Teori Ekonomi Politik Kerangka Teori

3. Secara akademis, penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

1.6. Kerangka Teori

Sebagaimana telah dipaparkan pada landasan pemikiran di atas yang kemudian melahirkan rumusan masalah sebagai upaya menganalisis secara kritis perbandingan tentang peralihan sistem ekonomi politik Cina di era sosialisme menuju kapitalisme. Kemudian dibutuhkan teori analisis untuk membedah masalah dan mencari asumsi pokok yang mendasar suatu penelitian atau jawaban, dan pemecahan untuk masalah dibutuhkan sebuah teori.

1.6.1. Teori Ekonomi Politik

Ekonomi diartikan dengan banyak arti. Pertama, ada yang memaknai ekonomi sebagai “cara” melakukan sesuatu, seperti dalam istilah “ekonomis” atau “kalkulasi ekonomi” yang konotasinya adalah efisiensi. Kedua, ada yang memaknai ekonomi sebagai “aktivitas”, yang biasanya ditujukan untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan. Ketiga, ada yang melihat ekonomi sebagai “institusi” seperti dalam istilah ekonomi pasar atau ekonomi komando. 11 Politik juga terkait dengan banyak hal. Ada yang mengaitkan politik dengan kekuasaan dan otoritas, bisa juga dikaitkan dengan kehidupan publik, 11 Deliarnov. Ekonomi Politik. Jakarta : Erlangga, 2006. Hal 6 Universitas Sumatera Utara pemerintah, negara, konflik, serta resolusi konflik. Dari berbagai definisi tersebut, yang potensial untuk dikaitkan dengan ekonomi adalah pemaknaan politik sebagai pemerintah, politik sebagai kehidupan publik dan politik sebagai otoritas untuk mengalokasikan sumber-sumber dan nilai-nilai. 12 Caporaso Levine 1993, ekonomi politik dimaksudkan untuk memberikan saran mengenai pengelolaan masalah-masalah ekonomi kepada para penyelenggara negara. Hal ini sesuai dengan pemaknaan ekonomi politik pada waktu itu sebagai pengelolaan masalah-masalah ekonomi negara political economy referred to the management of economic affairs of the state . Selanjutnya ekonomi politik oleh pakar-pakar ekonomi politik baru lebih diartikan sebagai analisis ekonomi terhadap proses politik. Dalam kajian tersebut mereka mempelajari institusi politik sebagai entitas yang bersinggungan dengan pengambilan keputusan ekonomi politik, yang berusaha mempengaruhi pengambilan keputusan dan pilihan publik, baik untuk kepentingan kelompoknya maupun untuk kepentingan masyarakat luas. 13 Aristoteles dalam bukunya Politics mengatakan bahwa ilmu ekonomi merupakan bagian dari politik, sedangkan Politik sendiri merupakan bagian dari Etika dan Falsafah. Ekonomi berasal dari dua kata Yunani, yaitu “oikos” dan “nomos”, yang dapat diartikan sebagai “seni mengelola rumah tangga”. Dari 12 Ibid. Hal 7 13 Ibid . hal 9 Universitas Sumatera Utara definisi Ekonomi inilah Ilmu Ekonomi Politik berkembang, yang awalnya diartikan sebagai “seni mengelola negara”. 14 Menurut Mochtar Mas’oed, hubungan antara ekonomi dan politik dapat diterjemahkan ke dalam isu tentang hubungan antara kekayaan dan kekuasaan. Ekonomi terkait dengan penciptaan dan pendistribusian kekayaan, sedangkan politik terkait dengan penciptaan dan pendistribusian kekuasaan. Kekayaan terdiri dari aset fisik kapital,tanah dan aset non fisik sumber daya manusia, termasuk ilmu pengetahuan, sedangkan kekuasaan bisa muncul dalam bentuk militer, ekonomi, maupun psikologis. 15 Roger Tooze, menggunakan istilah ekonomi politik untuk mengacu pada seperangkat masalah yang timbul dari interaksi antara aktivitas ekonomi dan politik. Charles Lindblom menyebut hakekat atau konsep pokok dari ekonomi politik adalah pertukaran exchange dan kewenangan authority. Klaus Knorr, menggunakan konsep kekayaan wealth dan kekuasaan kekuatan power sebagai hakekat dari ekonomi dan politik. 