Jumlah Pendapatan dan Kemiskinan Petani

Secara sosiologis, setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai essensial, norma-norma sosial, pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya. Karena itu dapat dilihat bahwa perubahan-perubahan di suatu bidang secara langsung atau tidak langsung akan mengakibatkan perubahan bidang lain. Seperti halnya perubahan dalam meningkatkan taraf hidup pembangunan dalam meningkatkan kemandirian petani, maka dapat pula mempengaruhi dan mengubah sikap, nilai-nilai yang selama ini dianut. Nilai-nilai yang selama ini menjadi pedoman mulai mengalami benturan yang diakibatkan masuknya pengaruh nilai dari luar. Dimana perubahan peningkatan sosial ekonomi serta peningkatan kemandirian ini dikarenakan karena adanya program dari perusahaan. Seperti pendapat Soekanto 2005:306 bahwa ada kondisi-kondisi sosial primer yang menyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya kondisi-kondisi ekonomis, teknologis dan geografis, atau biologis yang menyebabkan terjadinya perubahan- perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya.

4.2.3.2 Jumlah Pendapatan dan Kemiskinan Petani

Jumlah pendapatan petani di desa ini tergolong menengah, namun masih masih ada juga yang tergolong rendah. Hal ini tergantung dengan jumlah lahan yang mereka miliki. Namun pendapatan mereka yang musiman memaksa mereka harus pandai dalam mengelola keuangan, dari satu musim panen sampai bertemu musim panen kembali. Yang biasa mereka lakukan adalah dengan menghitung biaya Universitas Sumatera Utara keperluan selama sebulan, kemudian membaginya menjadi beberapa bulan dan menyimpannya, yang kemudian mereka ambil setiap bulan untuk keperluan mereka selama satu bulan dan begitu seterusnya. Selain itu, hasil panen mereka tidak semuanya mereka jual, sebagian kecil mereka simpan untuk mereka konsumsi sendiri dan sedikit mereka simpan dirumah dalam bentuk gabah dan bila mereka kehabisan uang sebelum panen selanjutnya, maka gabah itu yang akan mereka jual untuk menambah pendapatan mereka dan itu dianggap sebagai simpanan mereka. Pendapatan petani saat ini telah meningkat setelah adanya program pengembangan masyarakat community development yang dilakukan oleh PTPN II Kwala Madu. Pendapatan Petani yang dulunya hanya dapat menghasilkan padi 5-6 ton per hektar dan juga hanya dapat panen sekali dalm setahun saat ini telah meningkat pesat menjadi 5-8 ton perhektar dengan jumlah panen 2 sampai 3 kali panen dalam setahun. Sebelum adanya program ini biasanya petani tetap bertani pada musim kemarau, tetapi bukan bertani padi melainkan tanaman-tanaman yang dapat bertahan di musim kemarau seperti palawaji, kacang-kacangan atau jagung dan tanaman lainnya yang dapat bertahan dengan bantuan disiram. Namun petani-petani itu menyadari bahwa lebih menguntungkan untuk menamam padi jika dibandingkan dengan jika menanam jenis tanaman yang lain. Seperti wawancara yang dilakukan kepada St Pr, 40 tahun di lapangan: “Dulu kami hanya dapat panen sekali dalam setahun dan dengan begitu kami memang harus bertani dengan tanaman lain agar dapat bertahan hidup pada masa paceklik walaupun hasil yang kami dapatkan sebenarnya tidak sebesar apabila kami bertani padi. Dan juga apabila kami bertani padi maka kebutuhan akan beras bisa tertutupi tanpa harus membeli, namun pada masa paceklik kami harus memberi beras dan itu membuat pengeluaran kami betambah Universitas Sumatera Utara padahal pemasukan kami malah berkurang. Sangat jauh berbeda dengan saat ini yang bisa panen 2 sampai 3 kali dalam setahun dan juga hasil panen yang meningkat menjadi sampai 8,8 ton perhektarnya” Sumber: Hasil wawancara 10 Mei 2010 Selain peningkatan