Putusan Hakim Tidak Membuat Jera Pelaku Tindak Pidana Narkoba

perbuatan itu, keadaan pribadi terdakwa. Dengan demikian putusan pidana tersebut telah mencerminkan sifat futuristik dari pemidanaan itu.

C. Putusan Hakim Tidak Membuat Jera Pelaku Tindak Pidana Narkoba

Putusan hakim juga harus dapat menimbulkan efek jera bagi pelaku tindak pidana. Khususnya pelaku tindak pidana narkoba. Tetapi dalam peradilan, putusan hakim yang dijatuhkan terhadap pelaku tindak pidana narkoba terkesan ringan. Jarang hakim memidana terdakwa dengan batas maksimum hukuman yang ditentukan oleh Undang-Undang. Tabel berikut ini memperlihatkan hal tersebut. Dari 10 putusan PN.Medan diteliti oleh penulis tidak ada satupun putusan hakim yang menjatuhkan pidana dengan batas maksimum yang ditentukan oleh Undang-Undang narkoba baik Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika maupun Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Agustina Wati Nainggolan : Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2009 Tabel 10. Putusan Hakim Atas Kasus-kasus Narkoba Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 dan Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1997 di Pengadilan Negeri Medan Pidana No Umur Terdak wa Jenis kelamin Pasal yang dilanggar Penjara Denda Jumlah dan Jenis Narkoba Keterangan Pasal Hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan 1 28 Tahun Pr 82 ayat 1 huruf a UU No. 22 tahun 1997 12 dua belas Tahun Rp. 10.000.000,- subsider 05lima Bulan kurungan 150 kg daun ganja Dengan sengaja tanpa hak dan melawan hukum menerima dan menjadi perantara jual beli narkotika gol I Hal–hal yang memberatkan: 7. Bahwa tindak pidana narkotika saat ini senantiasa meningkatkan kualitas dan kuantitasnya dan dipandang sudah membahayakan sendi-sendi kehidupan sosial masyarakat sehingga perbuatan terdakwa menerima dan menjadi perantara dalam jual beli narkotika gol I tersebut dipandang inherent dengan peningkatan tindak pidana narkotika tersebut 8. Cara-cara terdakwa melakukan tindak pidana dilakukan dengan persiapan dan perencanaan yang cukup rapid an sebelumnya terdakwa telah memberikan keterangan yang cukup berbelit-belit, namun pada akhirnya menerangkan keseluruhan perbuatan yang dilakukannya sebagaimana telah diterangkan oleh para sanksi didepan persidangan 9. Bahwa jumlah barang bukti yang diketemukan dan berhubungan dengan tindak pidana yang telah dilakukan terdakwa relatif sangat banyak jumlahnya Agustina Wati Nainggolan : Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2009 Hal-hal yang meringankan: 1. Terdakwa mengakui terus terang perbuatannya manyatakan penyesalannya serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi. 2. Terdakwa berusia masih muda sehingga diharapkan dapat memperbaiki kelakuannya di kemudian hari 3. Terdakwa bersikap sopan di persidangan 4. Terdakwa adalah ibu rumah tangga yang harus menghindari anak-anaknya yang masih kecil dan di samping itu kehadiran terdakwa untuk merawat dan memberikan kasih sayang ditengah-tengah keluarganya sangat dibutuhkan, karena terdakwa adalah seorang ibu yang saat ini telah ditinggalkan oleh suaminya 5. Terdakwa belum pernah dihukum 2 40 Tahun Lk 59 ayat 1 huruf a UU No.5 Tahun 1997 04 empat Tahun Rp.150.000. 000,- seratus lima puluh juta rupiah sub. 3bulan 1 satu plastic kecil psikotropi ka gol I shabu- shabu seberat 0,3 gram Tanpa hak menggunakan psikotropika gol I Hal-hal yang memberatkan : 1. Perbuatan terdakwa sangat meresahkan masyarakat 2. Perbuatan terdakwa bertentangan dengan program pemerintah yang kini giat – giatnya memberantas narkoba Hal – hal yang meringankan : 1. Terdakwa mengaku terus terang 2. Terdakwa belum pernah dihukum 3. Terdakwa menyesali perbuatannya Lanjutan Tabel 10. Agustina Wati Nainggolan : Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2009 Lanjutan Tabel 10. 3 22 Tahun Lk 59 ayat 1 e UU No. 5 Tahun 1997 04 empat Tahun Rp.150.000. 