Tujuan Penelitian Tujuan dan Manfaat Penelitian

E. Kerangka Teoristis

Menurut Fitzgerald, Teori perlindungan hukum Salmond bahwa hukum bertujuan mengintegrasikan dam mengkoordinasikan berbagai kepentingan dalam masyrakat karena dalam suatu lalulintas kepentingan, perlindungan terhadap kepentingan tertentu dapat dilakukan dengan cara membatasi berbagai kepentingan di lain pihak 7 . Menurut Satijipto Raharjo, Perlindungan hukum adalah memberikan pengayoman terhadap hak asasi manusia HAM yang dirugikan orang lain dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum 8 . Tujuan hukum pada hakikatnya menciptakan ketertiban dan memberikan rasa aman antar anggota masyarakat. Begitu pula dalam perlindungan hukum pada hak kekayaan intelektual khususnya merek. Perlu dipahami makna hukum kekayaan intelektual itu sendiri sebagai hak milik atas kekayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. Sebelum munculnya undang-undang yang mengatur mengenai hak kekayaan intelektual, perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual menggunakan pendekatan hukum kebendaan seperti yang diatur dalam KUHPerdata 9 . Hak milik berdasarkan Pasal 570 KUHPerdata “Hak milik adalah hak untuk menikmati suatu barang secara leluasa dan untuk berbuat terhadap barang itu 7 Satijipto Raharjo, Ilmu Hukum, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2000, h. 53. 8 Satijipto Raharjo, Ilmu Hukum, h. 54. 9 Riduan Syahraini, Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Bandung: Alumni, 2004, h.107 secara bebas sepenuhnya, asalkan tidak bertentangan dengan undang-undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh kuasa yang berwenang dan asal tidak mengganggu hak-hak orang lain; kesemuanya itu tidak mengurangi kemungkinan pencabutan hak demi kepentingan umum dan penggantian kerugian yang pantas, berdasarkan ketentuan-ketentuan perundang- undangan. ” Perlindungan terhadap hukum hak kekayaan intelektual didasarkan atas beberapa teori tentang hak milik. Hak milik yang dikenal dalam hukum perdata pada dasarnya berasal dari konsep kebendaan. Hak kekayaan intelektual sebagai bagian dari kebendaan yang tidak berwujud. Dalam Pasal 499 KUHPerdata ditentukan bahwa “Barang adalah tiap benda dan tiap hak yang dapat menjadi obyek dari hak m ilik”. Dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan benda dalam pasal 499 KUHPerdata ini adalah segala sesuatu yang dapat dikuasai dengan hak milik tanpa memperdulikan jenis dan wujudnya. Sehingga hak kebendaan zakelijk recht adalah hak yang memberikan kekuasaan langsung atas benda dan dapat dipertahankan terhadap siapa pun juga 10 . Asas itikad baik good faith sebagaimana yang termaktub pada Pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata, yaitu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.

F. Kerangka Konseptual

10 Kartini Mulyadi, dan Gunawan Widjaya, Kebendaan Pada Umumnya: Seri Hukum Harta Kekayaan, Jakarta: Prenada Media Group, 2003, h. 31.