PENAWARAN SUPPLY BERAS ORGANIK
41
5.4. PERMINTAAN DEMAND BERAS ORGANIK Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan konsumsi beras
organik
Faktor-faktor yang secara teoritis diduga mempengaruhi kecenderungan konsumsi beras organik oleh rumah tangga konsumen adalah harga penawaran
bidding price, usia, pendidikan, dan jumlah tanggungan keluarga. Harga penawaran bidding price adalah harga hipotetis beras organik yang ditentukan
berdasarkan biaya produksi beras organik ditambah dengan nilai atribut organik. Nilai atribut organik adalah nilai tambah added value dari beras organik di atas
nilai beras biasa. Sedangkan pendidikan responden diproksi dengan jumlah tahun sekolah yang telah dilalui responden hingga jenjang pendidikan terakhir.
Pengaruh faktor-faktor di atas terhadap kecenderungan konsumsi beras organik dianalisis menggunakan model regresi logistik logistic regression.
Hasil analisis regresi logistik dapat diinterpretasi menggunakan beberapa indikator sebagai berikut:
1 Kebernasan model regresi logistik diinterpretasi dari nilai Omnibus Test. 2 Kemampuan model regresi logistik untuk menjelaskan variasi dalam
konsumsi beras organik berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya diinterpretasi dari nilai koefisien determinasi.
3 Ketepatan dari model regresi logistik untuk memprediksi kecenderungan konsumsi beras organik diinterpretasi menggunakan tabel klasifikasi
classification table. 4 Kontribusi masing-masing faktor yang mempengaruhi kecenderungan
konsumsi beras organik diinterpretasi dari nilai koefisien dan tingkat signifikansi Uji Wald masing-masing faktor.
Hasil analisis kebernasan model regresi logistik faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan mengkonsumsi beras organik berdasarkan keempat
faktor menggunakan Omnibus Test menunjukkan bahwa model penduga cukup bernas dengan Model Chi-square 9,118 dengan signifikansi 0,058. Ini
menunjukkan bahwa secara bersama-sama keempat faktor secara signifikan berpengaruh terhadap kecenderungan konsumsi beras organik.
42 Sekali pun model penduga bersifat bernas, tetapi kemampuan model
penduga untuk menjelaskan kecenderungan mengkonsumsi beras organik relatif terbatas. Hal ini ditunjukkan oleh nilai R-square model yang relatif kecil. Cox
Snell R-square bernilai hanya 0,096, sedangkan Nagelkerke R-square bernilai 0,129.
Ketepatan dari model regresi logistik untuk memprediksi kecenderungan konsumsi
beras organik
diinterpretasi menggunakan
tabel klasifikasi
classification table. Tabel ... menunjukkan bahwa model regresi logistik secara tepat memprediksi 64,6 persen responden yang cenderung tidak mengkonsumsi
beras organik. Sedangkan responden yang cenderung mengkonsumsi beras organik diprediksi secara tepat oleh model sebesar 59,5 persen. Secara
keseluruhan model regresi logistik secara tepat memprediksi kecenderungan konsumsi beras organik sebesar 62,2 persen.
Tabel 9. Tabel Klasifikasi Kecenderungan Konsumsi Beras Organik
Kecenderungan konsumsi beras organik
Prediksi Ya
Tidak Ketepatan
Observasi Ya
31 17
64,6 Tidak
17 25
59,5 Keseluruhan
62,2
Catatan: The cut value = 0,5
Kontribusi masing-masing faktor yang mempengaruhi kecenderungan konsumsi beras organik diinterpretasi dari nilai koefisien dan tingkat signifikansi
Uji Wald masing-masing faktor. Tabel ... menyajikan hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan konsumsi beras organik. Dari keempat faktor
yang diduga mempengaruhi kecenderungan konsumsi beras organik, hanya faktor harga penawaran yang secara signifikan mempengaruhi kecenderungan konsumsi
tersebut. Koefisien parameter harga penawaran bertanda negatif, artinya kenaikan harga penawaran akan menyebabkan penurunan kecenderungan konsumsi beras
organik. Hal ini menunjukkan bahwa beras organik adalah barang ekonomi yang konsumsinya ditentukan oleh harganya. Harga penawaran beras organik
ditentukan lebih tinggi dari harga beras biasa. Ini berarti setiap kenaikan harga
43 beras organik di atas harga beras biasa akan menurunkan kecenderungan
konsumsinya.
Tabel 10. Hasil Uji Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Konsumsi WTP Beras Organik
Variabel B
Wald Sig.
B eks
Konstanta 4,787
2,435 0,119
119,993 Harga penawaran
-0,278 5,960
0,015 0,757
Usia -0,007
0,071 0,789
0,993 Pendidikan
0,086 0,645
0,422 1,090
Jumlah tanggungan keluarga
-0,171 1,345
0,246 0,842
Catatan: The cut value = 0,5
Pengaruh ketiga faktor lainnya terhadap kecenderungan konsumsi beras organik tidak signifikan secara statistik. Namun demikian, secara teoritis
pengaruh ketiga faktor tersebut sesuai hipotesis. Usia responden berpengaruh negatif terhadap kecenderungan konsumsi beras organik, artinya semakin tua usia
responden semakin berkurang kecenderungannya untuk mengkonsumsi beras organik. Demikian pula pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap
kecenderungan konsumsi beras organik juga negatif. Artinya, semakin besar jumlah tanggungan keluarga semakin kecil kecenderungan rumah tangga untuk
mengkonsumsi beras organik. Sebaliknya, pengaruh tingkat pendidikan terhadap kecenderungan
konsumsi beras organik bersifat positif. Artinya, semakin tinggi pendidikan semakin tinggi kecenderungan untuk mengkonsumsi beras organik. Namun,
pengaruh faktor pendidikan ini secara statistik tidak signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecenderungan konsumsi beras organik hanya
dipengaruhi oleh harga penawaran beras organik. Faktor harga dibuktikan melalui kajian ini sebagai satu-satunya penentu kecenderungan konsumsi beras organik.
Kesadaran akan manfaat beras organik bagi kesehatan yang diduga terkait dengan tingkat pendidikan tidak terbukti berpengaruh, namun
edukasi terhadap pentingnya konsumsi masih perlu dilakukan melalui pendekatan pendidikan.
44