000,-seratus lima puluh juta rupiah sub.4 bulan ½ setengah butir pil ekstasi warna pink Tanpa hak menyimpan, memiliki, dan membawa psikotropika gol I Hal-hal yang memberatkan : 1. Perbuatan terdakwa sangat meresahkan masyarakat serta dapat memberi contoh yang tidak baik bagi generasi muda Hal-hal yang meringankan : 1. Terdakwa belum pernah dihukum 2. Terdakwa menyesali akan perbuatannya 4 26 Tahun Lk 82 ayat 1 huruf a UU No. 22 Tahun 1997 07 tujuh Tahun Rp.1.000.00 0,- satu juta rupiah sub.3 14empat belas ball seberat 13,7 Secara tanpa hak dan melawan hukum turut serta menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menyerahkan, menerima narkotika gol I Hal-hal yang memberatkan : 1. Perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat dan bertentangan dengan program pemerintah dalam pemberantasan tindak pidana narkotika Hal-hal yang meringankan : 1. Terdakwa mengakui terus terang perbuatannya 2. Terdakwa menyesali perbuatannya 3. Terdakwa belum pernah dihukum 4. Terdakwa menurut ianya melakukan perbuatan tersebut karena disuruh oleh wadankinya 5 39 Tahun Pr 60 ayat 4 UU No. 5 Tahun 1997 02 dua Tahun Rp.2.000.00 0,- dua juta rupiah sub.2 bulan 19,2 butir pil ekstasi warna biru muda cap kuda 40 gram shabu- shabu Telah terbukri secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : menerima penyerahan psikotopika Hal-hal yang memberatkan : 1. Bahwa perbuatannya terdakwa menghambat program pemerintah yang sedang giat-giatnya memberantas penyalahgunaan psikotropika Agustina Wati Nainggolan : Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2009 Lanjutan Tabel 10. 6 24 Tahun Lk 85 huruf a UU No.22 03tiga bulan - 1,2 gr ganja kering Menggunakan narkotika gol I bagi diri sendiri Hal-hal yang memberatkan : 1. Perbuatan terdakwa tidak mendorong program pemerintah Hal-hal yang meringankan : 1. Terdakwa mengakui perbuatannya 2. Terdakwa belum pernah dihukum 7 37 Tahun Lk 59 ayat 1 huruf c UU No. 5 Tahun 1997 04 empat Tahun Rp.150.000. 000,- seratus lima puluh juta rupiah sub.2 bulan kurungan 03 tiga butir pil ekstasi coklat logo kupu- kupu Tanpa hak dan melawan hukum mengedarkan psikotropika gol I jenis pil ekstasi secara bersama - sama Hal-hal yang memberatkan : 1. Perbuatan terdakwa bertentangan dengan program Pemerintah memberantas narkoba Hal-hal yang meringankan : 1. Terdakwa menyesali perbuatannya 2. Terdakwa belum pernah dihukum 8 29 Tahun Lk 82 ayat 1 huruf a UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika 06 enam Tahun Rp.3.000.00 0,- tiga juta rupiah sub.3 bulan pidana kurungan 250 gram daun ganja Tanpa hak menjadi perantara dalam jual beli narkotika Hal yang memberatkan : 1. Perbuatan terdakwa tidak mendukung program pemerintah Hal-hal yang meringankan : 1. Terdakwa belum pernah dihukum 9 31 Tahun Pr 62 UU No. 5 Tahun 1997 01 satu Tahun Rp. 1.000.0000,- satu juta rupiah sub.1 bulan pidana kurungan ½ kg ganja Tanpa hak dan melawan hukum memiliki menyimpan dana Hal-hal yang memberatkan : 1. Perbuatan terdakwa bertentangan dengan program pemerintah memberantas narkoba Hal-hal yang meringankan : 1. Terdakwa berlaku sopan dipersidangan 2. Terdakwa belum pernah dihukum Agustina Wati Nainggolan : Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2009 Lanjutan Tabel 10. 10 41 Tahun Pr 78 1 a UU No.22 Tahun 1997 08 delapan Tahun Rp.1.000.00 0,- satu juta rupiah sub.1 bulan pidana kurungan 2.786,8 gram ganja Turut melakukan tanpa hak dan melawan hukum menguasai narkotika golongan I dalam bentuk tanaman Hal-hal yang memberatkan : 1. Perbuatan terdakwa tidak mendukung program pemerintah memberantas narkoba Hal-hal yang meringankan : 1. Terdakwa belum pernah dihukum 2. Terdakwa menyesali perbuatannya Sumber: Pengadilan Negeri Medan Agustina Wati Nainggolan : Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2009 Bila dilihat pada tabel, putusan No.1 dan 8 yang dilanggar adalah Pasal 82 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997. Pidana penjara yang dijatuhkan hanya 12 tahun dan 6 tahun sangat ringan bila dibandingkan dengan paling lama 20 dua puluh tahun 90 . Seperti yang diatur dalam Pasal 82 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997. Belum lagi pidana denda paling banyak Rp.1.000.000.000,- satu milyar rupiah bandingkan pada tabel pidana denda yang hanya Rp.10.000.000,- sepuluh juta rupiah dan Rp.3.000.000,- tiga juta rupiah. Demikian juga pada putusan Nomor 2 dan yang dilanggar adalah Pasal 59 ayat 1 huruf e Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997. Dalam Pasal 59 ini pidana penjara untuk yang melakukan tindak pidana tanpa hak menyimpan, memiliki dan membawa psikotropika gol I paling singkat 