Pandangan Revisionis Moderen Tentang Kontradiksi

3.4.1.3. Pandangan Revisionis Moderen Tentang Kontradiksi

Pasca Cina dibawah kepemimpinan Deng Xiaoping, pemerintahan revisionis mendominasi segala aspek di Cina. Pandangan kaum revisionis beranggapan bahwa kontradiksi antara kals borjuasi dan klas proletar yang sudah usai pasca revolusi 1946. Kemunculan ide kapitalisasi ekonomi Cina adalah sebuah penyuasaian sistem ekonomi sosialis ciri khusus Cina. Bagi Deng dan pengikutnya Cina masih menjalankan sistem politik sosialisme, tapi secara ekonomi kapitalis. Dalam pembangunan Sosialisme, masih terus ada kontradiksi antara tenaga produksi dan hubungan produksi yang harus dilihat sebagai satu keseluruhan, ibaratnya dua muka dari satu mata uang yang sama. Kontradiksi itu diselesaikan melalui penyesuaian terus menerus antara hubungan produksi dengan perkembangan yang dicapai oleh tenaga produksi. Kalau hubungan produksi tidak disesuaikan maka pada suatu ketika perkembangan tenaga produksi akan mengalami hambatan dan kontradiksi antara keduanya tak akan bisa diselesaikan dengan baik. Kondisi ini telah mengaburkan pandangan masyarakat tentang sosialisme. Masyarakat kembali disuguhkan dengan budaya kapitalisme berbungkus sosialisme. Ini yang menjadikan perjuangan klas dalam masyarakat Cina belumlah selesai. Pandangan klas borjuasi masih ada ditengah masyarakat Cina. Tetapi bagi Deng dan pengikutnya malah sebaliknya. Deng beranggapan kolaborasi sistem Universitas Sumatera Utara sosialisme dengan sistem kapitalisme adalah sebuah cara untuk menyelamatkan Cina dari krisis. Deng mengilustrasikan ekonomi Cina ibarat kucing. Tidak masalah kucing hitam atau kucing putih, keduannya tetap makan ikan. Tidaklah masalah ekonomi Cina kapitalisme atau sosialisme yang utama keduanya untuk tujuan kesajateraan. Bagi Deng kontradiksi sudah selesai, klas buruh dapat berdamai dengan klas borjuasi. Bahkan dalam beberapa praktek klas borjuasi dan klas proletariat menjalin hubungan produksi untuk membangun Cina. Bagi Deng tidak masalah menjalankan mengkolaborasikan sistem kapitalisme dengan sistem sosialisme yang utama adalah bagaimana seluruh klas dalam masyarakat mampu untuk membangun Cina. Dampaknya Cina membangun dengan kekuatan ekonomi investasi. Terlihat secara infrastruktur Cina menjelma menjadi kekuatan ekonomi dunia, namun nyatanya kekuatan ekonomi yang maju adalah kekuatan ekonomi klas borjuasi yang berkuasa di Cina dan investasi luar negeri Cina. Masyarakat Cina kembali di hadapkan kepada sistem perampasan nilai lebih dan monopoli alat produksi.

3.4.2. Faktor Eksternal