Analisis RC Rasio ANALISIS USAHATANI SAYURAN PETANI
cukup banyak jasa tenaga kerja buruh tani yang terdiri dari karyawan Gapoktan maupun petani yang biasa dimintai bantuan oleh Gapoktan dari desa lain. Adanya
kemudahan dalam memperoleh jasa tenaga kerja ini mengakibatkan penggunaan tenaga kerja luar keluarga oleh petani anggota jumlahnya jauh lebih banyak.
Pengelolaan yang kurang baik terkait teknis budidaya oleh petani anggota Gapoktan juga disebabkan oleh kurangnya kegiatan bimbingan, pelatihan, dan
penyuluhan baik oleh pihak Gapoktan maupun penyuluh yang bertugas. Bahkan saat ini penyuluh yang seharusnya bertugas untuk wilayah Desa Citapen sudah
tidak pernah hadir lagi untuk memberikan penyuluhan. Penyuluhan maupun pelatihan-pelatihan seperti sekolah lapang dan kegiatan kunjungan juga hanya
Gapoktan berikan kepada pengurus inti masing-masing kelompok tani, baru jika terdapat kuota yang belum terpenuhi anggota biasa dapat masuk dan ikut untuk
memenuhi kuota yang kosong. Hal ini menjadi salah satu alasan petani responden kurang merasakan kegiatan bimbingan, pelatihan, dan penyuluhan kepada petani
anggota. Tujuan dari pengurus Gapoktan dengan hanya melibatkan pengurus inti masing-masing kelompok tani adalah agar nantinya masing-masing pengurus inti
kelompok tani yang akan menyampaikan pelatihan lanjutan kepada masing- masing anggotanya. Akan tetapi, fakta dilapangan belum menunjukkan
keberhasilan dari penerapan sistem tersebut.
Gapoktan Rukun Tani dalam hubungannya sebagai mitra tani memberikan fasilitas yang lebih banyak berkaitan dengan pelayanan penyediaan input produksi
dan pasca panen. Kegiatan yang berkaitan langsung dengan proses budidaya tidak terlalu banyak menonjol sehingga petani tidak terlalu dapat melihat peran
Gapoktan dalam membantu kegiatan budidaya sayuran mereka di lahan. Kegiatan penyuluhan dan bimbingan teknis yang berkaitan langsung dengan kegiatan
budidaya di lahan justru menjadi pelayanan yang masih kurang dirasakan keberadaannya oleh petani anggota. Adapun kegiatan penyuluhan yang sering
diberikan oleh dinas terkait, juga lebih banyak memfokuskan pada tanaman pangan, penyuluhan untuk hortikultura khususnya sayuran masih jarang.
Pelayanan atau fasilitas lain yang diberikan oleh Gapoktan adalah penyediaan sarana pengangkutan hasil panen dan penjaminan pasar dan harga
bagi sayuran hasil panen petani. Fungsi ini sangat nampak dan dirasakan oleh petani anggota. Fungsi ini juga diperkuat dengan hasil perhitungan pendapatan
diatas, dimana untuk biaya diperhitungkan terutama biaya pasca panen, petani anggota Gapoktan jauh lebih kecil dibandingkan petani bukan anggota Gapoktan.
Hal serupa juga berlaku untuk harga sayuran, dimana mayoritas harga sayuran yang diterima petani anggota Gapoktan lebih besar dibandingkan petani
bukan anggota Gapoktan. Prinsip Gapoktan yang tidak ingin mengambil keuntungan banyak dari penetapan harga jual kecuali untuk keperluan
pembayaran karyawan dan fasilitas pengangkutan, membuat petani menerima harga hampir serupa dengan harga di Pasar Induk TU Kemang Bogor, tempat
dimana Gapoktan menjual sayuran petani anggota selanjutnya. Fasilitas ini tentunya membantu petani memperlancar kegiatan usahataninya.