Pengendalian secara terpadu Morfologi

Dari nilai rata-rata kematian larva boktor sengon menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi Dimethoate 400 EC berkorelasi positif dengan tingkat kematian larva. Tingkat kematian larva bertambah tinggi dengan semakin tingginya tingkat konsentrasi yang digunakan. Pada tingkat konsentrasi 6 ccl, insektisida telah menunjukkan keampuhannya untuk membunuh larva. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi 6 ccl merupakan tingkat konsentrasi minimum yang efektif membunuh larva boktor, sekaligus merupakan tingkat konsentrasi maksimum ditinjau dari segi efek samping insektisida terhadap lingkungan.

f. Pengendalian secara terpadu

Strategi pengendalian hama secara terpadu adalah memanfaatkan cara-cara yang paling cocok dari semua metode pengendalian hama dalam suatu kombinasi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah hama. Metode-metode pengendalian hama ini hendaknya mempunyai efek samping yang paling kecil terhadap lingkungan. Pengendalian hama terpadu tidak melarang atau meminimumkan penggunaan insektisida tetapi hanya merubah cara, yaitu dari pemakaian untuk pencegahan atau penggunaan rutin, menjadi penggunaan menurut keperluan pemberantasan Tabel 12. Tabel 12 Berbagai kombinasi cara pengendalian hama X. festiva Husaeni, 2001 No. Kombinasi Pengendalian Kode Keterangan 1. Penyesetan kulit batang + penjarangan ST Dilakukan mulai umur 3 tahun. Penyesetan kulit setiap 3 bulan, penjarangan setiap tahun. 2. Penyesetan kulit + pele- pasan parasitoid SP Dilakukan mulai umur 3 tahun. Penyesetan kulit setiap 3 bulan, pelepasan parasitoid 2 kali setahun. 3. Penjarangan + pelepasan parasitoid TP Dilakukan mulai umur 3 tahun. Penjarangan setiap tahun, pelepasan parasitoid 2 kali setahun. 4. Penyesetan kulit batang + penjarangan dan pelepasan parasitoid STP Dilakukan mulai umur 3 tahun. Penyesetan kulit setiap 3 bulan, penjarangan setiap tahun, pelepasan parasitoid 2 kali setahun.

4.1.3.2 Xystrocera globosa Oliv.

a. Morfologi

Xystrocera globosa termasuk famili Cerambycidae, ordo Coleoptera, biasa juga disebut dengan boktor sengon. Telur yang baru diletakkan berwarna putih susu, tetapi satu hari kemudian warnanya berubah menjadi kuning. Bentuk telur lonjong oval, sama seperti telur X. festiva, hanya ukuran telurnya lebih kecil, yaitu 1,26 x 0,7 mm. Telur-telurnya berkelompok dalam satu lapisan dan satu sama lain saling melekat. Larvanya berwarna kuning gading. Pupanya mula-mula berwarna putih kekuningan, semakin tua umurnya, warnanya berangsur-angsur berubah dan akhirnya seperti imagonya kumbang. Ukuran tubuh X. globosa lebih kecil dari pada X. festiva, namun warnanya sama yaitu coklat kemerahan. Pada bagian tengan elitranya terdapat jalur berwarna hijau searah dengan panjang tubuhnya, pada X. festiva jalur ini terletak disisi luar elitra. Panjang tubuhnya sekitar 2,5 cm, tubuh kumbang jantan lebih kecil dari yang betina. Panjang antena kumbang jantan 1,5 kali panjang tubuhnya sedangkan panjang antena kumbang betina kurang lebih sama dengan panjang tubuhnya.

b. Siklus hidup