Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Ciawi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Ciawi

Kecamatan Ciawi merupakan salah satu Kecamatan dari 40 Kecamatan di Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 2.555.071 Ha. Secara administratif, Kecamatan Ciawi terdiri dari 13 Desa, 33 Dusun, 86 Rukun Warga RW, dan 346 Rukun Tetangga RT. Adapun secara geografis, Kecamatan Ciawi berbatasan dengan daerah-daerah disekitarnya yaitu: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Megamendung c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Caringin d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kota Bogor. Kecamatan Ciawi terdiri dari 25.616 kepala keluarga dan memiliki jumlah penduduk 2012 berjumlah 93.243 jiwa yang terdiri dari Warga Negara Indonesia WNI dan Warga Negara Asing WNA. Proporsi jumlah penduduk WNI yaiu laki-laki sebanyak 48.329 jiwa dan perempuan sebanyak 44.962. Sedangkan untuk jumlah penduduk WNA yaitu laki-laki sebanyak 4 jiwa dan perempuan sebanyak 2 jiwa. Secara lebih lengkap kondisi kependudukan di Kecamatan Ciawi dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Kondisi Kependudukan Kecamatan Ciawi Tahun 2012 No. Desa Kelurahan Kepala Keluarga KK Jumlah Penduduk WNA L P Jumlah L P Jumlah 1. Cileungsi 1960 3920 2588 6518 1 1

