Tipe Kepemimpinan Mutu Kepemimpinan
24 bisa tidak harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan dan berbagai
sasaran organisasi. Pemimpin yang demokratik melihat bahwa dalam perbedaan-perbedaan yang merupakan kenyataan hidup, harus terjamin
kebersamaan. Seluruh nilai-nilai yang dianut berangkat dari filsafat hidup yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Seorang pemimpin
yang demokratik dihormati dan segani dan bukan ditakuti karena perilakunya dalam kehidupan organisasional. Perilakunya mendorong
para bawahannya menumbuhkan dan mengembangkan daya inovasi dan kreativitasnya. Dengan sungguh-sungguh ia menggunakan pendapat,
saran dan bahkan kritik orang lain, terutama para bawahannya. Menurut Kartini Kartono 2005: 80-87 beberapa tipe kepemimpinan
yang dikelompokan oleh kelompok sarjana, antara lain : a.
Kepemimpinan Karismatik Tipe kepemimpinan ini memiliki kekuatan energi, daya-tarik dan
pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain. Sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan dapat dipercaya.
Pemimpin tipe ini banyak memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh terhadap pendirian sendiri.
b. Kepemimpinan paternalistik dan maternalistik
Tipe ini yaitu kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifat-sifat sebagai berikut :
1 Dia menganggap bawahanya sebagai manusia yang belumtidak
dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
25 2
Dia bersikap terlalu melindungi over protevtive. 3
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
4 Dia hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk berinisiatif. 5
Dia tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut dan bawahan untuk mengembangkan
imajinasi dan daya kreativitas mereka. 6
Selalu bersikap maha-tahu dan maha-benar. c.
Kepemimpinan militeristik Adapun sifat-sifat pemimpin yang militeristik antara lain ialah:
1 Lebih banyak menggunakan sistem perintahkomando terhadap
bawahannya, keras sangat otoriter, kaku, dan sering sekali kurang bijaksana.
2 Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
3 Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda
kebesaran yang berlebihan. 4
Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya disiplin kadavermayat.
5 Tidak menghendaki saran, usulan, sugesti, dan kritik-kritikan dari
bawahannya. 6
Komunikasi hanya berlangsung searah saja.
26 d.
Kepemimpinan otokratis Kepemimpinan otokrasi mendasarkan diri pada kekuasaan dan
paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau berperan sebagai pemain tunggal pada a one-man show. Dia berambisi sekali
untuk merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Bawahan tidak pernah diberi
informasi mendetail mengenai rencana dan tindakan yang harus dilakukan. Semua pujian dan kritikan terhadap segenap bawahan
diberikan atas pertimbangan pribadi pemimpin. Pemimpin otokratis itu senantiasa ingin berkuasa absolut, tunggal, dan merajai keadaan.
e. Kepemimpinan laissez-faire,
Pada kepemimpinan tipe ini, pemimpin praktis tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau mereka
sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab dikerjakan oleh
bawahan. Pemimpin hanyalah simbol, dan biasanya tidak memiliki kemampuan teknis. Pemimpin tipe ini biasanya mendapatkan kedudukan
melalui penyogokan, suapan ataupun sistem nepotisme. Dia tidak memiliki kewibawaan, tidak bisa mengontrol bawahan, dan tidak mampu
melaksanakan koordinasi kerja. f.
Kepemimpinan populistis Profesor Peter Worsley dalam bukunya The Third World
mendefinisikan kepemimpinan populistis sebagai kepemimpinan yang
27 dapat membangun solidaritas rakyat. Kepemimpinan populis ini
berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan kekuasaan serta bantuan hutang-hutang
luar negeri asing. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali nasionalisme.
g. Kepemimpinan administratif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif.
Pemimpinnya ialah teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakan dinamika modernisasi dan pembangunan. Dengan
demikian dapat dibangun sistem administrasi dan birokrasi yang efisien untuk memerintah yaitu untuk memantapkan integritas bangsa pada
khususnya, dan usaha pembangunan pada umumnya. h.
Kepemimpinan demokratis Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan
memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa
tanggung jawab internal dan kerja sama yang baik. Kekuatan kepemimpinan tipe ini terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga
kelompok. Pemimpin menerima masukan maupun sugesti dari bawahan, mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada
saat-saat dan kondisi yang tepat.
28 Kepemimpinan demokratis group developer memiliki gejala-gejala
sebagai berikut : 1
Organisasi dengan segenap bagian-bagiannya berjalan lancar, sekalipun pemimpin tersebut tidak ada di kantor.
2 Otoritas sepenuhnya didelegasikan ke bawahan, dan masing-masing
orang menyadari tugas serta kewajibannya. 3
Diutamakan tujuan-tujuan kesejahteraan pada umumnya, dan kelancaran kerja sama dari setiap warga kelompok.
4 Pemimpin
demokratis berfungsi
sebagai katalisator
untuk mempercepat dinamisme dan kerja sama, demi pencapaian tujuan
organisasi dengan cara yang paling cocok dengan jiwa kelompok dan situasinya.
Kepemimpinan demokratis menitikberatkan masalah aktivitas setiap anggota kelompok juga para pemimpin lainnya, yang semuanya terlibat
aktif dalam penentuan sikap, pembuatan rencana-rencana, pembuatan keputusan penerapan disiplin kerja, dan pembajaan etis kerja.