44
C. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Yogyakarta yang terletak di Jalan Panembahan Senopati No. 28-30. Penelitian dilaksanakan mulai bulan
Juni-selesai. SMP Negeri 2 Yogyakarta dipilih sebagai setting penelitian tentang mutu kepemimpinan kepala sekolah ini dengan alasan karena kepala
sekolah SMP Negeri 2 Yogyakarta merupakan kepala sekolah yang mendapat juara satu kepala sekolah berprestasi se-kota Yogyakarta.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian yang akan ditentukan, maka teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
wawancara, observasi dan pengamatan dokumen. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan pengertian dan pemahaman yang mendalam
mengenai situasi dan makna objek yang diteliti. Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan
kepada informan dengan tujuan untuk memperoleh data sesuai dengan indikator mutu kepemimpinan kepala sekolah yang sudah ditentukan
sebelumnya. Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang mutu kepemimpinan kepala sekolah secara menyeluruh. Wawancara antara
peneliti dan informan dilakukan secara face to face. Selain melakukan wawancara dengan kepala sekolah, peneliti melakukan wawancara dengan tiga
kepala sekolah, enam guru, dua karyawan staf dan dua belas siswa. Wawancara dengan kepala sekolah bertujuan untuk mendapatkan data tentang
tipe kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah SMP Negeri 2
45 Yogyakarta. Termasuk di dalamnya budaya mutu yang coba Pak EH terapkan
di sekolah, hubungan antara kepala sekolah dengan warga sekolah yang coba Pak EH cipta, cara-cara yang kepala sekolah tempuh untuk meningkatkan
prestasi sekolah siswa dan guru serta faktor penghambat dan pendukung kepemimpinan Pak EH. Wawancara dengan wakil kepala sekolah, guru dan
staf digunakan untuk mendapatkan data tentang kinerja kepala sekolah dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, tipe kepemimpinan, mutu kepemimpinan
kepala sekolah, serta faktor pendukung dan penghambat kepemimpinan kepala sekolah di SMP negeri 2 Yogyakarta. Sedangkan, wawancara dengan siswa
digunakan untuk mendapatkan penilaian serta pandangan siswa terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Data yang diperoleh melalui metode
wawancara dilengkapi oleh data yang didapatkan dari metode observasi. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati sekaligus mencatat kejadian-kejadian serta perilaku objek penelitian yang disaksikan selama penelitian berlangsung. Teknik observasi
digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan SMP Negeri 2 Yogyakarta. Dengan menggunakan metode observasi, peneliti mendapatkan data tentang
kondisi lingkungan di sekitar sekolah, sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah, keadaan gedung sekolah, dan keadaan ruang kelas. Selain itu, peneliti
mampu mengamati secara langsung bagaimana interaksi antara kepala sekolah dengan warga sekolah. Dengan observasi, peneliti mampu mengamati sikap
dan perilaku kepala sekolah di sekolah. Data yang diperoleh dari observasi
46 akan melengkapi data hasil wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala,
guru, staf, dan siswa. Pengamatan dokumen adalah teknik pengumpulan data yang berasal dari
data sekunder. Data-data tersebut dapat bersumber dari data tertulis, foto atupun gambar. Pengamatan dokumen sangat dibutuhkan untuk melengkapi
hasil wawancara dan observasi. Pengamatan dokumen dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data tentang profil sekolah, visi, misi, tujuan
sekolah, struktur organisasi, profil kepala sekolah, prestasi sekolah kepala sekolah, guru dan siswa, peraturan sekolah.
E. Instrumen Penelitian
Pada penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen utama penelitian. Hal ini dikarenakan semua proses pengumpulan data, mulai dari pemilihan
informan, pengumpulan data, analisis data sampai dengan penarikan kesimpulan dilakukan oleh peneliti. Adapun instrumen pendukung dalam
pengumpulan data, antara lain: pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman dokumen.
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi berupa poin-poin pokok yang digunakan peneliti sebagai acuan dalam pelaksanaan observasi terkait mutu kepemimpinan di
SMP Negeri 2 Yogyakarta. Pedoman observasi mempermudah peneliti dalam melakukan observasi. Hal ini dikarenakan semua data yang akan
diambil melalui observasi sudah direncanakan dan ditulis dalam pedoman observasi.