84
kemiskinan keluarga sifatnya sebagai pembantu suami, karena pada dasarnya tugas seorang suami yang bertugas mencari nafkah dan memberi nafkah sebagai
salah satu dari kewajiban suami. Atas dasar hal tersebut, tidak sedikit kaum isteri nelayan turut serta
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sesuai dengan tingkat kemampuan dari pengalaman mereka pada saat masih gadis. Oleh karena itu, tidak
jarang perempuan pesisir yang menjadi pekerja seperti pedagang keliling, buruh pabrik, buruh harian lepas, karyawan swasta, dan lainnya.
Usaha peningkatan ekonomi keluarga oleh kaum perempuan pesisir dapat berdampak positif dalam mengatasi kemiskinan pada keluarga nelayan miskin
karena pada dasarnya sekecil apapun penghasilan yang diperolehnya dapat menunjang perekonomian dan kesejahteraan keluarganya sehingga tercukupinya
kebutuhan sehari-hari keluarga.
4.6.1 Motivasi Perempuan Pesisir Bekerja di Sektor Perdagangan
Ada beberapa alasan yang menyebabkan mengapa kaum perempuan nelayan memilih menekuni pekerjaan di sektor perdagangan. Alasan yang
diberikan perempuan yang satu dengan yang lainnya umumnya tidak sama. Satu orang bisa lebih dari satu alasan, dan seringkali bersifat akumulatif. Dari hasil
wawancara mendalam dengan para informan perempuan yang berdagang, ada beberapa alasan yang mereka ungkapkan yang menyebabkan para perempuan
tersebut menekuni perdagangan. Pertama, karena alasan ekonomi atau tepatnya karena para istri nelayan
merasa penghasilan yang diperoleh suami relatif kurang bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Diakui istri nelayan, jika dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
85
dengan alasan lain, maka kebutuhan ekonomi rumah tangga merupakan alasan utama menyebabkan banyak kaum perempuan bekerja di sektor perdagangan. Hal
ini didukung saat wawancara dilapangan dengan Ibu Saniyem : “ yang melaut ini kan penghasilannya gak jelas, gak nentu. Kadang-kadang
melaut kadang enggak. Ya kalau gak melaut ya gak dapat duit, gak mungkin ibu paksakan bapak melaut kalau cuaca lagi buruk. Ya pande-pande ibulah mengolah
uang, makanya ibu jualan kek gini, bisa bantu-bantu suami ”.
Kedua, alasan lain yang menyebabkan perempuan cenderung menekuni sektor perdagangan adalah berkaitan dengan daya tarik sektor perdagangan itu
sendiri, karena dalam perdagangan tidak memerlukan seleksi seperti pegawai yang sangat ketat seperti halnya bekerja di sektor industri, karena tidak terlalu
menuntut tingkat pendidikan maupun persyaratan keterampilan yang tinggi bagi orang yang ingin terlibat di dalamnya. Hal ini didukung saat wawancara
dilapangan dengan Ibu Saniyem : “ kalo jualan gini dek, suka-suka kita, gak ada yang ngatur-ngatur kita. Mau
kita jual apa, berapa, pokoknya terserah kitalah. Kalo kerja diperusahaan kan harus patuh sama bosnya, harus sekolah tinggi, baju harus rapi, harum, kalo
jualan sendiri kek gini, mau kapan aja kita buka kede, gak ada yang marah, mau kita pake baju tidur pun gak ada yang larang ”.
Ketiga, daya tarik lain sektor perdagangan bagi kaum perempuan adalah berkaitan dengan masalah besar-kecilnya resiko usaha. Dibandingkan usaha
perdagangan yang lain seperti kredit ataupun pertanian yang banyak tergantung pada musim yang diluar jangkauan kendali manusia. Hal ini didukung saat
wawancara dilapangan dengan Ibu Nilla : “ lebih enak jualan lah dek daripada jadi petani. Kalau jualan, langsung
nampak untungnya berapa, walaupun sikit kan. Kalo petani, harus nunggu sampe panen, itupun kalo berhasil dia, kalo tidak, kan rugi berjuta-juta ”.
Universitas Sumatera Utara
86
4.6.2 Motivasi Perempuan Pesisir Bekerja di Sektor Perikanan