52 menerapkan usahatani padi semi organik dan organik, diperoleh skor rata-rata
3,59 untuk usahatani padi semiorganik dan skor rata-rata 4,49 untuk usahatani padi organi berada pada interval sedang yaitu 3 x
≤ 5 dengan kriteria rendah. Pada komponen penelitian yang pertama yaitu keuntungan berusahati padi
semiorganik berada pada kriteria rendah dengan skor 1,33, sedangkan keuntungan berusahati padi organik berada pada kriteria sedang dengan skor 1,96 artinya
keuntungan berusahatani padi semiorganik masih kurang menguntungkan karena pada awal penerapan padi semiorganik dan organik menurunkan produktivitas
karena tanah atau lahan masih menyesuaikan dengan pengurangan dalam penggunaan pupuk dan pestisida kimia dengan pupuk organik dan pada lahan padi
organik hanya menggunakan pupuk dan pestisida organik. Pada komponen penelitian yang kedua yaitu jaminan pemasaran padi
semiorganik berada pada kriteria rendah dengan skor 1,13. Sementara itu, jaminan pemasaran padi organik berada pada kriteria rendah dengan skor 1,30, artinya
jaminan pemasaran pada lingkungan sosial kurang mendukung melaksanakan kegiatan usahatani padi semiorganik dan padi organik. Hal ini dikarenakan petani
masih kesulitan dalam memasarkan hasil produksi mereka, karena belum adanya agen resmi untuk menjual hasil produksi mereka. Sebenarnya untuk pemasaran
petani telah mendapatkan jalan untuk memasarkan karen ada beberapa intansi yang mau membeli beras mereka dalam jumlah yang banyak tetapi petani belum
mampu untuk memenuhinya karenan masih terbatasnya gudang penyimpanan beras meraka.
Pada komponen penelitian yang tiga yaitu jaminan harga padi semiorganik berada pada kriteria rendah dengan skor 1,13; sedangkan jaminan harga padi
organik berada pada kriteria rendah dengan skor 1,23 artinya jaminan harga pada lingkungan sosial kurang mendukung melaksanakan kegiatan usahatani padi
semiorganik dan padi organik. Hal ini dikarenakan belum adanya label resmi dari pemerintah terkait, untuk menyatakan bahwa padi yang telah menggurangi
penggunaan pupuk dan pestisida kimia atau padi semiorganik itu adalah beras sehat dan untuk padi yang telah menggunakan pupuk organik secara keseluruhan
dalam budidayanya merupakan padi organik, sehingga tidak ada perbedaan harga antara padi yang menggunakan pupuk kimia an-organik dan padi yang telah
53 menggunakan pupuk organik. Tetapi telah ada beberapa petani yang mampu
menjual padi mereka dengan harga yang lebih tinggi hal ini dikarenakan beberapa petani mimiliki tempat lain untuk menjual padi meraka selain ke pabrik
penggilingan sehingga meraka bisa mendapatan harga yang lebih mahal dibandingkan menjual langsung ke pabrik penggilingan.
5.5.1.3. Manfaat Teknis
Manfaat teknis merupakan manfaat yang diperoleh dari berusaahatni padi semiorganik dan padi organik. Manfaat teknis diukur berdasarkan indikator
kualitas hasil, pengetahuan berusahatani, dan penerapan teknologi di Desa Triyoso dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Skor Rata-Rata Manfaat Teknis Petani Padi Semiorganik dan Padi Organik di Desa Triyoso, 2015
No Indikator
Lingkungan Sosial
Frekuensi Orang
semiorganik Skor
Rata- Rata
Kriteria Frekunsi
Orang Organik
Skor Rata-
Rata Kriteria
T S
R T
S R
1 Kualitas hasil
24 6
2,20 Sedang
9 21
2,33 Sedang
2 Pengetahuan
berusahatani 30
3,00 Tinggi
30 3,00
Tinggi 3
Penerapan teknoligi 9
21 1,30
Rendah 24
6 1,85
Sedang 6,50
Sedang 7,18
Tinggi
Pada Tabel 15 di atas dapat di lihat peluang berusahatani padi semiorganik dan padi organik dari manfaat tekni sudah memberikan dungkungan untuk
menerapkan usahatani padi semi organik dan padi organik, diperoleh skor rata- rata 6,50 untuk usahatani padi semiorganik berada pada interval 5 x
≤ 7 dengan kriteria sedang dan skor rata-rata 7,18 untuk usahatani padi organi berada pada
interval sedang yaitu 7 x ≤ 9 dengan kriteria tinggi.
Pada komponen penelitian yang pertama yaitu kualitas hasi berusahatani padi semiorganik berada pada kriteria sedang dengan skor 2,20, sedangkan
kualitas hasil berusahatani padi organik berada pada kriteria sedang dengan skor 2,33 artinya kualitas dalam manfaat teknis telah mendukung dalam melaksanakan
kegiatan usahatani padi semiorganik dan padi organik karena kualitas dari budidaya padi semiorganik dan padi organik sudah sangat baik karena padi yang
54 dipupuk dengan pupuk organik memiliki daya tahan tinggi terhadap serangan
hama dan penyakit. Pada komponen penelitian yang kedua yaitu pengetahuan berusahatani
padi semiorganik berada pada kriteria tinggi dengan skor 3,00, sedangkan pengetahuan berusahatani padi organik berada pada kriteria tinggi dengan skor
3,00 artinya pengetahuan petani dalam menerapkan usahatani padi semiorganik dan padi organik sudah sangat baik karena semua petani sudah menguasai
pengetahuan tentang pelaksanaan budidaya padi semiorganik dan padi organik mulai dari teknik penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit,
panen, dan pasca panen. Pada komponen penelitian yang ketiga yaitu penerapan teknologi dalam
berusahatani padi semiorganik berada pada kriteria rendah dengan skor 1,30, sedangkan penerapan teknologi dalam berusahatani padi organik berada pada
kriteria sedang dengan skor 1,85 artinya penerapan teknologi dalam berusahatani padi semiorganik dan organik sudah mendukung. Hal ini dikarenakan sebagian
besar petani sudah menerapkan beberapa teknologi dalam usahatani padi semiorganik dan organik seperti ketika membajak sawah telah menggunakan
handtractor pada saat panen telah menggunakan threser.
5.5.2. Hambatan Petani Berusahatani Padi Semiorganik dan Petani Padi Organik
Usahatani padi organik telah menunjukkan perkembangan yang positif, tetapi masih terdapat hambatan-hambatan yang harus diatasi diantaranya adalah
padi organik baru berkembang di Indonesia, luas tanam dan produksinya relatif kecil, pertumbuhan pasar produk pertanian organik masih lambat. Konsumen
produk organik masih terbatas pada orang-orang yang memiliki keperdulian tinggi terhadap kelestarian lingkungan dan kesehatan. Petani belum banyak yang
beminat untuk bertani organik. Keenganan tersebut terutama masih belum jelasnya pasar produk pertanian organik. Kurangnya pemahaman para petani
terhadap sistem pertanian organik. Pertanian organik sering dipahami sebatas pada praktek pertanian yang tidak menggunakan pupuk anorganik dan pestisida.