Peranan Sengon dalam Perbaikan Kualitas Lingkungan

Gambar 2 Anakan sengon, terlihat berdaun majemuk ganda Anonim, 2010e. Diantara keseluruhan bagian pohon, bagian terpenting dan bernilai ekonomis paling tinggi adalah batang atau kayunya. Pohon sengon berbatang lurus, panjang dan diameter batangnya dapat mencapai 100 cm. Perakaran sengon terbentang melebar. Selain susunan akar yang agak dangkal, terdapat pula susunan akar yang berkembang menghunjam ke dalam tanah. Semakin besar pohon, semakin kuat perakaran serabutnya sehingga mengurangi resiko terputusnya perakaran anakan saat akan dipindahkan dari polibag ke lapangan. Selain itu perakaran sengon, sebagaimana legum lainnya, mengandung bintil akar atau nodul akar. Bintil akar ini dapat mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi amonia yang dapat dimanfaatkan oleh pohon inang untuk pertumbuhan. Dengan sistem perakaran seperti ini sengon menjadi pohon yang cocok untuk dijadikan pohon utama dalam program penghijauan dan rehabilitasi lahan kritis Atmasuseno, 1994. Buah sengon berbentuk polong dan tipis, berwarna hijau sampai cokelat jika sudah masak. Panjang buah sekitar 6-12 cm. Setiap polong buah berisi 15-30 biji. Bila sudah masak biasanya biji tersebut terlepas dari polongnya. Biji berbentuk ellips seperti perisai kecil. Ketika masih muda berwarna hijau muda. Apabila sudah masak berwarna cokelat kehitam-hitaman, agak keras dan licin.

2.4 Peranan Sengon dalam Perbaikan Kualitas Lingkungan

Setiap menanam satu pohon sengon sebenarnya kita telah ikut andil dalam upaya perbaikan kualitas lingkungan. Upaya perbaikan di sini terutama dalam hal kesuburan tanah, tata air dan iklim mikro setempat. Tajuk sengon yang berbentuk perisai merupakan bentuk yang ideal sebagai pohon peneduh. Daunnya yang kecil menyebabkan sebagian sinar matahari tetap mengenai permukaan tanah sehingga memberikan kesempatan tumbuh bagi rumput-rumputan serta tanaman bawah lainnya. Dengan demikian tanah-tanah di bawah tegakan sengon senantiasa hijau dan berpeluang untuk ditumbuhi tanaman bawah lainnya. Seandainya diambil jari- jari tajuk sengon rata-rata 3 m, dapat dihitung luasan tanah yang ternaungi dianggap berupa lingkaran seluas 3,14 x r² = 3,14 x 9 m² = 28,26 m². Kerusakan lahan karena erosi di Indonesia khususnya di P. Jawa sudah cukup kritis. Tidak kurang dari 42 juta ha lahan gundul, kosong atau mempunyai tumbuhan kurang, 20 juta ha diantaranya dalam keadaan kritis. Di Pantai Utara P. Jawa erosi melebar sekitar 10 – 50 m per tahun dan di muara Kali Bodri rata-rata volume tanah tererosi mencapai 250 m 3 per tahunnya sehingga menimbulkan pendangkalan ke arah hilir sungainya. Oleh karena usaha pencegahan belum dapat mengimbangi laju perluasan lahan kritis maka diperkirakan luas lahan kritis ini akan meningkat terus sekitar 1 – 2 tiap tahunnya Atmasuseno, 1994. Peranan sengon dalam melindungi tanah sekitar tempat tumbuhnya sangat potensial mengingat daun-daun sengon yang jatuh akan dapat berperan sebagai pupuk hijau. Dengan demikian tanah-tanah yang ditanami akan lebih tahan terhadap erosi dan mempunyai kemampuan menyerap air aliran permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan di tanah gundul. Hal ini dapat dipahami karena tanah-tanah yang tertutup oleh tanaman mempunyai rongga-rongga atau jalur- jalur yang lebar sehingga air mudah masuk dan udara mudah keluar. Rongga- rongga itu terbentuk karena adanya jasad-jasad hidup, pembusukan akar tanaman dan sebagainya. Lubang cacing dengan lingkaran selebar 2,5 mm dapat mengalirkan air atau udara yang setara besarnya dengan air yang diserap oleh jutaan pori tanah. Dengan demikian penanaman sengon selain dapat mengurangi bahaya erosi juga dapat berfungsi untuk memperbaiki tata air dalam tanah. Upaya pemerintah dalam merehabilitasi lahan kritis akan sangat tertolong dengan penanaman sengon ini. Rehabilitasi lahan kritis yang meliputi rehabilitasi lahan pertanian dan rehabilitasi lahan hutan, akan dapat diatasi dengan penanaman sengon di lahan milik atau dalam skala besar sebagai HTI. Dalam skala kecil di lahan milik rakyat, penanaman pohon sengon telah dirintis oleh masyarakat Kabupaten Ciamis. Dalam beberapa tahun mendatang setiap daerah perbukitan yang selama ini dianggap kritis serta kurang produktif kelak akan hijau dan rimbun oleh pohon sengon. Karena akar pohon sengon mampu menfiksasi N₂ bebas dari udara, penanaman sengon akan dapat menyuburkan tanah-tanah yang ada di sekitarnya. Penyuburan tanah ini ditunjukkan oleh adanya perubahan kandungan nitrogen akibat adanya penanaman legum termasuk di dalamnya sengon. Kelebihan lain dari sengon yang berkaitan dengan lingkungan adalah kemampuannya untuk tumbuh pada tanah yang berkadar garam tinggi. Kelebihan ini akan semakin prospektif di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan jumlah tanah yang berkadar garam tinggi kian hari semakin bertambah. Hal ini disebabkan penghisapan air yang semakin meningkat terutama oleh dunia usaha dan industri di daerah pesisir. Kemampuan sengon untuk tumbuh di tanah yang berkadar garam tinggi memungkinkan tetap tersedianya kawasan hijau sebagai daerah tangkapan air di tanah yang sudah terpengaruh oleh intrusi air laut. Dengan demikian diharapkan suplai air tanah tetap tersedia sehingga laju penurunan permukaan air tanah dapat dikurangi Atmasuseno, 1994. Keuntungan lain dari kemampuan sengon tersebut adalah tersedianya peluang membangun hutan kota di wilayah yang telah terintrusi dengan menggunakan pohon sengon. Hutan kota ini akan sangat memberi banyak manfaat bagi kawasan tersebut karena dapat memperbaiki iklim mikro setempat, memberi rasa sejuk bagi kawasan industri yang biasanya terletak di tepi pantai dan tentu saja akan lebih sedap dipandang mata dari segi keindahan.

2.5 Pengelolaan Sengon