Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Rescheduling

kunjungan dan inspeksi mendadak ke tempat nasabah untuk melihat usahanya. Selain itu pihak bank juga berusaha untuk mengetahui 5C calon debitur lewat tetangga si calon debitur. BRI sangat hati- hati dalam pemberian kredit, hal ini dapat terlihat dari salah satu syarat untuk calon debitur yang mengajukan kredit di atas Rp 20 juta harus melampirkan foto usahanya di berkas permohonan kredit, karena untuk kredit di atas Rp 20 juta harus diajukan ke BRI Cabang melalui Kepala Unit setelah si calon debitur di analisis oleh Mantri. Hal ini dilakukan bank untuk mendapatkan keyakinan mengenai si calon debitur.

1.4.2. Penetapan Kolektibilitas Debitur

Penetapan kolektibilitas debitur ini di maksudkan untuk mengelompokkan debitur yang tergolong dalam debitur yang lancar, dalam perhatian khusus DPK, kurang lancar, diragukan, dan macet. Yang tergolong dalam kredit bermasalah adalah debitur yang tergolong kurang lancar, diragukan, dan macet. Lancar debitur lancar dalam mengangsur , DPK debitur menunggak dari dua sampai kurang dari tiga bulan, kurang lancar debitur menunggak dari tiga sampai kurang dari empat bulan, diragukan debitur menunggak dari empat sampai lima bulan, dan macet debitur menunggak dari enam sampai delapan bulan. Untuk debitur yang menunggak di atas delapan bulan, maka akan dimasukkan ke daftar hitam debitur, dimana daftar hitam debitur dihilangkan dari neraca. Dengan adanya penetapan kolektibilitas debitur ini, pihak bank dapat melihat reputasi debitur sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam pemberian kredit selanjutnya kepada debitur yang bersangkutan.

1.4.3. Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP digunakan untuk mengantisipasi kerugian yang diperkirakan di bulan berikutnya. Penghitungan besar PPAP di BRI Unit Ciampea dilakukan tiap akhir bulan dengan berdasarkan pada kredit outstanding dan kolektibilitas masing- masing debitur. Untuk mengantisipasi kerugian yang diperkirakan di bulan Desember 2007, BRI Unit Ciampea menyisihkan modal untuk PPAP sebesar Rp 186.530.028,60. 1.4.4. Insentif Pembayaran Tepat Waktu Insentif Pembayaran Tepat Waktu IPTW diberikan kepada debitur yang membayar mengangsur kredit tepat waktu secara berturut-turut selama enam bulan. IPTW ini diberikan setiap enam bulan sekali. Besar IPTW yang diberikan adalah dua persen dari plafond kredit yang diterima debitur. Biaya untuk IPTW ini berasal dari pendapatan yang diperoleh dari bunga kredit yang dibebankan kepada debitur. IPTW adalah salah satu usaha preventif yang dilakukan BRI Unit Ciampea untuk mengurangi risiko kredit. Dengan adanya IPTW ini, diharapkan debitur menjadi terpacu untuk membayar mengangsur kredit secara tepat waktu. 1.4.5. Pembinaan dan Penagihan Secara Intensif Pembinaan dilakukan dari mulai kredit dicairkan sampai kredit berakhir. Kegiatan ini dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan kredit oleh debitur. Untuk itu dalam kegiatan ini pihak bank melakukan pengamatan, pemeriksaan, pengarahan, dan pemberian solusi yang dapat membantu mengatasi masalah debitur. Penagihan secara intensif dilakukan terhadap debitur yang termasuk dalam daftar kelompok kredit bermasalah, yaitu debitur yang memiliki kolektibilitas tiga, empat, dan lima. Tahap pertama yang dilakukan dalam penagihan ini adalah dengan memberikan surat peringatan kepada debitur. Jika tidak ada tanggapan dari debitur, maka pihak bank akan mengunjungi debitur secara langsung yang dilakukan secara sewaktu- waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu agar debitur tidak kabur ketika ditagih.

1.4.6. Rescheduling

Rescheduling adalah penjadwalan ulang untuk debitur yang tergolong dalam daftar kelompok kredit bermasalah, yaitu debitur yang masuk dalam kolektibilitas tiga, kolektibilitas empat, dan kolektibilitas lima. Biasanya Rescheduling diberikan untuk debitur yang operasi usahanya kurang menguntungkan yang disebabkan oleh faktor di luar nasabah dan usaha tersebut dianggap masih berpeluang menguntungkan di masa depan. Rescheduling ini dimaksudkan untuk meringankan beban debitur dalam membayar kewajibannya. Kegiatan ini dapat berupa perpanjangan jangka waktu kredit dan perpanjangan jangka waktu angsuran. Perpanjangan waktu kredit misalnya dari delapan bulan menjadi satu tahun, sehingga debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya. Sedangkan perpanjangan waktu angsuran misalnya dari 30 kali mengangsur menjadi 42 kali mengangsur, sehingga besar angsuran akan menjadi semakin kecil seiring dengan bertambahnya jumlah angsuram. Dalam hal ini terjadi proses evaluasi usaha dan analisa ulang sehingga dapat diketahui seberapa besar kemampuan riil nasabah dalam pola pengembalian kredit.

1.4.7. Reconditioning