2. Citapen

2197 4411 4058 8469 3. Cibedug 1458 3266 2969 6235 4. Banjarsari 1754 3924 3744 7668 5. Jambuluwuk 1798 3107 2848 5955 6. Bojongmurni 1409 2654 2244 4838 7. Banjarwangi 1542 3185 3029 6214 8. Banjarwaru 2034 4035 3963 7998 9. Pandansari 2262 4083 4225 8308 10. Bendungan 2911 5232 4929 10161 11. Ciawi 1545 3491 3335 6826 12. Telukpinang 1982 4019 3731 7750 1 1 13. Bitungsari 2764 2992 3299 6291 3 1 4 Jumlah 25616 48329 44962 93231 4 2 6 Sumber: Monografi Kecamatan Ciawi Tahun 2012 Berdasarkan data pada Tabel 7, diketahui bahwa jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Ciawi berada di Desa Bendungan dengan jumlah penduduk sebanyak 10.161 jiwa. Jumlah penduduk terbesar kedua setelah Desa Bendungan adalah Desa Citapen yang juga merupakan lokasi penelitian yaitu memiliki jumlah penduduk sebanyak 8.469 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit berada di Desa Bojongmurni dengan jumlah penduduk sebanyak 4.838 jiwa. Data kependudukan yang telah disajikan pada Tabel 7 merupakan data keseluruhan jumlah penduduk dari berbagai tingkatan usia. Berdasarkan tingkatan usianya, penduduk dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu golongan usia non produktif, produktif, dan tidak produktif. Golongan usia non produktif adalah penduduk yang berusia antara 0-14 tahun, golongan usia produktif berada pada usia 15-64 tahun, sedangkan golongan usia tidak produktif berada pada usia 65 tahun. Berdasarkan penggolongan usia ini, penduduk di Kecamatan Ciawi mayoritas adalah golongan usia non produktif dengan usia 0-14 tahun yaitu jumlah penduduk pada golongan ini sebanyak 55.116 jiwa, kemudian diikuti secara berturut-turut golongan usia produktif dengan jumlah penduduk pada golongan ini sebanyak 44.579 jiwa, dan terkecil yaitu golongan usia tidak produktif dengan usia 65 tahun sebanyak 2.809 jiwa. Secara lebih rinci data penggolongan penduduk berdasarkan usia ini dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Penggolongan Penduduk Berdasarkan Usia di Kecamatan Ciawi Tahun 2012 No. Usia tahun Golongan Jumlah Orang Persentase 1. – 14 Non Produktif 55.116 53,77 2. 15 – 64 Produktif 44.579 43,49 3. 65 Tidak Produktif 2.809 2,74 Jumlah 102.504 100 Sumber: Monografi Kecamatan Ciawi, 2012 Data diolah Berdasarkan Tabel 8, diketahui bahwa dominasi penduduk Kecamatan Ciawi adalah pada usia 0 - 14 tahun atau kategori anak-anak. Kondisi ini menjadi masalah tersendiri bagi Kecamatan Ciawi dimana penduduk usia kerja jumlahnya lebih sedikit daripada penduduk usia belum kerja yang berarti penduduk yang masih menjadi tanggungan jumlahnya lebih besar daripada jumlah penduduk yang mampu menghasilkan pendapatan usia kerja. Kondisi ini belum ditambah dengan jumlah pengangguran terselubung. Sementara itu dari segi mata pencaharian, bidang pertanian masih menjadi mata pencaharian utama oleh sebagian besar penduduk di Kecamatan Ciawi. Dari seluruh jumlah penduduk usia produktif 15 – 64 tahun, sebanyak 19.384 jiwa memiliki mata pencaharian non sektor pertanian, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 25.195 bekerja dibidang pertanian yang terdiri dari petani pemiliki tanah, petani penggarap, dan buruh tani. Komposisi jumlah dari masing-masing penduduk yang bekerja sebagai petani pemilik tanah, petani penggarap, dan buruh tani belum diketahui secara pasti karena berdasarkan catatan pada monografi Kecamatan Ciawi, tidak ditemukan data pasti tentang komposisi jumlah dari ketiga jenis pekerjaan tersebut di bidang pertanian. Adapun data mata pencaharian penduduk di Kecamatan Ciawi secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 9. Dari data pada Tabel 9, diketahui bahwa penduduk yang bekerja di sektor pertanian memiliki persentase lebih dari 50 persen yaitu sebesar 56,52 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Kecamatan Ciawi masih memiliki potensi yang besar di bidang pertanian dilihat dari kuantitas sumber daya manusianya. Kondisi pertanian yang masih potensial serta masih menjadi prioritas mata pencaharian penduduk terbesar ini juga didukung dengan adanya kelembagaan pertanian yang tersebar di seluruh wilayah di Kecamatan Ciawi baik yang berbentuk Kelompok Tani maupun Gabungan Kelompok Tani Gapoktan. Kelompok tani maupun Gapoktan ini merupakan wadah bagi gerakan ekonomi petani yang terlibat didalamnya untuk bersama-sama mencari tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi melalui penghimpunan diri ke dalam kelembagaan pertanian untuk mencapai tujuan bersama. Tabel 9. Mata Pencaharian Penduduk di Kecamatan Ciawi Tahun 2012 No Jenis Pekerjaan Jumlah Orang Persentase 1 Petani 25.195 56,52 a. Petani Pemilik Tanah b. Petani Penggarap c. Buruh Tani 2 Pengusaha a. Pengusaha Besar 190 0,43 b. Pengusaha Menengah 386 0,87 c. Pengusaha Kecil 205 0,46 3 Pengrajin 136 0,31 4 Buruh Industri 10.722 24,05 Buruh Bangunan 505 1,13 Pedagang 3.689 8,28 Pengemudi 1.413 3,17 Pegawai Negeri Sipil 1.209 2,71 TNI 63 0,14 POLRI 124 0,28 Pensiunan TNIPOLRIPNS 742 1,66 Jumlah 44.579 100 Sumber: Monografi Kecamatan Ciawi, 2012 Data diolah Melalui kelembagaan pertanian, petani tidak bergerak sendiri-sendiri melainkan bersama-sama petani lain untuk mencari solusi atas kendala-kendala yang dihadapi dalam kegiatan pertanian serta mencapai tujuan bersama. Petani yang terbagung ke dalam kelembagaan pertanian ini umumnya petani-petani yang mengusahakan komoditi pertanian sejenis baik bidang pertanian pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, maupun kehutanan. Daftar kelompok tani dan Gapoktan yang terdapat di Kecamatan Ciawi tahun 2012 menurut komoditi pertanian dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3. Berdasarkan data pada Lampiran 2 dan Lampiran 3, diketahui bahwa masing-masing desa di Kecamatan Ciawi telah memiliki kelembagaan pertanian baik yang berbentuk kelompok tani maupun Gapoktan. Terdapatnya kelembagaan pertanian ini menunjukkan bahwa sektor pertanian bukan sektor yang diabaikan oleh penduduk dan juga pemerintahan setempat, melainkan sektor yang cukup mendapat perhatian yang keberadaannya dianggap penting. Bantuan dana PUAP yang diterima oleh beberapa Gapoktan juga merupakan bentuk perhatian dari pemerintahan setempat dalam upaya mengembangkan kegiatan pertanian dari anggota Gapoktan penerima dana PUAP. Berdasarkan informasi ini, dapat diketahui bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang penting bagi Kecamatan Ciawi. 