4 empat tahun paling lama 15 lima belas tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.150.000.000,- seratus lima puluh juta rupiah dan paling banyak Rp.750.000.000,- tujuh ratus lima puluh juta rupiah. Pada kedua putusan di atas pidana yang dijatuhkan oleh hakim adalah pidana yang terendah baik pidana penjara maupun pidana denda. Putusan Nomor 5 juga belum menerapkan pidana secara maksimal dalam Pasal 60 ayat 4 disebutkan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun dan pidana denda paling banyak Rp.60.000.000,- enam puluh juta rupiah. Padahal kalau melihat dari barang buktinya sudah seharusnya hakim menjatuhkan pidana maksimal sesuai yang diatur oleh Pasal 60 ayat 4 UU Nomor 5 Tahun 1997 ini. 90 Lihat Pasal 82 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika. Agustina Wati Nainggolan : Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2009 Yang lebih menarik lagi putusan Nomor 6 pada tabel di atas, hakim menjatuhkan pidana yang sangat ringan padahal Pasal 85 UU No. 22 Tahun 1997 mengatur dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 empat tahun bagi barang siapa yang menggunakan narkotika golongan I bagi diri sendiri. Menurut penulis bila pemakai yang dimaksud dalam putusan ini masih tahap pemula sebaiknya hakim menjatuhkan pidana maksimal sesuai yang ditetapkan dalam Pasal 85 Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1997, agar menimbulkan efek jera sehingga tidak mengulangi lagi perbuatannya. Tetapi bila sudah kecanduan sebaiknya hakim memutuskan untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan danatau perawatan Pasal 47 ayat 1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 91 . Untuk hal ini dalam wawancara penulis dengan salah satu Hakim Pengadilan Negeri Medan dalam menjatuhkan putusan menempatkan terdakwa di pusat rehabilitasi kesannya bukan dihukum sehingga dalam tuntutan dan putusan jarang dilakukan. Hal tersebut bisa menimbulkan diskriminasi 92 . Berikut ini adalah pendapat dari seorang penyidik pada Poltabes MS yang menyatakan: “Kalau sekedar pengguna bila dilepaskan atau dimasukkan ke pusat rehabilitasi efek jera tidak akan ada karena tersangka bisa memberikan keterangan sesuka hatinya. Undang-Undang tentang Narkoba terutama Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika pengaturan tentang pidananya termasuk ringan 91 Lihat Pasal 47 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika. 92 Hasil Wawancara dengan Bapak Pratondo, Hakim pada PN.Medan, tanggal 29 Januari 2009. Agustina Wati Nainggolan : Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2009 berbeda dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika masih relevan dipakai saat ini. Pengaturan tentang pidananya sudah termasuk berat” 93 . Berbeda dengan pendapat Kepala Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Medan, yang menyatakan kasus Narkoba sudah mendunia. Bukan hanya tingkat atas tetapi sudah merambah ke tingkat bawah. Karena sulitnya memperoleh pekerjaan sehingga melarikan diri ke Narkoba. Sesuai dengan Undang-Undang yang mengatur tentang narkoba ada pemilahan antara bandar, pengedar, dan pemakai. Kaitannya dengan Lembaga Pemasyarakatan yang pada saat ini sudah mengalami over kapasitas sebaiknya khusus pemakai dimasukkan ke panti rehabilitasi sesuai dengan yang diatur dalam undang-undang tentang narkoba. Bila dilihat pada saat ini kasus yang paling banyak di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Medan ini adalah Kasus Narkoba 70 adalah kasus Narkoba hanya 30 lagi untuk kasus lainnya 94 . Tabel di atas pada putusan Nomor 9 dan 10, hakim menjatuhkan pidana penjara belum sampai batas maksimal. Apalagi pidana denda sangat jauh dari batas maksimum seperti yang diatur dalam Pasal 78 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika dipidana dengan pidana penjara 10 sepuluh tahun dan denda paling banyak Rp.500.000.000,- lima ratus juta rupiah. Dari 10 putusan dalam tabel di atas tidak satupun putusan yang menghukum terdakwa dengan pidana maksimal baik laki-laki maupun perempuan baik yang 93 Hasil Wawancara dengan Bripka Pol.Muhammad Fairus Abadi, Penyidik Poltabes MS Tanggal 27 Januari 2009. 