abstrak dan tersembunyi Asumsi 1. Harmoni dalam hubungan 2. Kerja keras pasti berhasil 3. Sekolah bermutu adalah hasil kerjasama Kultur atau budaya sekolah selalu didasari dengan asumsi, nilai dan keyakinan yang bersifat abstrak. Asumsi, nilai, keyakinan yang berlaku tersebut terwujud dalam artifak yang berwujud dan dapat diamati dengan panca indera baik secara perilaku maupun fisik.

4. Pendidikan Karakter di Sekolah Alam

Kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan di mana saja, di dalam kelas maupun di luar kelas. Di sekolah formal pembelajaran yang berjalan mendominasi peserta didik untuk belajar di dalam kelas. Kondisi ini sering kali membuat peserta 31 didik merasa jenuh dan kurang bersemangat dalam belajar. Di zaman yang semakin inovatif ini ditawarkan konsep pembelajaran alternatif yang membuat peserta didik lebih bersemangat belajar dengan belajar di luar kelas dan langsung menerapkan pengetahuan di kehidupan sehari hari. Konsep tersebut tertanam dalam konsep sekolah alam. “Sekolah alam merupakan sekolah yang berbasis pembelajaran di luar kelas yang berarti langsung memanfaatkan alam sebagai objek pembelajaran. Sekolah yang berbasis kelas alam dan menggunakan alam sebagai media dan sumber belajar serta segala kegiatan belajar dikonsep secara alam”, Kurniawan. H 2016: 31. Menurut Vera. A. 2012: 17 yang mengemukakan tentang mengajar di luar kelas dapat dipahami sebagai suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di luar kelas, sehingga kegiatan atau aktifitas belajar mengajar berlangsung di luar kelas atau di alam bebas. Metode mengajar di luar kelas merupakan upaya mengajak lebih dekat dengan sumber belajar yang sesungguhnya, yaitu alam dan masyarakat. Sekolah alam menggunakan metode mengajar di luar kelas tidak hanya mengatasi kebosanan peserta didik tetapi lebih pada tujuan pokok yang ingin dicapai yaitu tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui pendidikan luar sekolah yang diungkapkan Menurut Vera. A. 2012: 22-25 antara lain: mengarahkan peserta untuk mengembangkan bakat dan kreatifitas; menyediakan latar setting yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta didik; meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya, serta cara mereka untuk membangun hubungan baik dengan alam; membantu mengembangkan segala potensi setiap peserta didik; 32 memberikan konteks dalam pengenalan pendidikan sosial dalam tataran praktik kenyataan di lapangan; menjunjung keterampilan dan ketertarikan peserta didik; menciptakan kesadaran dan pemahaman peserta didik cara menghargai alam dan lingkungan, serta menghargai perbedaan; mengenalkan berbagai kegiatan luar kelas yang dapat membuat pembelajaran lebih kreatif, memberikan kontribusi penting dalam rangka membantu mengembangkan hubungan guru dengan murid dan memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk pendidikan agar peserta didik dapat memahami secara optimal seluruh mata pelajaran. Kurniawan. H 2016: 29 meyatakan bahwa sekolah yang berbasis karakter dengan alam sebagai sarana penyampaiannya menurut dapat diidentifikasikan menjadi tiga hal, yaitu; a kelas alam natural, b kelas alam artifisial, dan c sekolah alam sosio-kultural. Tiga jenis kelas berbasis alam ini menekankan pada pendidikan karakter yang terintegrasi di dalamnya. Kelas alam natural menyampaikan nilai karakter dan tujuan pembelajaran melalui peserta didik yang benar-benar langsuung terjun ke alam. Contoh kelas alam natural yaitu alam sebagai sumber alami dalam pembelajaran, sehingga peserta didikbertanggungjawab atas kelestariannya. Kelas yang ke dua yaitu kelas alam artifisial, yaitu sekolah alam buatan dengan merancang pembelajaran baik sarana maupun konsep pembelajaran dibuat semirip mungkin dengan konsep alam yang sebenarnya walaipun area yang digunakan dalam pembelajaran yaitu di dalam ruang tertutup. Kelas alam yang terakhir yaitu kelas alam sosio-kultural atau sering disebut dengan sekolah masyarakat. Kelas alam ini menekankan pada interaksi sosial di dalamnya. Kelas ini bertujuan 33 menerapkan nilai karakter berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik lain dalam berdiskusi, bertukar pendapat maupun menyelesaikan masalah tertentu. Sekolah alam bertujuan membangun karakter peserta didik tidak hanya menekankan dari aspek kognitif tetapi mengunggulkan aspek moral dan karakter serta peserta didik dapat hidup selaras dengan alam. Adisendjaja. Y. H. 2008: 3 mengatakan bahwa hidup selaras dengan alam hanya akan tercapai jika setiap orang memahami prinsip berkelanjutan dan melaksanakan etika lingkungan. Peserta didik sejak dini sudah mulai diajarkan pentingnya menjaga lingkungan untuk kepentingan masa depan bangsa.

5. Pendidikan Karakter yang Membudaya Di Sekolah