5.2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Citapen merupakan salah satu Desa di Wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. Secara geografis Desa Citapen terletak tepat dibawah kaki Gunung Pangrango dengan luas wilayah 286.660 Ha yang terdiri dari 2 Dusun, 7 Rukun Warga RW dan 26 Rukun Tetangga RT. Desa Citapen berada pada ketinggian 600 meter diatas permukaan laut. Dilihat dari letak wilayahnya, Desa Citapen berbatasan dengan wilayah: 1. Batas sebelah Utara berbatasan dengan Desa Banjarsari 2. Batas sebelah Selatan berbatasan Desa Cileungsi 3. Batas sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ciderum 4. Batas sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cibedug. Adapun jarak Kantor Desa ke Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, dan ke Ibu Kota Negara adalah sebagai berikut: 1. Ibu Kota Kecamatan Ciawi : 6 Km 2. Ibu Kota Kabupaten Bogor : 28 Km 3. Ibu Kota Provinsi Jawa Barat : 120 Km 4. Ibu Kota Negara : 60 Km. Desa Citapen merupakan desa yang terletak di dataran tinggi dengan suhu rata-rata 38 C. Luas lahan yang dimiliki Desa Citapen digunakan untuk berbagai fungsi. Penggunaan lahan di Desa Citapen berdasarkan fungsinya pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Penggunaan Lahan di Desa Citapen Tahun 2011 No Penggunaan Lahan Luas Ha 1 Pemukiman KampungPekaranganemplasemen 110,4 2 Tanah sawah 140 3 Jalan 5 4 Irigasi teknis 5 5 Perkantoran 0.04 6 Tanah Bangunan Peribadatan 4.5 7 Lapangan olah raga 1,1 8 Kuburan 4,6 9 Lain-lain tanah tandus, tanah pasir - Jumlah 270.64 Sumber : Pemetaan Swadaya Desa Citapen, Tahun 2011 Berdasarkan kondisi sosial dan demografi, Desa Citapen memiliki jumlah penduduk sampai pada akhir bulan Desember 2012 sebanyak 8.912 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 4.647 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 4.265 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga KK sebanyak 2.201 KK. Dari komposisi ini jumlah penduduk dewasa berdasarkan jumlah hak pilih adalah sebanyak 5.202 jiwa. Dengan demikian, apabila dilihat dari komposisi tersebut, maka sekitar 58,37 persen penduduk Desa Citapen adalah penduduk dewasa, sedangkan sisanya sekitar 41,63 persen adalah anak-anak dan penduduk berusia lanjut. Dilihat dari jumlah penduduk dewasa, dapat diketahui bahwa penduduk Desa Citapen mayoritas berada pada usia produktif dewasa yaitu 58,37 persen. Hal ini cukup menguntungkan bagi Desa Citapen karena jumlah penduduk angkatan kerja lebih banyak daripada jumlah penduduk yang menjadi tanggungan. Akan tetapi, meskipun mayoritas penduduk Desa Citapen berada pada usia produktif, namun di Desa ini juga masih banyak penduduk yang dikategorikan sebagai keluarga miskin. Dari 8.912 total penduduk usia produktif, diketahui sebanyak 1.698 jiwa atau sekitar 19 persen diantaranya merupakan penduduk miskin. Sementara itu, jumlah KK miskin juga tercatat sebanyak 476 KK atau sekitar 21,63 persen KK miskin dari jumlah total KK yaitu sebnayak 2.201 KK. Data ini menunjukkan di Desa Citapen masih cukup banyak penduduk miskin. Secara lebih lengkap informasi mengenai kondisi sosial secara umum Desa Citapen dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Distribusi dan Jumlah Penduduk di Desa Citapen Tahun 2012 Karakteristik Penduduk Jumlah Jumlah penduduk 8.912 Jiwa Jumlah penduduk laki-laki 4.674 Jiwa Jumlah penduduk perempuan 4.265 Jiwa Jumlah KK 2.201 KK Jumlah penduduk dewasa 5.202 Jiwa Jumlah penduduk miskin 1.698 Jiwa Jumlah KK miskin 476 KK Sumber : Profil Desa Citapen, 2012 Data diolah Sebaran warga miskin di Desa Citapen relatif menyebar sehingga permasalahan yang terjadi juga sangat bervariasi sesuai dengan kondisi lingkungan dan wilayahnya. Jumlah warga miskin yang terbanyak berada di RW 6 yang selanjutnya menyebar di beberapa RW lainnya, seperti terlihat pada grafik di bawah ini. Gambar 7. Data Penduduk Warga Miskin Desa Citapen Tahun 2011 Sumber: Pemetaan Swadaya Desa Citapen, Tahun 2011 200 400 600 800 1000 1200 1400 1 2 3 4 5 6 7 KK Jiwa Laki-laki Perempuan Begitu juga kondisi perumahan atau pemukiman warga miskin di Desa Citapen sebagian besar adalah milik pribadi dengan kondisi bangunan semi permanen sedangkan warga miskin yang menempati kondisi bangunan tidak layak huni cukup banyak yaitu 81 Kepala Keluarga, hal ini dikarenakan ketidakmampuan dalam merenovasi dan memperbaiki rumah akibat kondisi ekonomi keluarga yang sangat terbatas. Gambar 8. Kondisi Rumah Penduduk Desa Citapen Tahun 2011 Sumber: Pemetaan Swadaya Desa Citapen, Tahun 2011 Dilihat dari sektor ekonomi, mata pencaharian penduduk yang paling dominan adalah sebagai buruh tani, diikuti dengan petani dan buruh industri. Masih banyaknya petani yang bekerja sebagai buruh tani menunjukkan bahwa kepemilikan lahan sawah di Desa Citapen tidak tersebar merata, dalam artian kepemilikan lahan hanya dimiliki sebagian kecil penduduk, sementara itu penduduk yang lain bertindak sebagai buruh tani. Banyaknya penduduk yang bekerja sebagai buruh tani dan petani milik juga menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor utama di Desa Citapen karena sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh tani adalah sebanyak 1.950 orang atau sekitar 55,63 persen dari seluruh angkatan kerja, petani milik sebanyak 710 orang atau sekitar 20,26 persen dari total angkatan kerja, dan buruh industri sebanyak 320 atau sebesar 7.13 persen dari total angkatan kerja. Adapun jenis mata pencaharian yang paling sedikit ditekuni oleh penduduk Desa Citapen adalah sebagai TNIPOLRI yaitu hanya sekitar 0,06 persen. Hal ini menunjukkan sangat sedikit penduduk setempat yang mengikuti atau menempuh pendidikan kemiliteran. Secara lebih lengkap data mata pencaharian penduduk Desa Citapen dapat dilihat pada