secara bebas sepenuhnya, asalkan tidak bertentangan dengan undang-undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh kuasa yang berwenang dan asal
tidak mengganggu hak-hak orang lain; kesemuanya itu tidak mengurangi kemungkinan pencabutan hak demi kepentingan umum dan penggantian
kerugian yang pantas, berdasarkan ketentuan-ketentuan perundang- undangan.
” Perlindungan terhadap hukum hak kekayaan intelektual didasarkan
atas beberapa teori tentang hak milik. Hak milik yang dikenal dalam hukum perdata pada dasarnya berasal dari konsep kebendaan. Hak kekayaan
intelektual sebagai bagian dari kebendaan yang tidak berwujud. Dalam Pasal 499
KUHPerdata ditentukan bahwa “Barang adalah tiap benda dan tiap hak yang dapat menjadi obyek dari hak m
ilik”. Dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan benda dalam pasal 499 KUHPerdata ini adalah segala
sesuatu yang dapat dikuasai dengan hak milik tanpa memperdulikan jenis dan wujudnya. Sehingga hak kebendaan zakelijk recht adalah hak yang
memberikan kekuasaan langsung atas benda dan dapat dipertahankan terhadap siapa pun juga
10
. Asas itikad baik good faith sebagaimana yang termaktub pada Pasal
1338 ayat 3 KUHPerdata, yaitu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.
F. Kerangka Konseptual
10
Kartini Mulyadi, dan Gunawan Widjaya, Kebendaan Pada Umumnya: Seri Hukum Harta Kekayaan, Jakarta: Prenada Media Group, 2003, h. 31.
Dalam penelitian ini, digunakan beberapa istilah berdasarkan dengan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 sebagai landasan
konseptual untuk menghindari pemahaman yang berbeda mengenai definisi atau pengertian serta istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berkut : 1.
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
2. Merek Dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama- sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang
sejenis lainnya 3.
Permohonan adalah permintaan pendaftaran merek yang diajukan secara tertulis kepada Direktorat Jenderal.
4. Pemeriksa adalah pemeriksa merek yaitu pejabat yang karena
keahliannya diangkat dengan Keputusan Menteri, dan ditugasi untuk melakukan pemeriksaan terhadap permohonan pendaftaran merek.
5. Hak Prioritas adalah hak pemohon untuk mengajukan permohonan
yang berasal dari negara yang tergabung dalam Paris Convention for the Protection of Industrial Property atau Agreement Establishing
the World Trade Organization untuk memperoleh pengakuan bahwa tanggal penerimaan di negara asal merupakan tanggal prioritas di
negara tujuan yang juga anggota salah satu dari kedua perjanjian itu selama pengajuan tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan berdasarkan Paris Convention for the Protection of Industrial Property.
6. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik merek terdaftar kepada
pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak bukan pengalihan hak untuk menggunakan merek tersebut, baik
untuk seluruh atau sebagian jenis barang danatau jasa didaftarkan dalam jangka waktu dan syarat tertentu.
7. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual yang berada di bawah kementrian yang dipimpin oleh Menteri.
8. Konsultan Hak Kekayaan Intelektual adalah orang yang memiliki
keahlian di bidang hak kekayaan intelektual dan secara khusus memberikan jasa di bidang pengajuan dan pengurusan
permohonan paten, merek, desain industri serta bidang-bidang hak kekayaan intelektual lainnya dan terdaftar sebagai Konsultan
Hak Kekayaan Intelektual di Direktorat Jenderal.
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif atau kepustakaan yang menekankan terhadap literatur
hukum perdata dan perundang-undangan yang berlaku. Penelitian hukum