2.5.1 Media Cetak
Media cetak merupakan media komunikasi pertama yang dikenal manusia sebagai media yang memenuhi ciri-ciri komunikasi arah satu arah, lembaga, umum,
serempak. Media cetak berbentuk surat kabar, tabloid, majalah, bulletin. Pengertian media cetak menurut Rhenald Kasali 1992 dalam Febrian 2011 media cetak
adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan
halaman hitam putih. Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain atau peristiwa yang ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam
bentuk kata-kata, gambar, foto, dan sebagainya. Ciri-ciri media cetak yaitu daya tampungnya tinggi memiliki peluang untuk
menambah halaman, daya dokumentasinya tinggi sangat mudah disimpan atau diperbanyak, jaringan distribusinya terbatas karena sifatnya yang literer. Menurut
Dominick 2001 dalam Febrian 2011, media cetak memiliki kelebihan sekaligus kekurangan yaitu: pertama, kelebihan media cetak yaitu pada kedalaman analisisnya
yang lebih panjang dan tajam, kekurangannya dimensi “ruang” space lebih menentukan cara penyampaian berita. Kedua, media cetak memiliki kekayaan dalam
memberi informasi kepada khalayak yang lebih banyak dan mudah diingat, media cetak lebih permanen, dalam pengertian membacanya bisa diulang-ulang, dan bisa
dibaca kapan saja. Ketiga, kekurangan media cetak terletak antara hubungan wartawan dengan pembaca sangat berjarak, umumnya wartawan bersifat anonim.
Universitas Sumatera Utara
Keempat, proses penyajian berita pada media cetak lebih sederhana, yang menentukan wartawan sendiri dan redakturnya.
Meningkatnya minat seksual membuat remaja selalu berusaha mencari lebih banyak informasi mengenai seks. Hanya sedikit remaja yang memperoleh informasi
tentang seksual dari orang tuanya. Oleh karena itu, mereka selalu terdorong untuk mencari informasi seks melalui higienis seks, media cetak seperti majalah dan koran
yang menampilkan gambar-gambar vulgar, buku-buku seks dari temannya, internet, mengadakan eksperimen seksual, masturbasi, bercumbu, atau melakukan senggama.
Minat utama seks remaja yaitu pada hubungan seks, konteks, dan perilaku seksual Pieter dan Lubis, 2010.
Sarwono 2011 mengutip penelitian yang menghubungkan perilaku seksual dengan kadar informasi remaja tentang seks di Hongkong pada tahun 1981 terhadap
3.917 pelajar mengungkapkan bahwa sebagian besar dari mereka memperoleh pengetahuannya terutama dari media cetak seperti surat kabar, majalah atau
ceramah-ceramah tentang seks. Hanya 11 yang menyatakan bahwa mereka bisa bertanya kepada orang tuanya.
2.5.2 Media Elektronik