16 Ada empat perspektif yang berkembang dalam studi Ekonomi Politik Internasional 17 14 Ibid, hal 21 15 Ibid. hal 7 16 Umar, Suryadi Bakry. Ekonomi Politik Internasional. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Jayabaya. 1997. Hal 2 17 Mochtar Mas’oed. Ekonomi Politik Internasional dan Pembangunan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2008. hal 30 Universitas Sumatera Utara a. Perspektif Merkantilis, Perspektif ini memandang bahwa Negara menjadi aktor utama yang secara aktif dan rasional mengatur ekonomi demi meningkatkan kekuatan kekuasaan Negara. Membangun suatu Negara bangsa yang kuat diperlukan akumulasi capital sebanyak-banyaknya. Sehingga pembangunan ekonomi diprioritaskan. Apabila untuk memenuhi capital yang diinginkan tersebut tidak bisa dicukupi dengan pemanfaatan sumber-sumber capital dalam negeri, maka dilakukanlah perdaganagan internasional. Demi mendapatkan keuntungan maksimal, maka pemerintah harus memainkan kebijaksanaan “nasionalis-ekonomis”. Yaitu dengan a pemerintah mengendalikan menekan sepenuhnya harga barang dan gaji buruh, sehingga bisa dijual dengan harga bersaing di pasar internasional, b menerapkan strategi prduksi substitusi barang impor, c memaksimalkan ekspor dan meminimalkan impor. Strategi ini juga bisa dilakukan oleh negera-negara yang lemah dengan alas an membiarkan pasar bebeas berlaku, sementara posisi sendiri lemah, hanya akan menghancurkan diri sendiri. Para pengkritik ini terutama datang dari kaum liberal. b . Perspektif Liberal. Dipelopori oleh David Ricardo dan Adam Smith, mereka mengkritik pengendalian ekonomi yang berlebihan oleh Negara. Perspektif liberal mengajukan argument bahwa cara yang paling efektif untuk meningkatkan kekayaan suatu Negara adalah dengan membiarkan individu-individu di dalamnya Universitas Sumatera Utara secara bebas berinteraksi dengan para individu Negara lain. Mereka menganjurkan pasar bebas. Konsepsi liberal ini didasarkan pada gagasan mengenai kedaulatan pasar dalam ekonomi, dengan mengasumsikan bahwa semua manusia secara alamiah memiliki keselarasan kepentingan. Karena itu, kalau individu dibiarkan mengejar kepentingan masing-masing yang didasarkan pada suatu pembagian kerja dan pada struktur atau komposisi factor-faktor produksinya sendiri, maka kesejahteraan individu, nasional akan meningkat. Kaum liberal percaya bahwa dengan saling berinteraksinya Negara-negara melalui perdagangan internasional, konflik bisa terhindarkan. Bahkan bisa membawa keuntungan bersama sehingga kesejahteraan mereka akan meningkat. Keputusan para pelaku ekonomi mengenai apa yang harus diproduksi dan dijual berdasarkan pertimbangan keunggulan koparatif comparative advantage. Yakni setiap Negara harus memiliki spesialisasi dalam produksi barang sehingga memiliki keuntungan komparatif harga terendah, waktu produksi tercepat tertinggi dari pada rekanan dagang yang lain. Dan inilah yang dijadikan komoditas ekspor. Sedangkan Negara tersebut lebih baik mengimpor barang-barang luar negeri yang memiliki posisi keuntungan komparatif lebih baik. Sehingga dari sini efisiensi terjadi. Peran Negara sangat terbatas pada penyediaan fondasi bagi bekerjanya system pasar, seperti pembangunan infrastruktur, penegakkan hukum, menjamin keamanan, mencegah persaingan tidak sehat, dan menyelenggarakan pendidikan. Dengan demikian, menurut persektif liberal, ekonomi dan politik merupakan