Tabel 40. Rekapitulasi Penyaluran Dana PUAP Menurut Usaha Produktif yang
Dibiayai BLM-PUAP Tahun 2009 – Januari 2011
No Kode Usaha
Produktif Jenis Usaha
Produktif Jumlah
Nasabah Nilai BLM-
PUAP Rp 1
1.1 Tanaman Pangan
41 58.000.000
2 1.2
Tanaman Hortikultura
73 111.250.000
3 1.3
Peternakan 18
26.000.000 4
2.1 Indutri
Rumah Tangga Pertanian
8 16.000.000
5 2.2
Pemasaran Hasil Pertanian secara
Mikro 42
48.500.000 Jumlah
182 260.250.000
Sumber: LKMA Gapoktan Rukun Tani, 2012
7.3. Penilaian Gapoktan oleh Petani Bukan Anggota
Penilaian Gapoktan untuk petani bukan anggota tidak dimaksudkan untuk mengetahui manfaat dan keuntungan atas penilaian petani memilih tidak bermitra
dengan Gapoktan, melainkan untuk mengetahui alasan yang mendasari tidak berminatnya petani responden bergabung dengan Gapoktan. Berdasarkan hasil
wawancara diperoleh informasi bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penilaian responden petani bukan anggota Gapoktan untuk memilih tidak
bermitra dengan Gapoktan antara lain : 1 lokasi lahan dan tempat tinggal yang jauh dari Gapoktan, sehingga membutuhkan waktu dan biaya untuk sampai ke
Gapoktan, 2 terdapat pedagang pengumpul atau pemborong disekitar lokasi lahan, sehingga lebih praktis menjual sayuran ke pengumpul baik saat masih di
lahan maupun setelah dipanen, 3 rata-rata petani responden memiliki modal dan skala usahatani cukup besar, sehingga sudah cukup mandiri dan tidak memerlukan
fasilitas dari Gapoktan, 4 beberapa responden juga bekerja sebagai pedagang atau pemasok sayuran sehingga tidak bersedia menjual sayuran hasil panennya ke
Gapoktan, dan 5 responden tidak menyukai kegiatan yang bersifat administratif karena dianggap rumit, ataupun rapat-rapat karena dianggap menyita waktu, serta
adanya anggapan bahwa pelaksanaan kegiatan Gapoktan hanya menguntungkan beberapa pihak saja.
Dengan melihat karakter kemitraan yang dijalankan oleh Gapoktan kepada petani anggotanya, terlihat bahwa bentuk kemitraan yang dijalankan oleh
Gapoktan dengaan petani anggota adalah pola kemitraan kerjasama operasional agribisnis KOA. Hal ini ditunjukkan dengan peran dari masing-masing pihak
yang bermitra dimana dalam hal ini petani anggota menyediakan lahan, sarana, dan tenaga kerja, sedangkan pihak Gapoktan menyediakan pinjaman modal,
pemberian atau pinjaman paket natura saprodi atau input-input pertanian, serta terdapatnya manajemen yang dilakukan oleh Gapoktan dalam pengelolaan
usahatani dan kemitraan yang dijalankan. Di samping itu Gapoktan juga berperan sebagai penjamin pasar bagi sayuran hasil panen petani, serta peningkatan nilai
tambah produk melalui kegiatan sorting dan grading. Dalam pelaksanaannya, kemitraan yang dijalankan oleh Gapoktan dan petani anggota, baik bagi hasil dan
risiko dituangkan dalam kontrak atau kesepakatan bersama anggota Gapoktan
serta AD dan ART Gapoktan. Sementara dengan hasil penilaian petani bukan anggota terhadap kinerja Gapoktan, diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan
kritik yang membangun agar Gapoktan Rukun Tani ke depannya dapat memberikan pelayanan dan kinerja yang lebih baik lagi, serta memberikan
manfaat tidak hanya untuk anggota Gapoktan Rukun Tani saja, tetapi juga petani lain dan juga lingkungan sekitar.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN