Pertimbangan yang Bersifat Non Yuridis

memenuhi unsur-unsur dari setiap pasal yang dilanggar, berarti terbuktilah menurut hukum kesalahan terdakwa melakukan perbuatan seperti dalam pasal yang didakwakan kepadanya. Menurut Pasal 197 huruf e KUHAP salah satu yang harus dimuat dalam surat putusan pemidanaan adalah pasal peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pemidanaan. Pasal-pasal yang didakwakan oleh penuntut umum menjadi dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan. Keseluruhan putusan hakim yang diteliti oleh penulis, memuat pertimbangan tentang pasal-pasal dalam undang-undang narkoba yang dilanggar oleh terdakwa. Tidak ada satu putusanpun yang mengabaikannya. Hal ini dikarenakan pada setiap dakwaan penuntut umum, pasti menyebutkan pasal-pasal yang dilanggar oleh terdakwa, yang berarti fakta tersebut terungkap di persidangan menjadi fakta hukum.

2. Pertimbangan yang Bersifat Non Yuridis

Di samping pertimbangan yang bersifat yuridis hakim dalam menjatuhkan putusan membuat pertimbangkan yang bersifat non yuridis. Dari hasil penelitian penulis terhadap sepuluh putusan Pengadilan Negeri Medan ada beberapa pertimbangan yang bersifat non yuridis yaitu: a. Akibat perbuatan terdakwa. b. Kondisi diri terdakwa. Agustina Wati Nainggolan : Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2009 ad.a. Akibat Perbuatan Terdakwa Perbuatan terdakwa dalam hal penyalahgunaan narkoba sudah barang tentu membawa akibat kepada diri sendiri ataupun kepada orang lain. Selain berakibat buruk kepada keluarga korban juga berakibat buruk kepada masyarakat luas. Seperti yang sudah dikemukakan penulis pada awal tulisan ini dampak dari penyalahgunaan narkoba ini sangat menakutkan sampai-sampai bisa menghilangkan generasi suatu bangsa lost generation. Akibat-akibat yang seperti ini bisa menjadi pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan. Mungkin karena begitu berbahayanya akibat yang ditimbulkan oleh tindak pidana narkoba, sehingga dari hasil penelitian penulis terhadap sepuluh putusan hakim Pengadilan Negeri Medan, semua hakim mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan terdakwa dalam menjatuhkan putusan. Dapat dilihat pada perkara Nomor: 2.498Pid.B2004PN.Medan, Nomor : 2.200Pid.B2005PN.Medan, Nomor : 1.920Pid.B2005PN.Medan, Nomor : 2.234Pid.B2006PN.Medan, Nomor : 5.089Pid.B2006PN.Medan, Nomor : 2.637Pid.B2007PN.Medan, Nomor : 3.916Pid.B2007PN.Medan, Nomor : 4.200Pid.B2008PN.Medan, Nomor : 1.500Pid.B2004PN.Medan, Nomor : 1.570Pid.B2008PN.Medan. Ad.b. Kondisi Diri Terdakwa Kondisi diri terdakwa dalam tulisan ini dapat diartikan sebagai keadaan fisik maupun psikis terdakwa sebelum melakukan kejahatan, termasuk status sosial yang melekat pada dirinya. Kondisi fisik yang dimaksud adalah usia dan tingkat kedewasaan, sementara keadaan psikis dimaksudkan adalah perasaan misalnya dalam Agustina Wati Nainggolan : Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2009 keadaan marah, gemetar, keringat dingin, pikiran kacau dan tidak normal. Sedangkan yang dimaksudkan dengan status sosial adalah predikat yang dimiliki dalam masyarakat yaitu apakah pejabat, polisi, kuli bangunan, wiraswasta dan sebagainya. Dari pengamatan penulis terhadap sepuluh putusan hakim bahwa hakim tidak mempertimbangkan status sosial terdakwa, Karena di antara putusan yang penulis teliti ada tiga putusan dalam hal ini terdakwanya berprofesi sebagai anggota Polri tetapi dalam putusannya hakim tidak mempertimbangkan. Padahal sebagai penegak hukum seharusnya memberi contoh yang baik kepada masyarakat bukan malah melanggar hukum sehingga penulis berpendapat sudah sewajarnya apabila dalam putusannya hakim mempertimbangkannya. Bila perlu hukuman untuk penegak hukum yang melakukan tindak pidana narkoba lebih berat daripada hukuman terhadap masyarakat biasa. Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan dilihat dari kondisi diri terdakwa. Dari 10 sepuluh putusan hanya 2 dua putusan yang mempertimbangkan kondisi diri terdakwa yaitu putusan No. 1.500Pid. B2004 PN Medan dan No. 2200Pid. B2005PN Medan, selebihnya yaitu sebanyak 8 delapan putusan tidak mempertimbangkannya.

3. Hal-hal yang Memberatkan dan Meringankan Pidana