41
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif Modal Kerja dan Rasio Rentabilitas PT. Kimia Farma
Plant Medan
Modal kerja merupakan dana yang disediakan oleh perusahaan untuk melakukan aktivitas operasionalnya yang meliputi current assets atau aktiva
lancar dan current liabilities atau hutang lancar Sawir, 2005:129. Aktiva lancar umumnya mencapai hampir 50 dan hutang lancar mencapai hampir 30 dari
total financing total pembelanjaan maka pengelolaan modal kerja merupakan salah satu aspek penting dari keseluruhan financial management.
Nilai dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan analisis rasio. Analisis rasio yang digunakan dengan data yang
berasal dari laporan keuangan selama periode 2003- 2007. Berdasarkan pengolahan data tersebut maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rasio lancar current ratio, rasio perputaran modal kerja working capital turnover, rasio perputaran piutang receivables turnover
dan ROI pada PT. Kimia Farma Plant Medan periode 2003- 2007
Variabel Tahun 2003 2004 2005 2006
2007 Current ratio
15,5 3,54 12,67 1,66
3,63 Working capital turnover
1,06 1,32 1,07 2,03 1,25
Receivables turnover 1,71 0,28 1,76 0,19
1,47 ROI
0,75 0,52 0,73 0,21 0,56
Sumber: Bagian Akuntansi dan Keuangan PT. Kimia Farma Plant Medan, 2008 diolah
Universitas Sumatera Utara
42 1.
Analisis deskriptif rasio lancar current ratio Current ratio mengukur kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Rasio ini diperoleh dari perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar. Fluktuasi current
ratio dari PT. Kimia Farma Plant Medan dapat dilihat pada Grafik 4.1 sebagai berikut:
Sumber: Tabel 4.1 diolah Grafik 4.1 Current ratio pada PT. Kimia Farma Plant Medan
Berdasarkan Grafik 4.1 dapat dilihat bahwa current ratio berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003 nilai current ratio sebesar 15,55 dan mengalami
penurunan pada tahun 2004 hingga sebesar 12,01 15,55 - 3,54 kemudian naik kembali tahun 2005 menjadi 12,67 atau sebesar 9,13 12,67- 3,54. Naiknya
current ratio disebabkan naiknya aktiva lancar dalam bentuk piutang pada tahun tersebut dalam jumlah besar. Pada tahun 2006 current ratio turun drastis hingga
1,66 atau sebesar 11,01 12,67 – 1,66 dan naik kembali pada tahun 2007 menjadi 3,63 atau sebesar 1,97 3,63 – 1,66. Menurut Kuswadi 2004: 201, demi
keamanan perusahaan, rasio lancar sebaiknya ditargetkan dua banding satu 2:1, tetapi ini bukanlah angka yang mutlak untuk menentukan apakah current ratio
suatu perusahaan sudah mencukupi. Berdasarkan pernyataan tersebut, current
Universitas Sumatera Utara
43 ratio perusahaan dinilai cukup baik. Menurut Darsono dan Ashari
2005: 52 semakin tinggi rasio lancara seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Namun nilai rasio lancar
yang terlalu besar seperti pada tahun 2003 dan tahun 2005 juga kurang baik karena menunjukkan pengelolaan aktiva lancar yang kurang bagus sehingga
menyebabkan banyaknya aktiva lancar yang menganggur. Nilai
current ratio tertinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 15,55. Hal ini menunjukkan bahwa setiap hutang lancar sebesar 1 rupiah dijamin dengan
aktiva lancar sebesar 15,55. Sedangkan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu 1,66.
2. Analisis deskriptif rasio perputaran modal kerja working capital
turnover Rasio perputaran modal kerja working capital turnover menunjukkan
banyaknya penjualan dalam rupiah yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja bersih net working capital. Fluktuasi working capital
turnover dari PT. Kimia Farma Plant Medan dapat dilihat pada Grafik 4.2 sebagai berikut:
Sumber: Tabel 4.1 diolah Grafik
4.2 Working capital turnover pada PT. Kimia Farma Plant Medan
Universitas Sumatera Utara
44 Working capital turnover pada PT. Kimia Farma Plant Medan berfluktuasi
dari tahun ke tahun. Berdasarkan Grafik 4.2 dapat dilihat bahwa working capital turnover pada tahun 2003 sebesar 1,06x dan mengalami peningkatan pada tahun
2004 hingga menjadi 1,32x atau sebesar 0,26x 1,32 – 1,06 kemudian turun kembali tahun 2005 menjadi 1,07x atau sebesar 0,25x 1,32 – 1,07 lalu naik
menjadi 2,03x atau sebesar 0,96x 2,03 – 1,07 pada tahun 2006. Kenaikan penurunan pendapatan tersebut diakibatkan oleh pemasaran produk yang sangat
tergantung pada perolehan tender pemerintah program Gakin, pemberantasan flu burung, program Obat Generik Berlogo OGB dan lain- lain. Jika perusahaan
tidak memperoleh tender dalam setahun maka penjualan produk akan sangat menurun. Pada tahun 2007 turun kembali menjadi 1,25x atau sebesar 0,78x
2,03 – 1,25 . Hal ini disebabkan turunnya aktiva lancar secara drastis selama tahun 2007.
