22 c.
Keburukan dalam manajemen aktiva lancar dapat mengakibatkan kegagalan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan pengambilan keputusan strategi dan
investasi yang tepat terhadap aktiva modal. d.
Adanya hubungan yang langsung antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan untuk membiayai aktiva lancar. Peningkatan penjualan akan
membutuhkan tambahan persediaan, dan mungkin juga tambahan kas. Investasi aktiva lancar memiliki waktu yang relatif singkat dalam pengambilan
keputusan. e.
Dalam memberikan kredit, kreditur sangat memperhatikan bagaimana perusahaan mengelola aktiva lancarnya. Kegagalan dalam mengelolanya akan
mempengaruhi perusahaan.
G. Jenis Modal Kerja
Riyanto 2001 : 61 mengutip pendapat Taylor membagi modal kerja menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
1. Modal Kerja Permanen Permanent Working Capital yaitu modal kerja yang
harus tetap ada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran
usaha. Modal kerja ini dapat dibedakan dalam : a.
Modal Kerja Primer Primary Working Capital yaitu modal kerja yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kelancaran usahanya.
b. Modal Kerja Normal Normal Working Capital yaitu jumlah modal kerja
yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. Pengertian “normal” di sini adalah dalam artian yang dinamis.
Universitas Sumatera Utara
23 2.
Modal Kerja Variabel Variable Working Capital yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja
ini dapat dibedakan antara : a.
Modal Kerja Musiman Seasonal Working Capital yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan fluktuasi musim.
b. Modal Kerja siklis Cyclical Working Capital yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah disebabkan fluktuasi konyungtur. c.
Modal Kerja Darurat Emergency Working Capital yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui
sebelumnya misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak.
H. Kebijakan Modal
Kerja
Menurut Martono dan Harjito 2001:75 ada tiga tipe kebijakan modal kerja yang digunakan oleh perusahaan, yaitu:
1. Kebijakan Konservatif
Kebijakan modal kerja konservatif merupakan manajemen modal kerja yang dilakukan secara hati- hati. Pada kebijakan konservatif ini modal
kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja variabel
lainnya dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek. 2.
Kebijakan Agresif Pada kebijakan ini sebagian modal kerja permanen dibelanjai dengan
sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja
Universitas Sumatera Utara
24 permanen dan modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana
jangka pendek. 3.
Kebijakan Moderat Pada kebijakan ini aktiva yang bersifat tetap yaitu aktiva tetap dan
modal kerja permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka
pendek.
I. Kebutuhan Modal Kerja
Berkurang atau berlebihnya modal kerja akan dapat mengurangi peluang yang terbuka bagi perusahaan untuk meningkatkan kemampulabaan modal
sendiri. Besar kecilnya kebutuhan modal kerja terutama tergantung kepada dua faktor, yaitu :
a. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja, dan
b. Pengeluaran kas rata-rata setiap harinya Riyanto, 2001:64
Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja adalah merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode-periode yang meliputi jangka waktu
pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamanya proses produksi, lamanya barang jadi disimpan di gudang, dan jangka waktu
penerimaan piutang, sedangkan pengeluaran setiap harinya adalah untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh,
dan biaya-biaya pengeluaran lainnya.
Universitas Sumatera Utara
25
J. Pengertian Rentabilitas