Tabel 12. Permasalahan ekonomi yang paling umum terjadi di Desa Citapen adalah rendahnya 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Permanen Semi Permanen Tidak Layak Huni Milik Pribadi Numpang NgontrakSewa 492 786 81 852 225 19 Kondisi Rumah pendapatanpenghasilan yang diperoleh warga dan pengangguran. Hal ini dikarenakan sedikitnya lapangan kerja, kurangnya keterampilan atau pendidikan dan permodalan. Kondisi ini juga disadari sebagai akibat dari tingkat pendidikan warga terutama warga miskin yang masih rendah. Tabel 12. Mata Pencaharian Penduduk Desa Citapen Tahun 2012 No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Orang Persentase 1 Petani 710 20,26 2 Buruh Tani 1.950 55,63 3 Buruh 250 7,13 4 Pegawai Swasta 25 0,71 5 Pegawai Negeri 76 2,17 6 PengrajinPenjahitJasa 7 0,19 7 Pedagang 76 2,17 8 Peternak 8 0,23 9 TNIPOLRI 2 0,06 10 Tukang Kayu 50 1,43 11 Tukang Batu 25 0,71 12 Guru Swasta 7 0,19 13 Buruh Industri 320 9,13 Jumlah 3.505 100 Sumber : Profil Desa Citapen, 2012 Untuk mengetahui kondisi sosial penduduk Desa Citapen tidak hanya dilihat dari kondisi distribusi penduduk saja, melainkan juga dari tingkat pendidikan yang ditempuh atau diikuti oleh penduduk. Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk, maka akan semakin besar pendapatan yang diperoleh sehingga hidupnya sejahtera. Dengan melihat data mata pencaharian dan diketahui mayoritas penduduk bekerja sebagai buruh tani, kecil kemungkinan penduduk Citapen yang mengenyam pendidikan hingga jenjang pendidikan yang tinggi. Berdasarkan data profil Desa Citapen, diketahui bahwa sebagian besar penduduk Citapen memiliki tingkat pendidikan tamat SDsederajat yaitu sebesar 1.312 jiwa, diikuti dengan belum sekolah sebanyak 967 jiwa, dan SLTAsederajat sebanyak 944 jiwa. Tingkat pendidikan penduduk Desa Citapen secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Tahun 2012 No Tingkat Pendidikan Jumlah Orang 1 Belum Sekolah 967 2 Tidak Tamat SD 125 3 Tamat SDSederajat 1.312 4 SLTPSederajat 951 5 SLTASederajat 944 6 D-1D-2D-3 130 7 S-1S-2S-3 10 Sumber: Profil Desa Citapen, 2012 Keberadaan Desa Citapen yang mudah dituju, serta sarana prasarana seperti jalan aspal dan angkutan umum yang tersedia dengan baik dan mudah, serta sarana prasarana pendidikan yang memadai dan dekat dengan pusat kecamatan maupun kota Bogor, seharusnya mampu mendukung penduduk Desa Citapen untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Keberadaan perguruan tinggi yang berada di Kecamatan Ciawi dan Kota maupun Kabupaten Bogor juga mudah ditempuh dari lokasi Desa Citapen. Kondisi ini seharusnya dimanfaatkan dengan baik oleh penduduk terutama usia sekolah untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi pada kondisi semua persyaratan lain tidak menjadi kendala bagi penduduk yang bersangkutan. Hasil dari Pemetaan Swadaya Desa Citapen menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat Desa Citapen masih tergolong rendah, hal ini terlihat bahwa mayoritas warga terutama warga miskin berpendidikan rendah tamat SD. Kondisi ini dikarenakan kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan dan mahalnya biaya pendidikan untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Pada bidang pertanian, Desa Citapen termasuk desa yang cukup potensial dengan komoditas-komoditas pertaniannya. Komoditas yang paling banyak dibudidayakan di Desa Citapen adalah tanaman pangan, sayuran, dan ternak sapi atau kambing. Kegiatan pertanian pun menjadi perhatian banyak kalangan baik pihak pemerintahan maupun pihak lain, karena di Desa Citapen terdapat Gapoktan Rukun Tani yang merupakan Gapoktan Berprestasi Peringkat II Nasional pada Tahun 2011. Gapoktan ini merupakan satu-satuya Gapoktan yang berada di Desa Citapen yang menaungi tujuh kelompok tani yang ada di wilayah tersebut. Keberadaan Gapoktan ini cukup baik bagi petani, karena petani dapat mengambil manfaat dari kegiatan, fasilitas, pelayanan, dan juga bimbingan dari berbagai pihak dan kalangan kepada Gapoktan Rukun Tani. Petani dapat merasakan keberadaan dan manfaat Gapoktan dengan cara bergabung atau masuk menjadi anggota Gapoktan tersebut. Meskipun Gapoktan Rukun Tani sudah cukup dikenal oleh warga setempat dan juga warga dari desa- desa disekitarnya, namun tidak semua petani di Desa Citapen bersedia bergabung dengan Gapoktan Rukun Tani. Pada umumnya alasan yang mendasari petani tidak berkenan bergabung adalah jarak yang cukup jauh dari Gapoktan, keberadaan pedagang pengumpul yang lebih dekat dengan rumah petani, atau karena petani tidak menyukai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan administrasi dan birokrasi. 5.3. Gambaran Umum Gapoktan Rukun Tani Gabungan Kelompok Tani Gapoktan Rukun Tani dibentuk pada tahun 2001. Terbentuknya Gapoktan Rukun Tani berawal dari adanya persamaan kepentingan diantara petani-petani yang ada di wilayah Desa Citapen, Kecamatan Ciawi dalam hal kesamaan komoditi yang ditanam yaitu komoditi hortikultura terutama sayuran dan kesamaan permasalahan dalam hal pemasaran hasil panen. Atas prakarsa petugas lapangan dari PT. TANINDO, dibentuklah satu kelompok tani yang bernama kelompok tani Pondok Menteng yang beranggotakan 25 orang. Dalam rangka menyatukan kepentingan yang sama ke arah usaha Agribisnis terpadu terutama dalam mengakses pasar dan permodalan, petani- petani lain yang tergabung dalam kelompok tani tanaman pangan, kelompok tani ternak dan kelompok tani pengrajin olahan hasil pertanian, bergabung menjadi satu membentuk satu himpunan kelompok tani yang bernama “Himpunan Rukun Tani ”. Pada tanggal 29 Juni 2007 melalui bimbingan Petugas Penyuluh Pertanian, Himpunan Rukun Tani dikukuhkan melalui rapat pengukuhan Gapoktan yang disahkan oleh Kepala Desa dan Camat menjadi “Gapoktan Rukun Tani” dengan anggota 236 orang. Sebagai legalitas Gapoktan, tanggal 26 November 2008, Gapoktan Rukun Tani telah dikukuhkan dihadapan Notaris Akta Notaris Miranti Tresnaning Timur, SH. No.14 tanggal 26 November 2008. Gambar 9. Sekretariat Gapoktan Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Tujuan dibentuknya Gapoktan dituangkan dalam AD dan ART Gapoktan Rukun Tani diantaranya yaitu: a. Mengembangkan kegiatan usaha anggota khususnya dan kemajuan lingkungan kerja pada umumnya dalam rangka menggalang terlaksananya masyarakat adil dan makmur. b. Mengembangkan sikap wirausaha ke arah usaha yang profesional, tangguh dan sehat dari anggota, untuk anggota dan oleh anggota. c. Mendorong dan menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota dalam rangka meningkatkan produktivitas dan pendapatan. d. Menggalang persatuan dan kesatuan masyarakat. e. Memperkokoh dan memperkuat perekonomian di tingkat pedesaan, sehingga menjadi lembaga usaha bisnis yang tangguh, sehat serta mampu bersaing dengan pelaku usaha bisnis lainnya. f. Mencari kemudahan dalam mengakses pasar, permodalan dan jaringan networking dalam rangka mengembangkan usaha agribinis berbasis pedesaan. g. Meningkatkan poduksi dan produktivitas usahatani. Dilihat dari segi lokasi, Gapoktan Rukun Tani berada Jalan Raya Tapos - Kampung Pondok Menteng Rt 02Rw 03, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. Status kelembagaan berbadan hukum dengan Akta Notaris No. 14 tanggal 26 November 2008 dan NPWP No. 21.060.468.2-434.000. Gapoktan Rukun Tani diketuai oleh H.Misbah yang juga merupakan Ketua Kelompok Tani Pondok Menteng. Unit usaha Gapoktan Rukun Tani terdiri dari pertanian dan hortikultura, peternakan, perikanan, pemasaran, sarana produksi pertanian, dan alat industri pertanian alsintan. Anggota Gapoktan adalah petani anggota kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Rukun Tani yang berdomisili di wilayah Desa Citapen kecamatan Ciawi dan sekitarnya. Ketentuan dan persyaratan menjadi anggota Gapoktan diatur dalam Anggaran Dasar AD dan Anggaran Rumah Tangga ART Gapoktan Rukun Tani. Adapun jumlah anggota saat ini mencapai 236 orang dengan luas kepemilikan lahan antara 0,1-4 Ha petani pemilikpetani pemilik-penggarappetani penggarap, dan kepemilikan ternak antara 6 -100 ekor kelinci, 2-50 ekor domba dan 1-15 ekor sapi. Adapun kelompok tani yang tergabung dala Gapoktan Rukun Tani dapat dilihat pada Tabel 14. Jumlah anggota kemungkinan akan terus bertambah seiring perkembangan usaha Gapoktan yang sudah mulai membuka unit usaha Penyediaan Sarana Produksi Pertanian dan Unit Usaha Simpan Pinjam melalui penguatan modal kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan PUAP. Tabel 14. Data Kelompok Tani yang Tergabung di Gapoktan Rukun Tani Tahun 2012 No Nama Kelompok Alamat Pengurus Kelompok Tani Jumlah Anggota Ketua Sekretaris Bendahara 1 Pondok Menteng Kp. Pondok Menteng H. Misbah Dadang Ismail 104 2 Sukamaju Kp. Pondok Menteng Sarno Asri Cecep 20 3 Bina Mandiri Kp. Pondok Menteng Yudi Suwandi Edo S Guntur S 20 4 Silih Asih Kp. Pondok Menteng H. Agus Lela Nurlela Jeje S 5 5 Sawah Lega Kp. Cigaok H. Tohiri Ade Saptaji Rahmat Sudrajat 20 6 Tani Jaya Kp. Lame Dade Adun Kosasih 20 7 Wanita Tani Kp. Tapos Neng Minda Emi Bangbang 43 Jumlah 236 Sumber: Profil Gapoktan Rukun Tani, 2011 Gapoktan Rukun Tani berada di wilayah Desa Citapen kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Jarak jangkauan ke kantor kecamatan ±10 Km, dan jarak ke ibu kota kabupaten ±25 Km. Sedangkan jarak ke Pasar Teknik Umum TU Induk Kemang ±25 Km, jarak ke Pasar Induk Jakarta ±60 dengan alat transportasi lancar. Luas wilayah lahan sawah yang dikelola oleh Gapoktan Rukun Tani yaitu seluas 115 Ha untuk sawah pengairan pedesaan dan 38 Ha untuk sawah tadah hujan, sehingga jumlah luasan lahan sawahnya seluas 153 Ha. Sedangkan luas lahan darat terdiri dari 65 Ha pekarangan dan perumahan, 42 Ha tegalkebun, 2 Ha kolam, 18 Ha hutan rakyat, 102 perkebunan, dan lain-lain seluas 11 Ha, sehingga total luas lahan darat yang dikelola seluas 240 Ha. Informasi lebih lengkap mengenai sebaran luas lahan sawah dan darat yang diusahakan oleh anggota Gapoktan Rukun Tani data dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Sebaran Luas Lahan Sawah dan Luas Lahan Darat yang Diusahakan oleh Anggota Gapoktan Rukun Tani Tahun 2011 No Nama Kelompok Luas Lahan Ha Jumlah Ternak Ekor Sawah Darat Jumlah Kelinci Domba Kambing Sapi 1 Pondok Menteng 40 35 75 - 35 20 - 2 Sukamaju - 5 5 - 150 55 20 3 Bina Mandiri - 5 5 550 - - - 4 Silih Asih - 5 5 - - - - 5 Sawah Lega 50 20 70 - 30 - - 6 Tani Jaya 25 10 35 - 10 10 - 7 Citapen Berkarya - 5 5 - - - - Jumlah 115 85 200 550 225 85 20 Sumber: Profil Gapoktan Rukun Tani, 2011 Berdasarkan kondisi topografi dan iklim, iklim di wilayah Desa Citapen adalah beriklim tropisbasah dengan suhu rata-rata antara 20 o C sampai 32 o C dengan keasaman tanah pH antara 4,5 sampai 7. Menurut ekosistem yang ada, pemanfaatan lahan sawah dan darat dapat ditanami sepanjang tahuntidak ada lahan bera. Jenis tanah latosol, andosol, inseptisol sehingga cocok untuk ditanami berbagai komoditi tanaman. Wilayah Desa Citapen berada pada ketinggian tempat antara 450 meter diatas permukaan laut dpl sampai dengan 800 meter diatas permukaan laut. Drainase baik dan sangat cocok untuk diusahakan berbagai jenis tanaman pangan, hortikultura dan juga pemeliharaan ternak. Kondisi iklim yang baik untuk pengusahaan berbagai tanaman ini juga didukung oleh curah hujan yang baik di wilayah tersebut. Perkembangan curah hujan yang terjadi di Desa Citapen dari tahun 2006-2010 dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Perkembangan Curah Hujan Desa Citapen Tahun 2006 – 2010 mm hh mm hh mm hh mm hh mm hh mm hh mm hh 1 January 685 25 692,7 30 299,5 17 321 20 315 26 2313,2 118 462,64 23,6 2 February 469,8 26 445,1 26 927,9 26 514 28 276 13 2632,8 119 526,56 23,8 3 Maret 319,4 24 157,3 22 395,2 29 516 26 252,3 25 1640,2 126 328,04 25,2 4 April 124,8 20 308,8 26 384,7 28 405 22 329 21 1552,3 117 310,46 23,4 5 Mei 163,6 16 133,3 17 123,6 21 156 18 194 17 770,5 89 154,1 17,8 6 Juni 237,6 24 41 11 130,1 18 62 10 107,1 12 577,8 75 115,56 15 7 Juli 140,1 15 13,7 7 8,2 6 33 4 240 16 435 48 87 9,6 8 Agustus 206,1 11 6,6 4 73,6 7 102 14 30,1 11 418,4 47 83,68 9,4 9 September 202,4 16 20,5 3 62,7 12 161 14 612 10 1058,6 55 211,72 11 10 Oktober 186,1 22 98 15 166 17 226 10 