Pengertian Mutu Kepemimpinan Mutu Kepemimpinan

16 e. Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. f. Pimpinan formal yaitu seseorang yang ditunjuk sebagai pemimpin, atas dasar keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang melekat berkaitan dengan posisinya. g. Pimpinan informal yaitu seseorang yang ditunjuk memimpin secara tidak formal, karena memiliki kualitas unggul, dia mencapai kedudukan sebagai seorang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompokkomunitas tertentu. Wahjosumidjo 2003: 17 mengatakan bahwa kepemimpinan diterjemahkan ke dalam istilah: sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerja sama antar pesan, kedudukan dari satu jabatan administratif, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh. Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto 1988: 1 mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan dari kelompok tersebut yaitu tujuan bersama. Syaiful Sagala 2000: 145 mengemukakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu pokok dari keinginan manusia yang besar untuk menggerakkan potensi organisasi, kepemimpinan juga salah satu penjelas yang paling populer untuk keberhasilan atau kegagalan dari suatu organisasi. 17 Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan sebuah proses atau kegiatan mengarahkan, membimbing, menggerakkan dan mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai visi dan misi serta bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Jadi mutu kepemimpinan adalah tingkat kesuksesan suatu proses atau kegiatan seorang pemimpin dalam membimbing dan mengarahkan anggotanya demi mencapai tujuan yang akan disepakati.

2. Syarat-syarat Kepemimpinan

Kartini Kartono 2005: 36 menjelaskan bahwa persyaratan kepemimpinan harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting, yaitu : a. Kekuasaan ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu. b. Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang mampu mbawani atau mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada pemimpin, dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu. c. Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapanketerampilan teknis maupun sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa. 18 Earl Nightingale dan Whitt Schult 1965 tentang beberapa kemampuan pemimpin dan syarat yang harus dimiliki Kartini Kartono, 2005: 37 yaitu: a. Kemandirian, berhasrat memajukan diri sendiri individualism b. Besar rasa ingin tahu, dan cepat tertarik pada manusia dan benda-benda curious. c. Multiterampil atau memiliki kepandaian beraneka ragam. d. Memiliki rasa humor, antusiasme tinggi, suka berkawan. e. Perfeksionis, selalu ingin mendapatkan yang sempurna. f. Mudah menyesuaikan diri, adaptasi tinggi. g. Sabar namun ulet, serta tidak mandek berhenti. h. Waspada, peka, jujur, optimistis, berani, gigih, ulet realistis. i. Komunikatif, serta pandai berbicara atau berpidato. j. Berjiwa wiraswasta. k. Sehat jasmani, dinamis, sanggup dan suka menerima tugas yang berat, serta berani mengambil risiko. l. Tajam firasatnya dan adil pertimbangannya. m. Berpengetahuan luas, dan haus akan ilmu pengetahuan. n. Memiliki motivasi tinggi, dan menyadari target atau tujuan hidupnya yang ingin dicapai, dibimbing oleh idealisme tinggi. o. Punya imajinasi tinggi, daya kombinasi, dan daya inovasi. 19 Menurut Veithzal Rivai 2003 pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memiliki beberapa poin penting, yaitu : a. Bersikap luwes b. Sadar mengenai diri, kelompok, dan situasi. c. Memberi tahu bawahan tentang setiap persoalan dan bagaimana pemimpin pandai dan bijak menggunakan wewenangnya. d. Mahir menggunakan pengawasan umum dimana bawahan tersebut mampu dan mau mengerjakan sendiri pekerjaan harian mereka sendiri dan mampu menyelesaikan pekerjaan dalam batas waktu yang ditentukan. e. Selalu ingat masalah mendesak, baik keefektifan jangka panjang secara individual maupun kelompok sebelum bertindak. f. Memastikan bahwa keputusan yang dibuat sesuai dan tepat waktu baik secara individu maupun kelompok. g. Selalu mudah ditemukan bila bawahan ingin membicarakan masalah dan pemimpin menunjukan minat dalam setiap gagasannya h. Menepati janji yang diberikan kepada bawahan, cepat menangani keluhan, dan memberikan jawaban secara sungguh-sungguh dan tidak berbelit-belit. i. Memberikan petunjuk dan jalan keluar tentang metodemekanisme pekerjaan dengan cukup, meningkatkan keamanan dan menghindari kesalahan seminimal mungkin. 20 Dari pemaran di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa syarat-syarat kepemimpinan antara lain: a memiliki kekuasaan mampu mengarahkan bawahannya dengan tetap berpatok kepada aturan yang ada; b memiliki kemampuan yang baik pengetahuannya luas, inovativ, berprestasi dan mampu memimpin bawahan menuju lebih baik; c memiliki kewibawaan mampu dekat dengan bawahan namun tetap tegas terhadap aturan.

3. Tipe Kepemimpinan

Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi 2012: 36-37 menyatakan bahwa ada tiga tipe pokok kepemimpinan, yaitu : a. Tipe Kepemimpinan Otoriter Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang . Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas anak buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak pemimpin. Pimpinan memandang dirinya lebih dalam segala hal, dibandingkan dengan bawahannya. Kemampuan bawahannya selalu dipandang rendah sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa diperintah. b. Tipe Kepemimpinan Kendali Bebas Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otoriter. Pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan 21 kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara perorangan maupun kelompok-kelompok kecil. Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat. c. Tipe Kepemimpinan Demokratis Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok organisasi. Pemimpin memandang dan menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai subjek yang memiliki kepribadian dengan berbagai aspeknya, seperti dirinya juga. Kemauan, kehendak, kemampuan, buah pikiran, pendapat, kreativitas, inisiatif yang berbeda-beda dan dihargai disalurkan secara wajar. Tipe pemimpin ini selalu berusaha untuk memanfaatkan setiap orang yang dipimpin. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Kepemimpinan tipe ini dalam mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan di dalam unit masing-masing. Menurut Sondang P. Siagian 1994: 27 ada lima tipe kepemimpinan, antara lain : a. Tipe yang otokratik Pemimpin yang otokratik adalah seorang pemimpin yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otokratik cenderung menganut nilai organisasional yang berkisar pada pembenaran segala cara yang ditempuh untuk pencapaian tujuannya. Seorang pemimpin yang otoriter