Aspek Pengenalan Hambatan Petani Berusahatani Padi Semiorganik dan Petani Padi Organik

56 Tabel 17. Skor Rata-Rata Pengenalan Petani terhadap Usahatani Padi Semiorganik dan Padi Organik di Desa Triyoso, 2015 No Indikator Pengenalan Frekuensi Orang semiorganik Skor Rata- Rata Kriteria Frekunsi Orang Organik Skor Rata- Rata Kriteria T S R T S R 1 Partisipasi petani 4 24 2,13 Sedang 1 21 8 1,76 Sedang 2 Kesulitan mencari informasi 4 24 2,13 Sedang 1 13 16 1,50 Rendah 3 Dari siapa mendapatnkan informasi 25 5 1,83 Sedang 23 7 1,76 Sedang Jumlah 6,09 Sedang 5,02 Sedang Tabel 17 menunjukkan bahwa hambatan berusahatani padi semiorganik dan organik dari segi pengenalan menjadi salah satu kendala dalam untuk menerapkan usahatani padi semiorganik dan organik, diperoleh skor rata-rata 6,09 untuk usahatani padi semiorganik dan skor rata-rata 5,02 untuk usahatani padi organi berada pada interval sedang yaitu 5 x ≤ 7 dengan kriteria sedang. Komponen penelitian yang pertama, yaitu partisipasi petani dalam berusahati padi semiorganik berada pada kriteria sedang dengan skor 2,13; sedangkan partisipasi petani dalam berusahati padi organik berada pada kriteria sedang dengan skor 1,76 artinya partisipasi petani dalam menerapkan usahatani padi semiorganik dan organik belum seluruhnya mau berpartisipasi dalam usahatani padi semiorganik dan organik, hal ini dikarenakan masih ada petani yang menganggap lebih mudah usahatani padi anorganik konvensional atau masih adanya pandangan negatif terhadap penerapan budidaya padi semiorganik dan organik. Komponen penelitian yang kedua, yaitu kesulitan petani dalam mencari informasi mengenai berusahatani padi semiorganik berada pada kriteria sedang dengan skor 2,13; sedangkan partisipasi petani dalam berusahati padi organik berada pada kriteria rendah dengan skor 1,50 artinya petani masih merasa kesulitan untuk mencari informasi mengenai usahatani padi semiorganik dan organik , dikarenkan masih ada beberapa petani yang belum aktif terhadap informasi mengenai usahatani padi semiorganik dan organik. Komponen penelitian yang ketiga, yaitu dari mana petani mendapatkan informasi untuk berusahati padi semiorganik berada pada kriteria sedang dengan skor 1,83. Adapun komponen dari mana petani mendapatkan informasi untuk 57 berusahatani padi organik berada pada kriteria sedang dengan skor 1,76. Hal ini berarti petani masih membutuhkan orang intansi lain yang bisa memberikan informasi mengenai usahatani padi semiorganik dan organik, walaupun di Desa Triyoso ini penyuluh turun langsung dalam memberikan informasi dan penyuluhan kepada petani sehingga petani mendapatan banyak informasi dan dapat menerapkan usahatani padi semiorganik dan organik lebih baik lagi.

5.5.2.3. Aspek Keputusan

Tahap keputusan merupakan tahap dimana petani terlibat dalam kegiatan yang membawanya pada pemilihan untuk menerapkan, tidak menerapkan, mau menerapkan kembali, atau tetap menerapkan budidaya padi semiorganik dan organik. Tahap keputusan dalam budidaya padi semiorgani dan organik ini diamati dengan melihat apakah sudah menerapkan, kesulitan memulai usahatani, dan kesulitan memasarkan hasil, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Skor Rata-Rata Keputusan Petani Terhadap Usahatani Padi Semiorganik dan Padi Organik di Desa Triyoso, 2015 No Indikator Keputusan Frekuensi Orang semiorganik Skor Rata- Rata Kriteria Frekunsi Orang Organik Skor Rata- Rata Kriteria T S R T S R 1 Sudah menerapkan 30 1,00 Rendah 30 1,00 Rendah 2 Kesulitan memulai usahatani 27 3 1,90 Sedang 1 21 8 1,76 Sedang 3 Kesulitan memasarkan hasil 22 8 1,70 Sedang 9 21 1,30 Rendah 4,60 Rendah 4,06 Rendah Tabel 18 di atas menunjukkan bahwa hambatan berusahatani padi semiorganik dan padi organik dari keputusan menjadi salah satu kendalan dalam untuk menerapkan usahatani padi semi organik dan padi organik, diperoleh skor rata-rata 4,60 untuk usahatani padi semiorganik dan skor rata-rata 4,06 untuk usahatani padi organi berada pada interval sedang yaitu 3 x ≤ 5 dengan kriteria rendah. Komponen penelitian yang pertama yaitu apakah petani sudah menerapkan usahatani padi semiorganik berada pada kriteria sedang dengan skor 1,00 . Sementara itu, komponen apakah petani sudah menerapkan usahatani padi organik berada pada kriteria sedang dengan skor 1,00; yang berarti petani sudah 58 menerapkan usahatani padi semiorganik dan padi organik tetapi yang menjadi kendalanya yaitu petani menerapkan usahatani padi semiorganik dan organik dengan luas lahan yang tetap. petani belum mau menambah luas lahan kuntuk usahatani padi semiorganik dan organik di karena belum ada nya jaminan harga. Komponen penelitian yang kedua, yaitu kesulitan memulai usahatani padi semiorganik berada pada kriteria sedang dengan skor 1,90. Sementara itu, kesulitan menerapkan usahatani padi organik berada pada kriteria sedang dengan skor 1,76 yang artinya masih ada beberapa petani yang masih kesulitan untuk menerapkan usahatani padi semiorganik dan organik, karena pada awal penerapan usahatani padi semiorganik dan organik petani mengalami krisis produksi sedikit atau penurunan produksi dan dalam pemeliharaannya dianggap bahwa usahatani padi semiorganik dan organik merepotkan dan membutuhkan waktu lebih banyak dalam proses pemeliharaannya, dan untuk sebagian besar petani padi semiorganik masih bergantung pada pupuk dan pestisida kimia. Adapun komponen penelitian yang ketiga, yaitu kesulitan memasarkan hasil usahatni padi semiorganik berada pada kriteria sedang dengan skor 1,70; sedangkan kesulitan memasarkan hasil usahatani padi organik berada pada kriteria rendah dengan skor 1,30 artinya kesulitan memasarkan hasil menjadi kendala bagi petani. Hal ini dikarenakan alasan berikut, yaitu: a belum adanya jaminan harga yang sesuai, dan b belum adanya label atau sertifikat beras sehat dan beras organik sehingga masih kurangnya tingkat kepercayaan konsumen untuk membeli beras tersebut dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan beras anorganik.