Analisis Regresi Linier Berganda Uji Asumsi Klasik

d. Nilai tengah mean untuk net profit margin 1,9453, efisiensi biaya bahan baku 3,5391, efisiensi biaya tenaga kerja langsung 3,1562, dan efisiensi biaya overhead pabrik 3,3281. e. Standar deviasi untuk net profit margin 0,72425, efisiensi biaya bahan baku 0, 87756,dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung 0,98363, serta efisiensi biaya overhead pabrik 0,91453.

B. Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4.11 menunjukkan hasil estimasi regresi linier berganda dengan pengolahan SPSS 16.00 for windows. Tabel 4.18 Hasil Estimasi Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .090 .367 .246 .806 Efisiensi Biaya Bahan Baku .103 .066 .125 1.556 .122 Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung .196 .059 .266 3.306 .001 Efisiensi Biaya Overhead Pabrik .262 .064 .331 4.118 .000 a. Dependent Variable: Net Profit Margin Sumber: Output SPSS 16.00 for windows Output di atas menunjukkan hasil regresi linier berganda, yaitu persamaan regresi sebagai berikut: Y = 0,090 + 0,103X 1 + 0,196X 2 + 0.262X 3 Di mana: Y = Laba Bersih Universitas Sumatera Utara a = Konstanta X 1 = Efisiensi Biaya Bahan Baku X 2 = Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung X 3 = Efisiensi Biaya Overhead Pabrik b 1,2,3 = Koefisien Regresi e = Standard Error Interpretasi model: a. Konstanta sebesar 0,090 menyatakan bahwa jika tidak terdapat efisiensi biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, maka laba bersih pada PTPN III Persero Medan adalah 0,090. b. Koefisien regresi X 1 = 0,103 menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda + Rp 1 efisiensi biaya bahan baku, maka laba bersih akan bertambah sebesar Rp 0,103. c. Koefisien regresi X 2 = 0,196 menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda + Rp 1 efisiensi biaya tenaga kerja langsung, maka laba bersih akan bertambah sebesar Rp 0,196. d. Koefisien regresi X 3 = 0,262 menyatakan bahwa setiap menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda + Rp 1 efisiensi biaya tenaga kerja langsung, maka laba bersih akan bertambah sebesar Rp 0,262. Universitas Sumatera Utara

C. Uji Asumsi Klasik

Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi agar model persamaan regresi linier berganda dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh efisiensi biaya produksi terhadap laba bersih. Syarat-syarat tersebut adalah: 1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas ini adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal Situmorang, dkk: 2008: 55. Analisis ini dapat dilakukan dengan pendekatan histogram, grafik, dan Kolmogrov-Sminorv. a. Pendekatan Histogram Gambar 4.1 menunjukkan grafik histogram hasil pengolahan SPSS 16.00 for windows. Sumber: Hasil Penelitian tahun 2006 – 2009 Gambar 4.1 Histogram Dependent Variable: Net Profit Margin Gambar 4.1 histogram menunjukkan bahwa distribusi data tidak menceng ke kiri ataupun menceng ke kanan. Hal ini berarti variabel data berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara b. Pendekatan Grafik Selain melalui pendekatan histogram, uji normalitas ini dapat diuji dengan menggunakan pendekatan grafik Sumber: Hasil Penelitian tahun 2007 – 2009 Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Net Profit Margin Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual peneliti berdistribusi normal. c. Pendekatan Kolmogrov-Sminorv Analisis ini menggunakan pendekatan Kolmogrov-Smirnov dengan menggunakan tingkat signifikan 5, maka nilai Asymp.sig. 2-tailed di atas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 128 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .64394139 Most Extreme Differences Absolute .099 Positive .070 Negative -.099 Kolmogorov-Smirnov Z 1.125 Asymp. Sig. 2-tailed .159 a. Test distribution is Normal. Sumber: Output SPSS 16.00 for windows Tabel 4.15 di atas menjunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,159 dan di atas nilai signifikan 0,05. sehingga dapat diambil keputusan bahwa variabel residual berdistibusi normal. 2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan grafik dan uji Glejser dengan bantuan SPSS 16.00 for windows. a. Pendekatan Grafik Sumber: Hasil Penelitian tahun 2007 – 2009 Gambar 4.3 Scatterplot Dependent Variable: Net Profit Margin Universitas Sumatera Utara Grafik scatterplot di atas memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak, baik di atas maupun di bawah. Hal menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi laba bersih. b. Uji Glejser Uji Glejser ini menggunakan kriteria pengambilan keputusan adalah jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5, maka disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas. Tabel 4.20 Hasil Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .760 .213 3.562 .001 Efisiensi Biaya Bahan Baku -.070 .038 -.161 -1.807 .073 Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung -.009 .034 -.024 -.264 .792 Efisiensi Biaya Overhead Pabrik .010 .037 .024 .269 .788 a. Dependent Variable: absut Sumber: Output SPSS 16.00 for windows Output SPSS di atas terlihat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik dan mempengaruhi variabel dependen absolut Ut absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5 atau 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model ini. Universitas Sumatera Utara 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Durbin Watson DW, dengan menggunakan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Tabel 4.21 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl d 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif dan negatif Tidak ditolak du d 4 - du Sumber: Situmorang, dkk 2009: 86 Tabel 4.18 berikut adalah hasil atau output SPSS untuk uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson DW. Tabel 4.22 Uji Durbin Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .458 a .209 .190 .65168 2.120 a. Predictors: Constant, Efisiensi Biaya Overhead Pabrik, Efisiensi Biaya Bahan Baku, Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung b. Dependent Variable: Net Profit Margin Sumber: Output SPSS 16.00 for windows Keputusan yang dapat diambil dari output Durbin Watson adalah: a. du d 4 – du b. 1,7326 2.120 2,2674 c. Keputusannya adalah tidak ada autokorelasi positif atau negatif Universitas Sumatera Utara 4. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya Tolorance dan Variance Inflation Factor VIF dengan membandingkan: a. VIF 5, maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas. b. VIF 5, maka tidak terdapat multikolinieritas. c. Tolorance 0,1, maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas. d. Tolorance 0,1, maka tidak terdapat multikolinieritas. Tabel 4.23 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .090 .367 .246 .806 Efisiensi Biaya Bahan Baku .103 .066 .125 1.556 .122 .991 1.009 Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung .196 .059 .266 3.306 .001 .982 1.019 Efisiensi Biaya Overhead Pabrik .262 .064 .331 4.118 .000 .989 1.011 a. Dependent Variable: Net Profit Margin Sumber: Output SPSS 16.00 for windows Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel 4.19 adalah tidak ada masalah multikolinearitas dalam model regresi karena nilai Tolorance seluruh variabel 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor VIF seluruh variabel 5. Universitas Sumatera Utara

D. Uji Hipotesis