mempergunakan kesempatan untuk melakukan sentuhan fisik. Namun demikian, perilaku seksual mereka masih secara alamiah. Mereka tidak jarang melakukan
pertemuan untuk bercumbu bahkan kadang-kadang mereka mencari kesempatan untuk melakukan hubungan seksual. Sebagian besar dari mereka mempunyai
sikap yang tidak mau bertanggungjawab terhadap perilaku seksual yang mereka lakukan.
4. Remaja akhir Pada masa remaja akhir, remaja sudah mengalami perkembangan fisik
secara penuh, sudah seperti orang dewasa. Mereka telah mempunyai perilaku seksual yang sudah jelas dan mereka sudah mulai mengembangkannya dalam
bentuk pacaran.
2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Seksual Pranikah
Menurut Soetjiningsih 2004, hubungan seksual yang pertama dialami oleh remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu :
1. Waktusaat mengalami pubertas. Saat itu mereka tidak pernah memahami tentang apa yang akan dialaminya.
2. Kontrol sosial kurang tepat yaitu terlalu ketat atau terlalu longgar. 3. Frekuensi pertemuan dengan pacarnya. Mereka mempunyai kesempatan untuk
melakukan pertemuan yang makin sering tanpa kontrol yang baik sehingga hubungan akan makin mendalam.
4. Hubungan antar mereka makin romantis.
Universitas Sumatera Utara
5. Kondisi keluarga yang tidak memungkinkan untuk mendidik anak-anak untuk memasuki masa remaja dengan baik.
6. Kurangnya kontrol dari orang tua. Orang tua terlalu sibuk sehingga perhatian terhadap anak kurang baik.
7. Status ekonomi. Mereka yang hidup dengan fasilitas berkecukupan akan mudah melakukan pesiar ke tempat-tempat rawan yang memungkinkan adanya
kesempatan melakukan hubungan seksual. Sebaliknya kelompok yang ekonomi lemah tetapi banyak kebutuhantuntutan, mereka mencari kesempatan untuk
memanfaatkan dorongan seksnya demi mendapatkan sesuatu. 8. Korban pelecehan seksual yang berhubungan dengan fasilitas antara lain sering
mempergunakan kesempatan yang rawan misalnya pergi ke tempat-tempat sepi. 9. Tekanan dari teman sebaya. Kelompok sebaya kadang-kadang saling ingin
menunjukkan penampilan diri yang salah untuk menunjukkan kematangannya, misal mereka ingin menunjukkan bahwa mereka sudah mampu membujuk
seorang perempuan untuk melayani kepuasan seksualnya. 10. Pengaruh media massa yang menampilkan perilaku seks bebas. Informasi seksual
dari media cetak seperti gambar dan cerita menjurus porno di majalah, koran. Sedangkan informasi pornografi media elektronik seperti menonton film porno,
melihat gambar porno, dan cerita-cerita porno di internet, menonton film di VCD DVD, melalui hand phone.
11. Penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol. Peningkatan penggunaan obat terlarang dan alkohol makin lama makin meningkat.
Universitas Sumatera Utara
12. Mereka kehilangan kontrol sebab tidak tahu akan batas-batasnya mana yang boleh dan mana yang tidak boleh.
13. Mereka merasa sudah saatnya untuk melakukan aktivitas seksual sebab sudah merasa matang secara fisik.
14. Adanya keinginan untuk menunjukkan cinta pada pacarnya. 15. Penerimaan aktivitas seksual pacarnya.
16. Sekedar menunjukkan kegagahan dan kemampuan fisiknya. 17. Terjadi peningkatan rangsangan seksual akibat peningkatan kadar hormon
reproduksiseksual. Dari faktor-faktor yang memengaruhi remaja melakukan perilaku seksual
pranikah di atas, terdapat pengaruh teman sebaya dan media massa sebagai sumber informasi seksual. Hal ini sesuai dengan hasil beberapa penelitian terdahulu yang
membuktikan bahwa adanya pengaruh variabel teman sebaya dan sumber informasi seksual terhadap perilaku seksual pranikah.
Penelitian Suharsa 2006 meneliti interaksi teman sebaya dengan perilaku seksual siswa SMA di Kabupaten Pandeglang menunjukkan bahwa responden yang
aktif berinteraksi dengan teman sebaya berpeluang melakukan perilaku seksual pranikah 7 kali lebih tinggi dibandingkan responden yang tidak aktif berinteraksi
dengan teman sebayanya. Penelitian Nursal 2008 mendapatkan hasil bahwa responden yang terpapar
media elektronik mempunyai peluang 3,06 kali untuk berperilaku seksual berisiko berat dibandingkan dengan responden yang tidak terpapar dengan media elektronik,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan responden yang terpapar media cetak mempunyai peluang 4,44 kali untuk berperilaku seksual berisiko berat dibanding tidak terpapar dengan media cetak.
2.4 Pengaruh Teman Sebaya terhadap Perilaku Seksual Pranikah