94 Hasil Wawancara dengan Ibu Etty Nurbaiti, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Medan, tanggal 24 Januari 2009. Agustina Wati Nainggolan : Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2009 mempunyai barang bukti sedikit maupun yang mempunyai barang bukti banyak. Semua putusan pada tabel di atas menunjukkan pelaku tindak pidana narkoba tidak merasa takut akan pidana yang dijatuhkan terhadapnya. Apalagi sesudah ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan, hukuman yang tadinya 10 sepuluh tahun paling lama dijalaninya 6 enam tahun karena pengurangan-pengurangan hukuman dan adanya pembebasan bersyarat yang didapatnya di Lembaga Pemasyarakatan. Dengan demikian tujuan pidana yang memberi efek jera tidak akan tercapai malah ada kesan terpidana akan mengulangi lagi perbuatannya. Dari wawancara penulis dengan sejumlah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Medan, salah satu faktor mengapa narapidana mengulangi lagi perbuatannya adalah pidana yang dijatuhkan terhadap narapidana termasuk ringan. Narapidana menganggap pidana yang dijatuhkan terhadapnya tidak membuatnya takut. Seperti yang diungkapkan salah seorang narapidana yang sudah beberapa kali masuk penjara: “Saya tidak takut terhadap hukuman yang dijatuhkan terhadap saya. Saya anggap saja istirahat dalam melakukan tindak pidana narkoba justru yang saya takuti adalah tidak bertemu dengan keluarga, tentang hukuman saya anggap ringan karena adanya pengurangan-pengurangan yang diberikan selama dalam Lembaga Pemasyarakatan. Menurut saya yang bisa membuat jera adalah hukuman penjara seumur hidup. Apalagi perkara bisa diurus ada duit habis perkara” 95 . 95 Hasil Wawancara dengan seorang narapidana Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Medan. Agustina Wati Nainggolan : Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2009 Senada dengan hal ini sesuai dengan wawancara penulis dengan salah seorang jaksa pada Kejaksaan Negeri Medan yang namanya dirahasiakan, memang benar urusan sogok menyogok perkara untuk meringankan hukuman. Apalagi terhadap perkara narkoba supaya bisa ditunjuk menangani perkara narkoba harus pandai- pandai ke atasan 96 . Hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap penyalahgunaan narkoba tergolong ringan. Hal ini menyebabkan pelaku tindak pidana narkoba mengulangi lagi perbuatannya sehingga tujuan pemidanaan yang menimbulkan penjeraan tidak tercapai. Dari 10 orang narapidana yang mengulangi lagi perbuatannya ada beberapa orang yang mengalami penurunan hukuman. Dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 11. Pengulangan Tindak Pidana No Tahun Masuk LP Tahun Keluar LP Pidana Penjara Tahun Masuk Kembali Tahun Keluar Pidana Penjara 1 2000 2005 7 tahun 2005 2011 8 tahun 2 2000 2004 6 tahun 2005 2006 1 tahun 3 2001 2006 7 tahun 2008 2015 7 tahun 4 2002 2006 7 tahun 2008 2012 7 tahun 5 2002 2004 3 tahun 2007 2009 15 tahun 6 1993 1995 2 tahun 2001 2009 15 tahun 7 1993 1995 3 tahun 2001 2009 15 tahun 8 1996 1998 1 tahun 6 bulan 2005 2013 9 tahun 9 2007 2007 6 bulan 2008 2018 10 tahun 10 2006 2007 1 tahun 4 bulan 2007 2010 2 tahun 8 bulan Sumber: Data Sekunder dari Napi LP Wanita Medan, 2009. Bila dilihat tabel di atas, penjatuhan hukuman tidaklah berat. Bahkan pada sebagian putusan hukumannya berkurang sehingga dengan hukuman yang 96 Hasil Wawancara dengan salah seorang Jaksa pada Kejaksaan Negeri Medan, tanggal 18 Februari 2009. Agustina Wati Nainggolan : Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2009 sedemikian ini tidaklah membuat mereka jera. Bahkan ada yang baru menghirup udara bebas sudah mengulangi lagi tindak pidana narkoba, hukuman yang ringan merupakan alasan yang terbanyak dikemukakan. Dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 12. Hal-hal yang Menyebabkan Pengulangan Tindak Pidana No Hal-hal yang Menyebabkan Pengulangan Tindak Pidana Frekuensi Persentase 1. Faktor Ekonomi 2 20 2. Pengaruh Kawan 2 20 3. Hukuman Ringan 6 60 Sumber: Data Sekunder Napi LP Wanita Medan, 2009. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 60 penyebab terpidana mengulangi lagi perbuatannya adalah disebabkan oleh hukuman yang ringan sedangkan 20 penyebabnya adalah faktor ekonomi dan 20 lagi disebabkan pengaruh kawan. Agustina Wati Nainggolan : Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2009

BAB IV HAL-HAL YANG MENYEBABKAN TIMBULNYA DISPARITAS DALAM