192 18 868,1 82 173,62 16,4 11 November 253,3 25 157,6 21 234,5 24 472 25 245 25 1362,4 120 272,48 24 12 Desember 282,2 28 550,7 30 583,4 29 253 26 181,1 16 1850,4 129 370,08 25,8 3270,4 252 3270,4 252 2625,3 212 3389,4 234 3221 217 15776,5 1167 3095,94 225 272,53 21,00 272,53 21,00 218,78 17,67 282,45 19,50 268,42 18,08 1314,71 97,25 258,00 18,75 No Bulan 2006 2007 Rat-rata Jumlah Rata-rata Jumlah 2008 2009 2010 Tahun Sumber : Stasiun Klimatologi dan Geofisika Citeko Cisarua Keterangan: a. Bulan Kering : Curah hujan kurang dari 60 mmbulan b. Bulan Basah : Curah hujan lebih dari 100 mmbulan c. Bulan Lembab : Curah hujan 60 mmbulan dan 100 mmbulan d. Suhu maksimum : 27,5 C e. Suhu minimum : 16,7 C f. Kelembaban : 80,6 Lahan yang diusahakan para anggota Gapoktan berupa lahan-lahan sawah dan lahan darat berstatus lahan hak milik atau garapan dengan luas penguasaan masing-masing anggota antara 0,1 - 4 ha. Adapun jenis usaha yang dilaksanakan oleh anggota tidak hanya terdiri dari satu jenis usaha saja melainkan banyak jenis usaha yang disesuaikan dengan kondisi lahan dan keterampilan masing-masing anggota. Secara lebih rinci data mengenai jenis usaha atau komoditi yang diusahakan oleh Gapoktan Rukun Tani dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Jenis UsahaKomoditi yang Diusahakan oleh Anggota Gapoktan Rukun Tani No Jenis Usaha Skala Usaha Pertahun HaEkor Produk- tivitas Kw Produksi Volume Pertahun Ton Pemasaran Lama Berusaha sejak Volume Ton Ekor Lokasi Peluang Pertanian 1 Padi Sawah 300 65 1.950 1.950 Pasar lokal - - 2 Jagung manis 20 100 200 200 Pasar TU Kemang Supermarket 1997 3 Cabai keriting 10 80 80 80 Sda Supermarket 2001 4 Tomat 5 200 100 100 Sda Supermarket 2001 5 Buncis 8 100 80 80 Sda - 1997 6 Kacang Panjang 5 100 50 50 Sda - 1997 7 Timun 15 350 525 525 Sda Supermarket 1997 8 Pakcoy 3 200 60 60 Sda Supermarket 1997 9 Caisim 10 200 200 200 Sda Supermarket 1997 10 Terung 4 350 140 140 Sda Supermarket 2000 Peternakan 11 Sapi 25 ekor 25 25 Dijual di tempat - 2008 12 Kambing Domba 300 ekor 300 300 Dijual di tempat - 1997 13 Kelinci 1000 ekor 1000 1000 Dijual di tempat Luar Daerah 2007 Pengolahan Hasil Pertanian 14 Sale Pisang 6 ton 6 6 Dijual di tempat - 2001 15 Keripik Pisang 54 ton 54 54 Sda - 2007 16 Keripik Jamur 3,6 ton 3,6 3,6 Sda - 2010 17 Pangsit 1,8 ton 1,8 1,8 Sda - 2010 Sumber: Profil Gapoktan Rukun Tani, 2011 Sejauh ini pemasaran hasil-hasil pertanian atau hasil panen dari anggota Gapoktan dijual langsung ke Gapoktan dalam kondisi segar belum ada pengolahan lebih lanjut. Dari Gapoktan hasil-hasil pertanian terutama sayuran kemudian dibawa ke pasar TU Induk Kemang di Bogor. Meskipun sudah ada tawaran dari beberapa supermarket besar untuk memasok beberapa hasil pertanian khususnya sayuran, Gapoktan Rukun Tani belum mampu memenuhi permintaan atau mengambil peluang tersebut. Terdapat beberapa faktor yang menjadi pertimbangan Gapoktan Rukun Tani belum mengambil peluang tersebut, yaitu: 1 kontrak kerjasama dengan supermarket bersifat rigidkaku, Gapoktan harus siap dan harus mampu memenuhi permintaan supermarket pada kualitas dan kuantitas yang diinginkan pihak supermarket. Apabila Gapoktan gagal memenuhi persyaratan, meskipun pada kadar yang kecil, barang akan dikembalikan oleh supermarket ke Gapoktan, dan 2 pembayaran dari supermarket tidak dilakukan secara tunai, namun ditunda hingga 2-3 kali pengiriman barang ke supermarket. Meskipun harga beli supermarket lebih tinggi daripada harga beli pasar, namun perguliran modal petani untuk penanaman selanjutnya menjadi terhambat. Sedangkan pihak Gapoktan tidak memiliki kas yang cukup besar untuk memberikan dana talangan guna pembayaran hasil panen kepada petani anggota. Secara garis besar jenis usaha yang dilaksanakan oleh Gapoktan dibedakan menjadi dua yaitu kegiatanjenis usaha on-farm dan kegiatanjenis usaha off-farm. Kegiatan on-farm terdiri dari pengusahaan padi sawah, hortikultura Cabai keriting, Caisin, Terung, Buncis, Kacang Panjang, Ketimun, Labu Siam, Pakcoy, Tomat, Baby Corn, penggemukan KambingDomba, dan ternak kelinci. Sedangkan kegiatan off-farm meliputi pengolahan sale pisang dan pembuatan kripik pisang, pembuatan besek bambu, dan pedagang bakulan. Masing-masing jenis usaha ini dilaksanakan oleh tujuh kelompok tani yang berbeda sesuai dengan fokus pengembangan komoditi dari masing-masing kelompok tani. Pengembangan terhadap komoditi tanaman pangan dan hortikultura misalnya, tidak semua kelompok tani mengembangkannya, melainkan fokus pengembangan komoditi-komoditi ini dilakukan oleh Kelompok Tani Pondok Menteng. Hampir serupa dengan Kelompok Tani Pondok Menteng, Kelompok Tani Tani Jaya juga mengembangkan komoditi hortikultura, namun tidak disertai dengan komoditi tanaman pangan, fokus pengembangan lebih spesifik ke sayuran. Begitu pula dengan kelompok Tani Sawah Lega yang hanya fokus pada pengembangan tanaman pangan. Sementara itu, Kelompok Tani Sukamaju memiliki fokus pengembangan terhadap penggemukan kambingdomba dan sapi. Kelompok Tani Bina Mandiri fokus pada pengembangan ternak kelinci dan pembuatan kerajinan besek bambu dan bakulan. Sedangkan pengolahan sale dan keripik pisang menjadi fokus pengembangan Kelompok Tani Silih Asih dan Kelompok Wanita Tani. Perbedaan fokus pengembangan komoditi ini memungkinkan Gapoktan Rukun Tani mampu menghasilkan berbagai variasi komoditi dengan menekankan kepada preferensi atau pilihan dari masing-masing petani untuk memilih fokus pengembangan terhadap komoditi apa yang paling sesuai dengan kondisi dan keinginan petani. Hal ini merupakan faktor yang sangat baik untuk terus dikembangkan karena akan memajukan ekonomi perdesaan dan pemberdayaan sumber daya manusia dengan memfokuskan pengembangan pada komoditi-komoditi lokal yang sesuai dengan keterampilan dan karakter masyarakat petani di pedesaan. Gambar 10. Jenis Usaha yang Dilaksanakan Gapoktan Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi Sementara itu, pola usahatani yang diterapkan oleh Gapoktan disesuaikan dengan jenis komoditi yang diusahakan oleh petani anggota. Pola tanam komoditi