bidang yang terpisah. Universitas Sumatera Utara c. Perspektif Radikal Basis pokok perspektif ini adalah gagasan Marxisme. Sementara perspektif liberal memandang pasar bisa memungkinkan individu memaksimalkan perolehan, kaum Marxis meilhat kapitaslisme dan pasar telah menciptakan kekayaan untuk kepitalis dan kemiskinan untuk kaum buruh. Perpektif ini memiliki tujuan kegiatan ekonomi dan politik untuk redistribusi kekayaan dan kekuasaan. Kaum radikal membuat beberapa asumsi berikut. Pertama, bahwa kelas social adalah actor dominan dalam ekonomi dan politik. Kedua, bahwa kelas-kelas tersebut bertindak berdasarkan kepentingan materiil mereka. Ketiga. Bahwa basis dari ekonomi kapitalis adalah eksploitasi kelas buruh oleh kapitalis. Asumsi ketiga ini membawa kesimpulan bahwa baginya, buruh dan kapitalis merupakan dua actor antagonis. d.Perspektif Reformis Perspektif ini mengusung konsepsi Tata Ekonomi Internasional Baru TEIB, muncul sebagai kritik atas ketiga perspektif di atas. Mereka tidak setuju dengan penekan berlebihan kaum liberal terhadap pertimbangan efisiensi sehingga merugikan actor yang lebih lemah. Mereka tidak setuju dengan kaum radikal untuk melakukan perubahan revolusioner menentang system kapitalis. Karena mereka lebih percaya pada reformasi struktur hubungan internasional. Dan walaupun mereka setuju dengan gagasan merkantilis mengenai peran aktif Negara Universitas Sumatera Utara dalam urusan ekonomi internasional, mereka lebih bersikap internasionalis daripada nasionalis. Dewasa ini, terdapat banyak perspektif dalam ekonomi politik, namun perspektif yang hingga saat ini masih eksis atau dapat bertahan adalah pandangan tentang konsep ekonomi politik liberalisme dan sosialisme. Dua perspektif yang telah lama dibicarakan berabad-abad. Kedudukan sistem ekonomi politik liberal yang dibangun atas kedudukan corak produksi industrial yang melahirkan hubungan produksi klas pekerja dan klas pemodal telah bertahan sejak lama dan didalilkan. Kedudukan sistem liberal kemudian disempurnakan dengan sistem politik demokrasi dan kebudayaan liberal.Lahirnya sistem ekonomi sosialismeadalah sebagai kritikan terhadap sistem ekonomi liberalismekapitalisme, yang oleh Marx menganggap bahwa kapitalisme hanya menyebabkan jurang yang semakin lebar bagi dua kelas yang bertentangan. Kedua sistem ekonomi politik ini terus tetap eksis dan berkembang di beberapa negara. Untuk itu dalam kajian berikutnya kajian tentang sosialisme dan kapitalisme menjadi titik tekan dalam penelitian ini: Pemikiran ekonomi politik liberal klasik sesuai pandangan Adam Smith ialah bahwa tiap pelaku ekonomi baik konsumen maupun produsen haruslah diberi kebebasan untuk mengejar kepentingan pribadinya masing-masing. Walau kedua pihak konsumen dan produsen memiliki motivasi yang bertolak belakang, A. Ekonomi Politik Liberalisme Universitas Sumatera Utara tetapi kalau perekonomian dibiarkan bebas sesuai kekuatan mekanisme pasar tanpa campur tangan pemerintah maka akan tercipta suatu keseimbangan atau ekuilibrium. 18 Fungsi paling utama dari pasar adalah untuk mengalokasikan sumber daya yang ada secara rasional. Menurut Arthur Sheldon dalam Capitalism, empat tugas sistem-sistem ekonomi adalah : 1 mengembangkan tekhnik-tekhnik untuk menilai sumber-sumber yang langka, 2 membuat insentif untuk berkonsentrasi pada metode-metode yang paling produktif, 3 menyediakan alat-alat untuk merakit dan mendistribusikan informasi, dan 4 menciptakan prinsip-prinsip mengalokasikan output pada penggunaan yang paling penting atau bernilai paling tinggi. Inilah persisnya, metode dan alat-alat yang dikembangkan oleh pasar. 