D. Uji Hipotesis
1. Uji Simultan dengan F-Test ANOVA
Uji F uji signifikan simultan dilakukan untuk melihat secara bersama- sama serentak pengaruh signifikan dari variabel bebas, yaitu efisiensi biaya
bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik terhadap laba bersih. Kriteria pengujiannya adalah:
H
o
: b
1
,b
2
,b
3
= 0, artinya tidak terdapat pengaruh secara simultan yang positif dan signifikan dari variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
terhadap variabel terikat Y. H
1
: b
1
,b
2
,b
3
≠ 0, artinya terdapat pengaruh secara simultan yang positif dan signifikan dari variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
terhadap variabel terikat Y. Kriteria pengambil keputusannya:
H
o
diterima, jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 H
1
diterima, jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
Tabel 4.24 Perhitungan Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
13.955 3
4.652 10.953
.000
a
Residual 52.662
124 .425
Total 66.617
127 a. Predictors: Constant, Efisiensi Biaya Overhead Pabrik, Efisiensi Biaya Bahan Baku, Efisiensi
Biaya Tenaga Kerja Langsung b. Dependent Variable: Net Profit Margin
Sumber: Output SPSS 16.00 for windows
Tabel 4.20 Anova di atas memperlihatkan nilai F
hitung
adalah 10.953 dan F
tabel
pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05 adalah 2,68 sehingga F
hitung
F
tabel
10.953 2,68 yang artinya berpengaruh positif, dan α = 5 0,000 0,05 yang
artinya signifikan. Sehingga dapat disimpulkan H
o
ditolak dan H
1
diterima, artinya
Universitas Sumatera Utara
bahwa efisiensi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
laba bersih pada PTPN III Persero Medan. PTPN III telah melakukan efisiensi untuk biaya produksinya, yang terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, agar dapat memperoleh laba yang optimal, yang dilakukan dengan cara
melakukan pengendalian ataupun meminimalkan biaya-biaya produksi tersebut. Perusahaan akan menghasilkan laba yang maksimal di mana laba yang maksimal
adalah tujuan utama perusahaan dengan biaya yang minimal tersebut. 2.
Uji-t Uji Secara Parsial Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel bebas X,
yaitu efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan efisiensi biaya overhead pabrik memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial
terhadap variabel terikat Y, yaitu laba bersih. Kriteria pengujiannya adalah:
H
o
: b
1
= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari masing-masing variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
terhadap variabel terikat Y.
H
1
: b
1
≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari masing-masing variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
terhadap variabel terikat Y. Kriteria pengambil keputusannya adalah:
H
o
diterima, jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5 H
1
diterima, jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.25 Perhitungan Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.090 .367
.246 .806
Efisiensi Biaya Bahan Baku
.103 .066
.125 1.556
.122 Efisiensi Biaya Tenaga
Kerja Langsung .196
.059 .266
3.306 .001
Efisiensi Biaya Overhead Pabrik
.262 .064
.331 4.118
.000 a. Dependent Variable: Net Profit Margin
Sumber: Output SPSS 16.00 for windows
Tabel 4.21 menunjukkan bahwa nilai t
hitung
untuk variabel efisiensi bahan baku adalah 1.556, variabel efisiensi biaya tenaga kerja langsung adalah 3.306 dan
variabel efisiensi biaya overhead pabrik adalah 4.118. Kesimpulan dari tabel 4.21 tersebut adalah:
a. Variabel Efisiensi Biaya Bahan Baku X
1
memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap laba bersih. Hal ini dapat ditunjukkan oleh
nilai t
hitung
adalah 1.556 t
tabel
sebesar 1,97867 yang artinya memiliki pengaruh yang negatif, dan nilai signifikan 0.122 0,05 yang artinya
memiliki pengaruh yang tidak signifikan. Maka secara parsial variabel efisiensi biaya bahan baku berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap laba bersih pada PTPN III Persero Medan. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila perusahaan meningkatkan variabel
efisiensi biaya bahan baku sebesar satu satuan Rp, maka laba bersih Y akan menurun sebesar Rp 0,103.
Universitas Sumatera Utara
b. Variabel Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung X
2
memiliki nilai signifikan 0,01 0,05 artinya signifikan. Sedangkan t
hitung
= 3.306 dan t
tabe
l = 1,97867 sehingga t
hitung
t
tabe
l, yang artinya memiliki pengaruh yang positif. Maka secara parsial variabel efisiensi biaya tenaga kerja
langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih pada PTPN III Persero Medan. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila
variabel efisiensi biaya tenaga kerja langsung ditingkatkan sebesar satu satuan Rp, maka laba bersih Y akan meningkat sebesar Rp 0,196.
c. Variabel Efisiensi Overhead Pabrik X
3
memiliki nilai sig 0,000 0,05 artinya signifikan. Sedangkan t
hitung
= 4.118 dan t
tabe
l = 1,97867 sehingga t
hitung
t
tabe
l. Maka secara parsial variabel efisiensi biaya overhead pabrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih pada PTPN III
Persero Medan. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila variabel efisiensi biaya tenaga kerja langsung ditingkatkan sebesar satu satuan
Rp, maka laba bersih Y akan meningkat sebesar Rp 0,262. Variabel efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan efisiensi biaya
overhead pabrik secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih pada PTPN III Persero Medan, sehingga dapat dijelaskan pula bahwa jika
perusahaan sudah melakukan efisiensi terhadap biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dengan baik, yaitu dengan meminimalkan biaya produksi
tersebut, sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba bersih yang tinggi. Sedangkan variabel efisiensi biaya bahan baku secara parsial memiliki pengaruh
yang negatif dan tidak signifikan terhadap laba bersih. Hal ini disebabkan karena
Universitas Sumatera Utara
perusahaan kurang melakukan pengendalian terhadap biaya baku yang digunakan untuk proses produksi.
Secara parsial terlihat bahwa standardized coefficient dari variabel efisiensi biaya bahan baku adalah 0,125, variabel efisiensi biaya tenaga kerja
langsung adalah 0,226, dan variabel efisiensi biaya overhead pabrik adalah sebesar 0.331. Variabel-variabel di atas menunjukkan bahwa variabel efisiensi
biaya overhead pabrik memiliki angka tertinggi, yang berarti variabel efisiensi biaya overhead pabrik adalah yang paling dominan diantara kedua variabel
tersebut. Artinya walaupun perusahaan telah melakukan efisiensi terhadap biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung telah dilakukan dengan baik, tetapi
jika tidak melakukan efisiensi terhadap biaya overhead pabrik dengan baik, maka laba bersih yang dihasilkan perusahaan tidak maksimal. Laba bersih akan baik
jika efisiensi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik telah dilakukan dengan baik.
E. Koefisien Determinan R