tanaman pangan padi sawah yang biasanya dilaksanakan oleh anggota Gapoktan adalah 3 kali tanam padi dalam satu tahun untuk lahan-lahan yang mempunyai jaringan irigasi cukup baik. Sedangkan pada lahan sawah tadah hujan penanaman hanya dilakukan satu kali tanam dan selanjutnya ditanami komoditi palawija dan hortikultura. Pola tanam ini diterapkan untuk tanaman pangan khususnya padi. Adapun untuk komoditi non pangan, maka pola tanama yang diterapkan akan berbeda. Pola tanam padi sawah dapat digambarkan seperti pada Tabel 18. Pengusahaan Padi Sawah Pengusahaan Hortikultura Pengusahaan Ternak dombakambing, kelinci, dan sapi Pengusahaan sale dan kripik pisang Pembuatan besek bambu Tabel 18. Pola Tanam Komoditi Tanaman Pangan, Palawija dan Hortikultura di Gapoktan Rukun Tani Lahan Sawah Pola Tanam I Pola Tanam II Pola Tanam III Lahan Kering Pola Tanam I Pola Tanam II Pola Tanam III BULAN OKT NOV DES JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT Sumber: Profil Gapoktan Rukun Tani, 2011. Sementara itu, untuk komoditi peternakan, pola usaha yang digunakan sama seperti pola usaha ternak pada umumnya. Jenis ternak yang dominan diusahakan adalah domba, kambing, kelinci dan sapi. Sedangkan pola usaha yang dikembangkan biasanya jenis usaha pembesaran sebagai usaha utama juga sebagai usaha sampingan untuk mengisi kekosongan waktu luang setelah bekerja di sawah atau di kebun. Akan tetapi, usaha dengan tujuan komersial biasanya juga dilakukan pada saat-saat tertentu untuk menyuplai permintaan pasar yang tinggi seperti saat-saat hari raya, hari besar, dan hari yang lain. Dalam mengusahakan pengembangan berbagai komoditi ini tentunya perlu ditunjang dengan peralatan dan fasilitas yang memadai dan mendukung kelancaran usaha. Oleh karena itu, Gapoktan yang bertindak sebagai fasilitator perlu menyediakan fasilitas-fasilitas dan perlatan yang dibutuhkan petani anggota. Fasilitas-fasilitas maupun peralatan ini tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dalam pengembangan masing-masing komoditi. Banyaknya ragam komoditi yang menjadi fokus usaha Gapoktan, maka fasilitas dan peralatan yang perlu disediakan oleh Gapoktan juga beragam jenisnya. Mengingat jumlah petani yang menjadi anggota Gapoktan jumlahnya tidak sedikit, maka untuk menjamin kelancaran usaha, Gapoktan juga harus menyediakan fasilitas dalam jumlah cukup, atau minimal cukup mudah bagi anggota untuk mendapatkan dan menggunakannya pada saat anggota membutuhkannya. Adapun fasilitas yang dimiliki oleh Gapoktan yang dapat dimanfaatkan oleh petani anggota seperti yang ditunjukkan pada Tabel 19. Padi Padi Padi Padi Padi Palawija Padi Sayuran Padi Palawija Sayuran Sayuran Palawija Bera Palawija Sayuran Sayuran Sayuran Tabel 19. Fasilitas Usahatani yang Dimiliki Gapoktan Rukun Tani No Fasilitas Jumlah Unit Sumber Kondisi 1 LaboratoriumBengkel Kerja 1. Sekretariat 1 Swadaya Belum Habis 2. Gudang 1 Swadaya Belum Habis 3. Bengkel Alsintan - - - 2 Alat dan Mesin Pertanian 1. Hand Traktor 2 Bantuan dan Swadaya Baik 2. Cangkul 15 Swadaya Baik 3. Sabit 10 Swadaya Baik 4. Kored 10 Swadaya Baik 5. Emrat 10 Swadaya Baik 6. Drum 15 Swadaya Baik 7. Pisau 20 Swadaya Baik 8. Meja Kursi 1 Swadaya Baik 9. Pisau Stainless 1 Bantuan Baik 10. Timbangan 600 Kg 1 Bantuan Baik 11. Timbangan duduk 10 Kg 1 Bantuan Baik 12. Keranjang 40 Kg 140 Bantuan Baik 13. Foot Sealer 1 Bantuan Baik 14. Gunting Stainless 5 Bantuan Baik 16. Food Handwraper 1 Bantuan Baik 17. Torn Air 1 Bantuan Baik 18. Plastik wrapping 1 Bantuan Baik 19. Pompa air 1 Bantuan Baik 20. Lori Angkut 1 Bantuan Baik 21. Chopper 1 Bantuan Baik 3 Mobil 2 Swadaya dan Bantuan Baik Sumber: Profil Gapoktan Rukun Tani, 2011. Dalam hal dinamika kelompok tani, Gapoktan berusaha mengadakan kegiatan yang sesuai melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat kebersamaan dan kekeluargaan. Gapoktan mengadakan beberapa kegiatan diantaranya mengadakan pertemuan kelompok yang dilakukan dengan interval satu bulan sekali, pengelolaan usaha kelompok secara bersama-sama, bersama-sama dengan petugas lapangan meninjau langsung ke lapangan tempat usaha anggota, bersama-sama melakukan melakukan pemanenan pada saat panen raya pada lahan-lahan yang diusahakan oleh Gapoktan, bersama-sama menyukseskan gerakan hama terpadu yang diinisiasi oleh dinas terkait, mengajak serta para anggota dalam kegiatan sosialisasi program pemerintah yang diprakarsai oleh Dinas Pertanian setempat, serta gotong royong saling membantu dalam kelompok maupun di lingkungan masyarakat secara berkesinambungan. Adanya kegiatan dinamika kelompok ini akan menambah semangat kekeluargaan dan kerjasama yang baik antar anggota Gapoktan, serta rasa saling memiliki dan membesarkan khususnya untuk pengelolaan usaha kelompok secara bersama-sama. Gambar 11. Kegiatan Dinamika Kelompok Gapoktan Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi Gapoktan Rukun Tani merupakan salah satu Gapoktan di Kecamatan Ciawi yang menerima bantuan dana PUAP Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan dari Pemerintah. Dana PUAP ini diterima pada bulan Maret 2009 senilai 100.000.000,- seratus juta rupiah untuk pengembangan kegiata usaha Gapoktan. Dasar Penetapan Gapoktan Penerima PUAP Tahun 2009 ini melalui SK. Mentan No.1192KptsOT.16032009 Tentang Penetapan Desa Penerima Dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP Tahun 2009 dan SK. Bupati No. 342KptsHuk2009 Tentang Penetapan Penyuluh Pendamping dan Gabungan Kelompok Tani Gapoktan Penerima BLM PUAP Kabupaten Bogor Tahun 2009. Manfaat program PUAP yang dirasakan oleh Anggota Gapoktan antara lain: 1 mengatasi masalah permodalan yang selama ini menjadi kendala utama dalam usahatani, 2 meningkatkan produksi dan produktivitas usahatani, 3 memutus rantai pasok hasil panen sayuran, 4 penyediaan saprodi lebih terkoordinir, 5 anggota lebih solid, serta 6 menyerap tenaga kerja LKM dan di usaha kelompok. Pengelolaan dana PUAP sendiri di Gapoktan Rukun Tani dikelola oleh Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis LKMA yang merupakan perangkat tambahan di Gapoktan Rukun Tani yang