Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
10 Kebijakan pendidikan menurut Corney adalah bagian dari kebijakan
negara state policies. Sebagai sebuah produk dari negara, kebijakan pendidikan dipengaruhi dan di latarbelakangi oleh suatu kepentingan politik
tertentu serta harus mendapatkan dukungan politik dari sebanyak mungkin kekuatan politik yang ada Arid Rohman, 2010: 269. Arif Rohman 2009:
108 menjelaskan, kebijakan pendidikan merupakan bagian dari kebijakan negarakebijakan publik yang mengatur khusus regulasi berkaitan dengan
penyerapan sumber daya, alokasi dan distribusi sumber, serta pengaturan perilaku dalam pendidikan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Mark Olsen, John Codd, dan Anne- Marie O’Neil, kebijakan pendidikan merupakan kunci bagi keunggulan,
bahkan eksistensi bagi negara-bangsa dalam persaingan global, sehingga kebijakan pendidikan perlu mendapatkan prioritas utama dalam era
globalisasi. Salah satu argumen utamanya adalah bahwa globalisasi membawa nilai demokrasi. Demokrasi yang memberikan hasil adalah
demokrasi yang didukung oleh pendidikan. Riant Nugroho, 2008: 36 Margaret E. Goertz mengemukakan bahwa kebijakan pendidikan
berkenaan dengan efisiensi dan efektifitas anggaran pendidikan. Isu ini menjadi penting dengan meningkatnya kritisi publik terhadap biaya
pendidikan Riant Nugroho, 2008: 37. Menurut Riant Nugroho 2008: 37 kebijakan pendidikan adalah kebijakan publik dibidang pendidikan.
Sedangkan kebijakan publik adalah keputusan-keputusan yang dibuat oleh istitusi negara dalam rangka mencapai visi dan misi dari bangsa. Dengan
11 demikian, kebijakan pendidikan harus sebangun dengan kebijakan publik.
Selain itu, kebijakan pendidikan difahami sebagai kebijakan dibidang pendidikan, sebagai salah satu bagian dari tujuan pembangunan negara
bangsa secara keseluruhan. Dari pemaparan diatas peneliti menyimpulkan bahwa kebijakan
pendidikan merupakan keputusan-keputusan yang dibuat oleh istitusi negara dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan bangsa di bidang pendidikan.
4. Kebijakan Sekolah
Doni Koesoema 2007: 158, kebijakan sekolah berkaitab dengan urusan tentang bagaiman sekolah mau menjalankan. Kebijakan ini ada yang
diekspresikan secara tertulis melalui aturan kepegawaian, sehingga para guru misalnya mengetahui proses-proses promosi kepegawaian, kebijakan
tentang rekruitmen gurukaryawan, kebijakan tentang penerimaan siswa baru, pengembangan staf dan pengembangan fasilitas sekolah.
Duke dan Canady 1991 mengemukakan kebijakan sekolah sebagai kerja sama dan keputusan oleh individu atau keinginan kelompok dengan
kewenangan yang sag dari dewan sekolah, pengawas, administrator sekolah atau komite sekolah dan tanggungjawab bagi kontrak negosiasi
Syafaruddin 2008: 118. Dari pemaparan dua ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kebijakan sekolah merupakan bagian dari kebijakan pendidikan yang diambil dilingkup sekolah. Kebijakan sekolah disusun oleh pihak-pihak