19 Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang dicirikan dengan kepemilikan hak milik privat atas alat-alat produksi dan distribusi yang pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi yang sangat kompetitif. Sistem ekonomi kapitalis juga memberikan kebebasan bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan bagi kepentingan individual atas sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi. 20 Pada sistem ekonomi ini, terdapat keleluasan bagi perorangan untuk memiliki sumberdaya, seperti kompetisi antar individu dalam memenuhi 18 Ibid. Hal. 30 19 Ibid. Hal. 29 20 Agustiati. Sistem Ekonomi Kapitalisme. Portal Garuda. ISSN 1411-3341. Hal. 154 Universitas Sumatera Utara kebutuhan hidup, persaingan antar badan usaha dalam mencari keuntungan. Secara umum kedudukan sistem ekonomi politik kapitalisme ditekankan pada kepemilikan individu untuk berhak atas pengolahan kapital yang dimilikinya. Akan tetapi kebebesan ini telah menciptakan sistem monopoli terhadap alat produksi. Sosialisme dilihat sebagai suatu sistem ekonomi-politik adalah sebuah sistem sosial yang dilandaskan pada prinsip komune atau kebersamaan, di mana pemilikan alat-alat produksi means of production dan distribusi adalah bersifat kolektif B. Ekonomi Politik Sosialisme 21 Konsep kelas sangat sentral dalam teori Marx, kelas-kelas yang diorganisir secara politik tidak muncul spontan dibawah kapitalisme. Bagi Marx, kelas-kelas yang sadar tentang kondisi kolektif adalah prasyarat tidak hanya bagi tindakan politik, tetapi juga untuk ekonomi politik. . Di dalam masyarakat sosialis sangat ditonjolkan yang namanya kebersamaan dalam bentuk komunisme, dimana keputusan-keputusan ekonomi disusun, direncanakan, dan sekaligus dikontrol oleh Negara. 22 Bagi Marx, kapitalisme pasar bukan hanya tidak bersifat “self organizing”, tetapi karena ketamakan kaum kapitalis justru menjadikan sistem ini mengandung sifat menghancurkan diri sendiri self-destruction. Akumulasi modal oleh 21 Op.Cit. Ekonomi Politik. hal 39 22 Ibid. Hal. 45 Universitas Sumatera Utara kapitalis di satu sisi adalah akumulasi penderitaan, kesengsaraan, dan degradasi mental di sisi buruh. Buruh yang sadar sebagai kelas yang tertindas harus bersatu dan secara bersama-sama memperjuangkan kepentingan kolektif mereka melalui wadah politik. 23 Seperti hal nya kebangkitan liberalisme atau kapitalisme, sosialisme atau marxisme juga bangkit sebagai suatu respons terhadap era industrialisasi. Marx dengan gencar mengkritik ekonomi pasar yang dikembangkan oleh Adam Smith. Marx menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk “membuktikan” bahwa kapitalisme adalah sebuah sistem yang tidak adil dan “busuk dari dalam”. Secara esensi kelahiran sistem sosialisme adalah cara untuk menghancurkan kapitalisme yang tumbuh pesat pasca revolusi industri atau biasa disebut sebagai revolusi borjuasi tipe lama. Dalam sejarahnya kelahiran sosialisme digambarkan oleh Karl Marx harus dijalankan melalui perjuangan klas melalui revolusi sosial. Revolusi Kedudukan kelas buruh dalam sistem ekonomi politik sosialisme memiliki peran sebagai pimpinan tertinggi di negara sosialis. Kepemilikan kolektif atas alat produksi telah menghaspuskan sistem monopoli yang dikembangkan dari sistem kapitalisme. Kesimpulannya sistem politik sosialisme adalah sistem yang tidak meletakan kedudukan individu sebagai penentu utama corak produski ekonomi suatu negara.

1.6.2. Sosialisme Marxisme