memiliki fokus kerja terhadap kegiatan yang berkaitan dengan keuangan baik pengelolaan dana PUAP maupun kegiatan simpan pinjam. Adapun peruntukan dana PUAP sampai dengan bulan Maret 2011 dapat dilihat pada Tabel 20. Sosialisasi BLM PUAP Rapat Umum Anggota Pertemuan Rutin Gerakan Pengendalian Hama Terpadu Sosialisasi Pengendalian Hama Terpadu Kegiatan Sekolah Lapang Komoditi Padi Tabel 20 . Peruntukan Dana PUAP di Gapoktan Rukun Tani sampai Bulan Maret 2011 No. Usaha Produktif Nilai Pokok Jumlah Anggota Penerima Jumlah Anggota yang Mengembalikan Total Pengembalian I. Budidaya on- farm 1.1. Tanaman Pangan 124.750.000 90 81 111.429.000 1.2. Hortikultura 90.000.000 44 40 42.000.000 1.3. Peternakan 26.000.000 18 16 23.922.000 1.4. Perkebunan - - - - II. Non Budidaya off-farm 2.1. Industri RumahTangga Pertanian 14.000.000 14 13 3.127.000 2.2. Pemasaran Hasil Pertanian Skala Mikro Bakulan,dll 22.500.000 22 20 11.701.000 2.3. Usaha lain berbasis Pertanian 20.000.000 16 14 17.000.000 Total 297.250.000 204 184 209.179.000 Sumber: Profil Gapoktan Rukun Tani, 2011 Dalam pelaksanaan kegiatan dan kerjasamanya dengan petani. Gapoktan bersama petani menyepakati adanya kontrak atau kesepakatan anggota Gapoktan yang berisi kesepakatan-kesepakatan yang didalamnya terdapat hak dan kewajiban beserta sanksi dalam upaya untuk mewujudkan bentuk kemitraan yang diharapkan. Kontrak atau kesepakatan dibuat dalam rangka menciptakan keteraturan, kedisplinan, dan keadilan yang diharapkan masing-masing pihak melaksanakan dengan baik hak dan kewajibannya, sehingga selama berlangsungnya kegiatan kerjasama melalui kemitraan ini dapat memberikan hasil yang baik dan menguntungkan masing-masing pihak. Dengan adanya kesepakatan tertulis, masing-masing pihak juga dapat mengoreksi pelaksanaan hak maupun kewajiban apabila selama pelaksanaan kemitraan terdapat hal-hal yang menyimpang dari kesepakatan yang telah dibuat bersama. Berikut kontrak atau kesepakatan anggota Gapoktan Rukun Tani. 1. Persyaratan menjadi AnggotaNasabah BLM-PUAP a. Membayar Simpanan Pokok sebesar Rp 50.000,- sesuai dengan ADART dan anggota berhak mendapatkan kartu anggota Gapoktan. b. Membayar Simpanan Wajib sebesar Rp 5.000,- per bulan c. Petani terdaftar dalam keanggotaan kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Rukun Tani. d. Membuat Rencana Usaha Anggota RUA komoditi yang akan diusahakan. e. Mengisi formulir pengajuan pinjaman BLM PUAP dilampiri fotokopy KTP dan Kartu Keluarga. f. Sanggup membayar jasa sebesar 1,8 per bulan. g. Sanggup membayar cicilan pinjaman disesuaikan dengan jenis usaha yang dibiayai berdasarkan kesepakatan anggota dengan pemberi pinjaman konvensionalsyariah. h. Waktu pengembalian pinjaman maksimal 10 bulan. i. Pemberian pinjaman modal BLM-PUAP kepada petani padi sawah, sayuranhortikultura, dan peternak kelinci atau dombakambing, diberikan dalam bentuk uang tunai atau dalam bentuk natura saprodi dan bakalan induk ternak yang nominalnya sesuai dengan paket pinjaman yang telah disepakati. j. Bagi anggota yang mendapatkan musibah bencana alam, wabah serangan hama dan penyakit, atau gagal panen pinjaman tetap menjadi tanggung jawab nasabahanggota dan tidak dikenakan jasa. k. Apabila nasabahanggota mengalami keterlambatan dalam pembayaran angsuran yang sudah jatuh tempo selama 3 bulan berturut-turut, maka ketua kelompok sebagai penjamin berkewajiban melakukan penagihan secara langsung kepada anggota yang bersangkutan, dan apabila yang bersangkutan masih tidak membayar, maka untuk selanjutnya tidak akan diberi pinjaman lagi. l. Bagi anggota yang melakukan pembayaran sangat lancar, Gapoktan melalui LKM akan memberikan penghargaan berupa meningkatkan jumlah pinjaman dan atau hadiah. m. Pembagian Sisa Hasil Usaha SHU akan dilakukan pada saat Rapat Anggota Tahunan RAT dengan ketentuan sebagai berikut:  50 akan dibagikan ke anggota  30 untuk pengembangan modal Gapoktan  20 untuk pengurus Gapoktan dan LKM 2. Paket Pinjaman untuk Pembiayaan Modal Usahatani a. Komoditi Padi SawahHa 1. Benih Padi 30 Kg x Rp 6.000 = Rp 180.000 2. Pupuk Urea 200 Kg x Rp 1.400 = Rp 280.000 3. Pupuk Phonska 300 Kg x Rp 2.500 = Rp 750.000 4. Pestisida dan PPC = Rp 290.000 Total = Rp 1.500.000 b. Komoditi SayuranHortikulturaHa 1. Benih bersertifikat = Rp 500.000 2. Pupuk Urea 200 Kg x Rp 1.400 = Rp 280.000 3. Pupuk Phonska 300 Kg x Rp 2.500 = Rp 750.000 4. Pestidida dan PPC = Rp 470.000 Total = Rp 2.000.000 c. Paket Ternak Kelinci 2 jantan + 10 betina 1. Bakalan Induk Rp 65.000 = Rp 780.000 2. Konsentrat = Rp 140.000 3. Obat-Obatan dan Vitamin = Rp 80.000 Total = Rp 1.000.000

5.4. Karakteristik Petani Responden

Dokumen yang terkait

Analisis pendapatan usahatani kangkung organik petani binaan Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor

1 22 101

Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dan Hubungannya dengan Kapasitas Kelompok Tani di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat

1 8 156

Analisis Risiko Produksi Cabai Merah Keriting pada Kelompoktani Pondok Menteng, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

1 25 159

Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Cabai Merah Keriting di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor

7 111 205

Analisis Kinerja Keuangan dan Kepuasan Nasabah Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

1 15 229

Analisis Pendapatan Usahatani dan Optimalisasi Pola Tanam Sayuran di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

8 46 272

Analisis Risiko Usaha Diversifikasi Sayuran pada Petani Gapoktan Rukun Tani di Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat

0 8 96

Pengaruh Kemitraan Terhadap Pendapatan Petani Manggis Di Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor

1 6 61

Pemasaran dan Pendapatan Usahatani Cabai Merah Keriting Anggota dan Non Anggota Gapoktan Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor

4 14 128

Analisis Pengaruh Kemitraan terhadap Pendapatan Usahatani Jamur Tiram Putih (Kasus Kemitraan UD Ragheed Pangestu dengan Petani Jamur Tiram Putih di Kecamatan Ciawi Bogor)

7 29 72