perekonomian, juga terjadi peningkatan harga sawah di desa ini. Dulu harga sawah mencapai Rp. 5.000.000 per rantenya, namun saat ini minimal Rp. 8.000.000 atau Rp. 9.000.000 untuk per rantenya bahkan ada yang mencapai Rp. 100.000.000 per rantenya tergantung lokasi persawahannya jika berada di dekat tali air saluran irigasi dan berada di dekat jalan besar. Dan memang permintaan akan sawah di Desa Sambirejo ini memang lebih tinggi jika dibandingka n di desa sekitarnya karena adanya irigasi air limbah. Dan dengan adanya program ini banyak petani-petani dari desa lain yang pindah ke Desa Sambirejo ini untuk menjadi petani di desa ini agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi. Dalam kebutuhan sehari-hari keluarga petani membeli kebutuhan mereka dari warung-warung di dekat rumah, hal ini dilihat dari segi ke praktisannya dan juga jumlah pembelian mereka yang tidak terlalu besar. Kemudian jika mereka sedang tidak memiliki uang, maka dapat mengambil dahulu barang yang mereka butuhkan dan membayarnya ketika mereka sudah memiliki uang. Untuk hutang yang biasanya dilakukan oleh rumah tangga petani saat ini sudah mulai berkurang 50 dari sebelum adanya program ini karena adanya penambahan pendapatan. Sedangkan biaya untuk pertanian menurun 10, hal ini dikarenakan pemakaian pupuk yang berkurang. Karena dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa limbah dari perusahaan yang digunakan untuk mengaliri sawah dapat meningkatkan hasil Universitas Sumatera Utara pertanian tanpa perlu menggunakan pupuk yang berlebihan. Dan untuk keperluan pupuk ini lebih mudah di dapat dan dengan harga yang lebih murah jika petani masuk kedalam kelompok tani begitu juga dengan keperluan bibit dan racun untuk pertanian. Seperti teori perubahan sosial yang utarakan oleh Gillin dan Gillin Soekanto,2005:304 bahwa perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Karena itu penemuan akan kegunaan air limbah dari industri gula yang dapat meningkatkan dan menyuburkan tanah membawa perubahan baru dalam pertanian petani di Desa Sambirejo. Karena dapat mengurangi biaya produksi dan juga dapat meningkatkan hasil pertanian. Hal ini juga diperkuat oleh Samuel Kroenig Soekanto,2005:305 yang mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Dimana modifikasi-modifikasi terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab ekstern. Untuk jumlah keluarga miskin di Desa Sambirejo dapat dikatakan sedikit, yaitu 8.8 dari keseluruhan jumlah kepala keluarga di desa tersebut. Sejalan dengan hal tersebut pada temuan penelitian dapat diketahui bahwa pendapatan rata-rata minimum perkeluarga adalah Rp. 1.500.000 perbulannya dari hasil bertani. Namun biasanya melebihi jumlah tersebut, karena mereka memiliki income pool atau tambahan pendapatan dalam keluarga yang biasanya diperoleh dari pendapatan istri dan anak. Dan hanya 8.8 yang memiliki pendapatan dibawah angka tersebut. Hal Universitas Sumatera Utara ini sudah jauh berbeda dengan keadaan sebelum adanya program tersebut. Seperti wawancara yang telah di lakukan dengan informan S. Spd: “Saya rasa untuk jumlah kemiskinan di desa ini tidak begitu tinggi, walaupun memang kehidupan di desa ini terkesan sederhana. Namun saya rasa tidak ada keluarga yang sampai tidak bisa makan karena pendapatan mereka yang tidak mencukupi. Apalagi biasanya petani-petani di desa ini memiliki pekerjaan sampingan, minimal jika ia seorang petani biasanya juga seorang buruh tani. Dan juga para wanita di desa ini juga tidak hanya menerima hasil saja melainkan ikut membantu bekerja untuk menambah penghasilan keluarga” Sumber: Hasil wawancara 10 Mei 2010 Jumlah kesejahteraan dan kemiskinan di Desa Sambirejo dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2.3.2 Kesejahteraan Keluarga Di Desa Sambirejo Tahun 2009 No Keterangan Jumlah Keluarga Persentase 1 Keluarga Pra Sejahtera 146 8.8 2 Keluarga Kelas Menengah 175 10.6 3 Keluarga Sejahtera 1271 77 4 Keluarga Kelas Atas 59 3,6 Jumlah 1651 100 Sumber : Profil desa tahun 2009 Dengan adanya program pengembangan masyarakat community development ini tidak hanya satu pihak saja yang diuntungkan, tetapi kedua belah pihak. Keuntungan bagi pihak perusahaan adalah terjalinnya hubungan yang baik Universitas Sumatera Utara dengan masyarakat dan juga pembuangan air limbah tidak lagi menjadi sesuatu yang buruk ataupun masalah untuk masyarakat dan juga tidak meresahkan masyarakat. Sedangkan bagi petani adalah peningkatan kondisi sosial dan ekonomi yang lebih baik. Oleh karena itu petani yang berada disekitar perusahaan sangat senang dengan adanya program pengembangan masyarakat community development PTPN II ini karena berdampak positif bagi masyarakat sekitar perusahaan terutama di Desa Sambirejo. Karena dengan adanya program ini telah terjadi perubahan pada petani di Desa Sambirejo. Yaitu telah terjadi perubahan peningkatan kondisi sosial ekonomi dan menuju kemandirian bagi petani di Desa Sambirejo tersebut. Seperti diutarakan oleh M.I Lk, 55 tahun dilapangan: “Kami sangat bersyukur dengan adanya program pengembangan masyarakat community development yang dilakukan oleh perusahaan. Karena dengan adanya program ini kami telah terjadi perubahan yang lebih baik lagi bagi petani, baik itu dari segi sosial maupun ekonomi. Seperti halnya yang terjadi saat ini, saat ini kekompakan kami terasa lebih erat lagi. Kami sama-sama bergotong royong dalam menjaga saluran irigasi yang sudah ada dan juga membersihkan parit-parit yang dilewati saluran irigasi karena itu untuk kepentingan kami juga dan kelangsungan hidup perekonomian kami. Selain itu saat ini kami mengalami peningkatan pendapatan”. Sumber: Hasil wawancara, 17 Mei 2010 Karena program yang dijalankan oleh perusahaan ini masih berjalan sampai dengan sekarang, walaupun saat ini pihak perusahaan bukan lagi harus menyediakan saluran irigasi, tetapi pihak perusahaan masih tetap memonitoring perkembangan petani. Agar petani dapat menjaga, memanfaatkan serta mengembangkan fasilitas yang ada. Karena itu sebelum adanya penambahan saluran irigasi, hal yang paling utama adalah menjaga fasilitas yang sudah ada agar tetap dapat dipergunakan. Dan Universitas Sumatera Utara hal ini tidak hanya dilakukan oleh pihak perusahaan saja, para petani juga ikut ambil andil di dalamnya. Bahkan dalam pembagian saluran irigasi ini diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat bagaimana mereka mengelola air limbah yang ada agar dapat dibagikan secara adil kelahan persawahan yang ada. Dan orang yang membagikan air limbah untuk irigasi ini disebut penjaga tali air. Seperti yang diutarakan oleh M.I Lk, 55 tahun salah satu informan: “Setelah saluran irigasi ini di buat, semua urusan tanggung jawab pembagian air dan penjagaan telah diserahkan kepada masyarakat setelah ada sosialisasi yang telah dilakukan oleh PTPN II yang bekerja sama dengan Dinas Pertanian.” Sumber: Hasil wawancara 17 Mei 2010 Selain itu, petani juga diharapkan dapat memperluas saluran irigasi yang ada dengan kemandirian mereka yaitu dari dana swasembada yang mereka usahakan. Karena sampai saat ini mereka telah mampu mengembangkan jumlah saluran irigasi yang ada. Dan rencananya para petani akan terus di tambah sampai dapat mengaliri 1500 hektar sawah, karena pada saat pembangunan baru dilakukan pembuatan saluran irigasi yang dapat mengaliri 1000 hektar sawah namun saat ini sudah