2.6.3. Sifat Kupedes
Adapun kebijaksanaan, sifat, dan prinsip dasar pemberian Kupedes yaitu:
1. Umum, kupedes dapat diberikan pada siapa saja, dalam arti tidak
dibatasi dalam sektor ekonomi tertentu, keanggotaan tertentu, kelompok masyarakat tertentu, sepanjang calon nasabah yang
bersangkutan telah memenuhi segala persyaratan yang ditetapkan.
2. Individual, pemberian Kupedes dilakukan dengan melalui
pendekatan secara individual dan kasus per kasus, bukan berbentuk paket massal.
3. Selektif, pemberian Kupedes dilaksanakan secara selektif kepada
nasabah yang usahanya dinilai layak dan keputusan kredit harus sesuai dengan pertimbangan bank teknis.
4. Bisnis, keputusan akhir suatu permohonan Kupedes ditentukan
oleh BRI Unit sesuai dengan pertimbangan bank teknis. Dengan demikian, kebijaksanaan pemberian Kupedes berdasarkan
perhitungan dan pertimbangan bisnis yang sehat untuk menjamin operasional dan pertumbuhan BRI Unit secara keseluruhan.
2.7. Hasil Penelitian Terdahulu
Menurut Efendi 2007, faktor-faktor yang mempengaruhi risiko kredit PT. PQR Finance yaitu faktor internal perusahaan sumber daya
manusia, teknologi dan informasi, kebijakan perusahaan, dan keuangan, faktor business partner dealer dan konsumen, lingkungan eksternal
kebijakan pemerintah, persaingan dalam industri, kondisi ekonomi, dan keamanan negara. Faktor-faktor konsumen meliputi overdue, down
payment, jangka waktu kredit, pendapatan konsumen, moral dan morale hazard.
Pada penelitian Iqbal 2006, diketahui bahwa berdasarkan pengujian validitas menggunakan metode back testing, penghitungan potensi kerugian
menggunakan metode CreditRisk+ portofolio menghasilkan penyimpangan sebesar 4,41 persen. Hal ini berarti metode tersebut sesuai digunakan untuk
mengestimasi risiko pembiayaan bagi BMT Prima Dinar cabang Tawangmangu yang beroperasi di sentra produksi pertanian.
Marsaulina 2006 dalam penelitiannya di BRI Unit Cipanas menyimpulkan bahwa pengelolaan risiko sangat penting guna meminimalisir
kerugian akibat risiko kredit. Pengelolaan risiko tersebut di antaranya dengan penjadwalan ulang, restrukturisasi, dan pembentukan cadangan
penghapusan piutang.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Perbankan sebagai lembaga intermediasi memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dalam
penyediaan modal bagi UMKM. UMKM memiliki peran yang nyata dalam pembangunan, baik dalam penyerapan tenaga kerja maupun kontribusinya
terhadap produk domestik bruto PDB. Untuk itu, UMKM perlu ditunjang dengan adanya akses permodalan dari perbankan agar UMKM tetap berdiri
kokoh. Bank Rakyat Indonesia BRI merupakan salah satu bank yang
memiliki komitmen yang kuat terhadap pengembangan dan pemberdayaan UMKM. Hal ini terlihat dari besarnya portofolio pinjaman UMKM di BRI
yang mencapai 85,82 persen dari total portofolio kredit BRI www.bri.co.id. Produk BRI yang terkenal dalam penyaluran kredit ke
UMKM adalah Kupedes Kredit Umum Pedesaan yang ada di setiap BRI Unit.
Sebagai lembaga yang memiliki komitmen tinggi terhadap penyaluran kredit ke UMKM, BRI Unit Ciampea dihadapkan pada risiko
kredit. Agar BRI Unit Ciampea dapat selalu memegang komitmennya, maka BRI Unit Ciampea harus mempunyai sistem tata kelola risiko yang baik
untuk meminimalisir kerugian, sehingga BRI Unit Ciampea bisa terus menyalurkan kredit ke UMKM. Identifikasi dan analisis risiko kredit sangat
penting dan berguna sebagai salah satu input alternatif dalam perumusan strategi tata kelola risiko kredit.
Risiko kredit yang dihadapi perusahaan biasanya meliputi risiko gagal bayar, risiko eksposur, dan risiko recovery. Ukuran risiko gagal bayar
adalah probabilitas terjadinya gagal bayar pada periode tertentu. Risiko eksposur merupakan risiko yang melekat pada besarnya kredit yang
menghadapi risiko gagal bayar. Risiko recovery berkaitan dengan terjadinya gagal bayar dari konsumen. Semakin kecil kemungkinan perolehan dari