Nilai working capital turnover tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu
2,03x. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perputaran modal kerja pada PT. Kimia Farma Plant Medan sebesar 2,03x dalam setahunnya. Sedangkan nilai
terendah terjadi pada tahun 2003 yaitu 1,06x. 3.
Analisis deskriptif rasio perputaran piutang receivables turnover Receivables turnover menunjukkan berapa kali piutang dapat berputar
menjadi kas yang berkaitan dengan periode terikatnya modal kerja dalam piutang. Tinggi rendahnya receivables turnover mempunyai efek yang langsung terhadap
besar besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Fluktuasi receivables turnover dari PT. Kimia Farma Plant Medan dapat dilihat pada Grafik
4.3 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
45
Sumber: Tabel 4.1 diolah Grafik 4.3 Receivables turnover pada PT. Kimia Farma Plant Medan
Berdasarkan Grafik 4.3 dapat dilihat bahwa receivables turnover pada tahun 2003 sebesar 1,71x dan mengalami penurunan pada tahun 2004 hingga
0,28x atau sebesar 1,43x 1,71 – 0,28 kemudian naik kembali tahun 2005 menjadi 1,76x atau sebesar 1,48x 1,76 – 0,28 lalu turun menjadi 0,19x atau
sebesar 1,57x 1,76 – 0,19 pada tahun 2006. Naik turunnya receivables turnover pada PT. Kimia Farma Plant Medan dipengaruhi oleh naik turunnya penjualan
selama setahun. Hal ini disebabkan karena nilai piutang pada PT. Kimia Farma Plant Medan merupakan nilai penjualan pada tahun tersebut. Perusahaan menjual
produknya kepada leveransir atau distributor PT. Kimia Farma Pusat dan bukan menjualnya secara langsung kepada konsumen. Pada tahun 2007 receivables
turnover naik kembali menjadi 1,47x atau sebesar 1,28x 1,47 – 0,19. Nilai
receivables turnover tertinggi dicapai pada tahun 2005 yaitu 1,76x. Hal ini menunjukkan kemampuan daripada dana yang tertanam pada PT. Kimia
Farma Plant Medan pada tahun 2005 adalah sebanyak 1,76x atau dengan kata lain selama satu tahun perusahaan mampu mengubah piutang menjadi kas sebesar
1,76x. Sedangkan nilai terendah dicapai pada tahun 2006 yaitu 0,19x.
Universitas Sumatera Utara
46 4.
Analisis deskriptif rasio rentabilitas ROI ROI atau sering disebut juga Return On Total Assets merupakan
perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan
keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan. Tingkat aktiva lancar yang berlebih dapat dengan mudah membuat perusahaan
merealisasikan pengembalian atas investasi ROI yang rendah. Perusahaan dengan jumlah aktiva lancar yang sedikit dapat mengalami kekurangan dan kesulitan
dalam mempertahankan operasi yang lancar. Fluktuasi ROI Return On Investment dari PT. Kimia Farma Plant Medan
dapat dilihat pada Grafik 4.4 sebagai berikut:
Sumber: Tabel 4.1 diolah Grafik 4.4 ROI Return On Investment pada PT. Kimia Farma Plant Medan
ROI Return On Investment pada PT. Kimia Farma Plant Medan berfluktuasi dari tahun ke tahun. Berdasarkan Grafik 4.4 dapat dilihat bahwa ROI
terkadang mengalami kenaikan dan penurunan yang drastis misalnya pada tahun 2003 sebesar 0,75 dan mengalami penurunan pada tahun 2004 hingga 0,52 atau
sebesar 0,23 0,75 – 0,52 kemudian naik kembali tahun 2005 menjadi 0,73 atau
Universitas Sumatera Utara
47 sebesar 0,21 0,73 – 0,52 lalu turun menjadi 0,21 atau sebesar 0,52
0,73 – 0,21 pada tahun 2006 dan naik kembali pada tahun 2007 menjadi 0,56 atau sebesar 0,35 0,56 – 0,21. Kenaikan dan penurunan yang drastis tersebut
disebabkan naik turunnya EAT Earning After Tax yang begitu drastis setiap tahunnya.
Nilai ROI tertinggi pada PT. Kimia Farma Plant Medan dicapai pada tahun
2003 yaitu 0,75. Arti angka ini adalah bahwa setiap seratus rupiah aktiva yang dimiliki, perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar 75 rupiah. Sedangkan nilai
terendah dicapai pada tahun 2006 yaitu 0,21.
B. Metode Analisis Statistik