berkembang dan mencapai 1200 hektar. Dan penambahan saluran irigasi untuk 200 hektar ini berasal dari upaya yang dilakukan oleh para petani atas pendampingan kerja sama dengan pemerintah kabupaten. Karena telah terjadi perubahan kondisi sosial ekonomi, dan petani saat ini dianggap telah dapat berkembang maka kedepannya diharapkan menjadi lebih mandiri lagi. Dimana substansi kemandirian itu sendiri menunjuk pada adanya kepercayaan akan kemampuan diri untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tanpa Universitas Sumatera Utara bantuan khusus dari orang lain, keengganan untuk dikontrol orang lain, serta dapat melakukan sendiri kegiatan-kegiatan dan menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapi. Berdasarkan interpretasi data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi dilapangan kepada 5 orang informan dalam penelitian ini, seperti yang telah dijelaskan pada keterangan diatas, dapat di ketahui peranan pengembangan masyarakat community development PTPN II dalam pengembangan petani adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Matriks Kualitas Peranan Pengembangan Masyarakat Community Development PTPN II dalam Meningkatkan Kemandirian Petani Tahun 2005-2010 No Keterangan Kondisi Sebelum Kondisi Sesudah 1 Pendapatan : Jumlah Panen Hasil Panen 1 kali dalam setahun 5,5 ton Perhektar 2 -3 kali dalam setahun 8 ton Perhektar 2 Fasilitas umum: a. Sarana Kesehatan: b. Sarana Pendidikan: c. Sarana Olah raga: d. Sarana Peribadatan: e. Saluran Irigasi Puskesmas, Posyandu, Balai Pengobatan Masyarakat, Toko Obat TK, SD, Lembaga Pendidikan agama, Perpustakaan Desa Lapangan Sepak Bola, Bulu Tangkis, Tenis dan Voli Mesjid dan Mushollah Tidak ada Puskesmas, Posyandu, Balai pengobatan masyarakat, Toko obat TK, SD, Lembaga Pendidikan agama, Perpustakaan Desa Lapangan Sepak Bola, Bulu Tangkis, Tenis dan Voli Mesjid dan Mushollah Ada dan terus di perluas 3 Solidaritas Kekeluargaan Tinggi Lebih tinggi dari sebelumnya 4 Pendidikan Anak Tamat SD, SMP dan SMA dan Perguruan Tinggi Tamat SMP, SMA dan Perguruan Tinggi 5 Tradisi Bulan Suro, Pengajian perwiritan, Gotong royong Bulan Suro, Pengajian perwiritan, Gotong royong, Pesta rakyat Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menurut hasil penelitian dan observasi dilapangan dapat disimpulkam bahwa pengembangan masyarakat community development yang dilakukan oleh PTPN II Kwala Madu sangat berperan dalam meningkatkan kemandirian petani di desa Sambirejo. Pengembangan masyarakat community development yang dilakukan oleh PTPN II yang telah menghabiskan dana sekitar + Rp. 4.350.000.000, yang kemudian dilanjutkan oleh pemkab langkat. Program ini dilaksanakan pada tahun 2005 yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan yang dibantu oleh departemen pertanian perangkat desa dalam mensosialisasikannya. Pihak-pihak yang terlibat langsung dalam program ini adalah perusahaan, perwakilan dari masyarakat dan juga pemkab langkat. Dana sebesar 4 miliar tersebut digunakan untuk membuat saluran irigasi yang dapat mengairi 1000 hektar sawah yang berada di sekitar perusahaan, selain saluran irigasi yang diperuntukkan untuk masyarakat petani disekitar perusahaan. Selain saluran irigasi, perusahaan juga mengalirkan limbah pabrik air sisa pendinginan produksi gula yang terbukti dapat meningkatkan hasil panen para petani tanpa harus memberikan penambahan pupuk yang berlebihan. Namun penyaluran air limbah ini hanya dapat dilakukan pada saat penggilingan tebu masa produksi gula. Program ini telah mengembangkan kemandirian petani di Desa Sambirejo. Selain itu, perubahan sosial ekonomi yang dirasakan masyarakat dengan adanya Universitas Sumatera Utara