Pendidikan Anti Korupsi Unsur-unsur Cerita

29 anak malas, anak pembohong, kucing pemalas, atau binatang yang suka makan sebangsanya Nurgiyantoro, 2005: 7. Di dalam cerita sebaiknya ada unsur-unsur yang mendukung seperti unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur cerita fiksi yang secara langsung berada di dalam, menjadi bagian, dan ikut membentuk eksistensi cerita yang bersangkutan. Unsur intrinsik meliputi tokoh dan penokohan, alur, pengaluran, dan berbagai peristiwa yang membentuknya, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Sedangkan untuk unsur ekstrinsik, di pihak lain, adalah unsur yang berada diluar teks fiksi yang bersangkutan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap bangun cerita yang dikisahkan, langsung atau tidak langsung Nurgiyantoro, 2005 : 221. Pendapat tokoh di atas mendasari peneliti dalam menyusun kerangka buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi. Buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi yang dikembangkan mengambil tema yang berhubungan dengan nilai-nilai luhur anti korupsi yaitu nilai kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan, dan kepedulian. Isi cerita digambarkan dengan tokoh yang menarik, dengan latar cerita yang dekat dengan anak, dan cerita mudah dipahami. Buku cerita didesain dengan menarik yaitu menggabungkan unsur gambar dan tulisan. Usaha ini dilakukan agar menumbuhkan minat anak untuk belajar membaca.

2.1.4 Pendidikan Anti Korupsi

Korupsi dalam sejarahnya sudah ada sejak jaman dulu. Dalam sejarah Mesir, Babilonia, Ibrani, India, Cina, Yunani dan Romawi Kuno, korupsi sering kali muncul kepermukaan sebagai masalah Alatas, 1987: 1. Permasalahan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 korupsi dewasa ini banyak dihadapi oleh Negara-negara maju maupun berkembang termasuk di Indonesia. Arti kata korupsi itu sendiri menurut Syarbini 2014: 4 berasal dari bahasa latin yakni corruption atau corruptus yang disalin dalam bahasa inggris menjadi corruption atau corrupt , yang kemudian dalam bahasa belanda disalin menjadi corruptie . Korupsi adalah pencurian melalui penipuan dalam situasi yang mengkhianati kepercayaan Alatas, 1987: viii. Menurut Wijaya 2014: 4 korupsi merupakan sekumpulan kegiatan yang menyimpang dan merugikan orang lain. Hamzah 1984: 9 menegaskan bahwa korupsi ialah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah. Menurut Alatas 1987: viii ciri-ciri korupsi diringkas sebagai berikut, 1 suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan, 2 penipuan terhadap badan pemerintah, lembaga swasta atau masyarakat umum, 3 dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan khusus, 4 dilakukan dengan rahasia, kecuali dalam keadaan di mana orang-orang yang berkuasa atau bawahannya menganggap tidak perlu, 5 melibatkan lebih dari satu orang atau pihak, 6 adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang atau yang lain, 7 terpusatnya kegiatan korupsi pada mereka yang menghendaki keputusan yang pasti dan mereka yang dapat mempengaruhinya, 8 adanya usaha untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk-bentuk pengesahan hukum, dan 9 menunjukkan fungsi ganda yang kontradiktif pada mereka yang melakukan korupsi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Pada dasarnya perbuatan korupsi merupakan perbuatan yang menyimpang dan melanggar hukum. Perbuatan korupsi tidak hanya terjadi di pemerintahan saja melainkan terjadi dimana-mana termasuk didalam dunia pendidikan. Di lingkungan sekolah, perbuatan korupsi yang terjadi seperti berbohong, mencontek, memberi hadiah sebagai pelicin, dan lain-lain Wijaya, 2014: 4. Menyikapi fenomena tersebut, sekolah dasar sebagai pendidikan dasar harus memberikan pemahaman tentang korupsi dan kesadaran mencegah tindakan korupsi kepada para siswa. Upaya pencegahan itu bisa berasal dari pendidikan anti korupsi. Pendidikan anti korupsi adalah usaha sadar untuk memberikan pemahaman dan pencegahan terjadinya perbuatan korupsi yang dilakukan melalui pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga, serta pendidikan non formal di masyarakat Syarbini, 2014: 7. Menurut Wijaya 2014: 24 pendidikan anti korupsi adalah penanaman dan penguatan nilai-nilai dasar yang diharapkan mampu membentuk sikap anti korupsi dalam diri peserta didik. Upaya pemerintah melalui sekolah dalam memberantas dan mencegah perbuatan korupsi lewat pendidikan anti korupsi adalah suatu kewajiban. Oleh sebab itu, penting bagi dunia pendidikan terkhusus pendidikan dasar dalam melaksanakan upaya pencegahan melalui pendidikan anti korupsi. Penjelasan teori di atas, menegaskan bahwa korupsi adalah perbuatan menyimpang yang melanggar hukum. Didalam perkembangannya, pemerintah melalui sekolah mengupayakan pencegahan dengan pendidikan anti korupsi kepada siswa. Pendidikan anti korupsi adalah usaha yang terencana dalam memberikan dan menanamkan nilai-nilai luhur dalam membentuk sikap anti korupsi didalam diri untuk menjadikan generasi yang mampu melawan perbuatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 korupsi di lingkungannya. Pendidikan anti korupsi diupayakan melalui pengintegrasian dengan mata pelajaran di sekolah. Pendidikan anti korupsi adalah salah satu cara dalam mematikan budaya korupsi melalui bidang pendidikan.

2.1.4.1 Tujuan Pendidikan Anti Korupsi