Jenis Merek Tinjauan Umum Merek

menimbulkan persaingan curang, mengecoh, atau menyesatkan konsumen 8 . Pasal 5 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 menyatakan, merek tidak dapat didaftar apabila merek tersebut mengandung salah satu unsur di bawah ini 9 : 1. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum. Tanda-tanda yang bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku tidak dapat diterima sebagai merek, karenanya tidak dapat didaftar. Hanya tanda-tanda yang tidak bertentangan dengan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dapat diterima sebagai merek, selanjutnya dapat didaftar. Demikian pula dilarang pemakaian tanda-tanda yang menurut pandangan masyarakat umum maupun golongan masyarakat tertentu bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum, terutama tanda-tanda yang dapat menimbulkan salah paham di kalangan pembeli. Dalam pengertian bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum adalah apaabila penggunaan tanda tersebut dapat menyinggung perasaan, kesopanan, ketentraman, dan keagamaan 8 Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual, Bandung: PT Alumni, 2003 h. 326 9 Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual, h. 328-329 dari khalayak umum atau dari golongan masyarakat tertentu. Misalnya penggunaan nama Allah dan Rasul-Nya. 2. Tidak memiliki daya pembeda. Sesuai dengan sifat merek sebagai suatu tanda untuk membedakan produk barang atau jasa seseorang atau badan hukum dengan barang atau jasa sejenis orang lain atau badan hukum, maka tanda yang tidak memiliki daya pembeda tidak dapat diterima sebagai merek. Suatu tanda dianggap tidak memiliki daya pembeda apabila tanda tersebut terlalu sederhana, seperti satu tanda garis atau satu tanda titik, ataupun terlalu rumit sehingga tidak jelas. Misalnya, lukisan atau warna barangnya sendiri, atau likisan botol atau kotak yang dipergunakan untuk barang tersebut. Angka-angka dan huruf-huruf juga tidak mempunyai daya pembedaan sebagai merek oleh karena lazim dipergunakan sebagai keterangan-keterangan mengenai barang yang bersangkutan. 3. Telah menjadi milik umum Tanda-tanda yang bersifat umum dan menjadi milik umum juga tidak dapat diterima sebagai merek. Misalnya tanda tengkorak diatas dua tulang yang bersilang, yang secara umum telah diketahui sebagai tanda bahaya. Tanda seperti itu adalah tanda yang bersifat umum dan telah menjadi milik umum dan selayaknya tidak dapat dipergunakan sebagai suatu tanda tertentu untuk keperluan pribadi seseorang. Demi kepentingan umum, tanda-tanda seperti itu harus dapat dipergunakan secara bebas di dalam masyarakat. Oleh karena itu, tanda-tanda yang demikian tidak dapat digunakan sebagai merek. 4. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya. Sebuah merek yang berisikan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang akan dimohonkan pendaftarannya juga tidak dapat diterima untuk didaftar sebagai merek, karena keterangan tersebut tidak mempunyai daya pembeda. Misalnya merek kopi atau gambar kopi untuk jenis barang kopi atau untuk produk kopi.

B. Tinjauan Merek Dagang Asing

1. Pengertian Merek Asing

Salah satu prinsip terpenting dari Konvensi Paris adalah tentang persamaan perlakuan yang mutlak antara orang asing dengan warga negara sendiri. Prinsip “National Treatment” atau prinsip asimilasi Principle Of Assimilation yaitu seorang warga negara dari suatu negara peserta uni, akan memperoleh pengakuan dan hak-hak yang sama seperti seorang warga negara dimana mereknya didaftarkan 10 . Prinsip “National Treatment” atau prinsip asimilasi Principle Of Assimilation ini dimaksudkan untuk melindungi merek asing yang 10 Muhammad Djumhana dan R.Djubaedilah, Hak Milik Intelektual Sejarah, Teoori dan Prakteknya di Indonesia, h.129