ekonominya adalah sektor basis, karena dari sektor basis inilah yang akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi di
wilayah tersebut.
Dalam teori basis ekonomi ini, lebih memusatkan pada kegiatan-kegiatan basis atau ekspor, tetapi tidak melihat pentingnya impor. Suatu peningkatan dalam
kesempatan kerja dan pendapatan basis mungkin hanya mempunyai suatu efek pengganda yang sangat terbatas terhadap kegiatan bukan basis jika sebagian besar
dari pendapatan ekstra mengalir keluar wilyah dalam bentuk pengeluaran untuk impor. Yang sangat penting dalam hal ini, bahwa suatu perekonomian dapat
bertambah tidak hanya dengan peningkatan ekspor dari industri basis tetapi juga dengan mengganti barang-barang impor dari industri basis dengan barang-barang
hasil produksi wilayah yang bersangkutan.
2.1.5 Metode Tipologi Klassen
Tipologi Klassen pada dasarnya digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan sektoral daerah. Menurut Tipologi Klassen,
masing-masing sektor ekonomi di daerah dapat diklasifikasikan sebagai sektor yang prima, berkembang, potensial dan terbelakang. . Tri Widodo, 2006; 120
Analisis ini mendasarkan pengelompokan suatu sektor dengan melihat pertumbuhan dan kontribusi sektor tertentu terhadap total PDRB suatu daerah.
Dengan menggunakan analisis tipologi klassen, suatu sektor dapat dikelompokan ke dalam empat kategori, yaitu: 1 sektor prima, 2 sektor potensial, 3 sektor
berkembang, dan 4 sektor terbelakang. Tri Widodo, 2006; 120
2.1.6 ICOR
ICOR Incremental Capital Output Ratio adalah ukuran yang menyatakan besarnya tambahan modal yang diperlukan untuk meningkatkan satu unit
pengeluaran.ICOR juga merupakan rasio antara penambahan modal dengan penambahan pengeluaran.Rasio ini menunjukan efisensi penggunaan modal yang
ditambahkan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu Negara.Untuk dapat menghitung berapa investasi yang harus dikeluarkan agar dicapai penambahan GDP tertentu,
maka penambahan modal dinyatakan sebagai investasi dan penambahan pengeluaran dinyatakan sebagai penambahan GDP.
Pengkajian menegenai ICOR menjadi sangat menarik karena ICOR dapat merefleksikan besarnya produktifitas kapital yang pada akhirnya menyangkut
besarnya pertumbuhan ekonomi yang bias dicapai.Secara teoritis hubungan ICOR dengan pertumbuhan ekonomi dikembangkan pertama kali oleh R.F.Harrod dan
Evsey Domar 1939-1947.Namun karena kedua teori tersebut banyak kesamaanya, maka kemudian kedua teori tersebut lebih dikenal sebagai teori Harrod Domar. Pada
Rasio Modal-Output yaitu : i. Rasio Modal-Output atau Capital Output Ratio COR atau yang sering disebut
Average Capital Output Ratio ACOR, yaitu perbandingan antara kapital yang digunakan dengan output yang dihasilkan pada suatu periode tertentu. COR atau
ACOR ini bersifat statis karena hanya menunjukkan besaran yang menggambarkan perbandingan modal dan output.
ii. Ratio Modal - Output Marginal atau Icremental Capital Output Ratio ICOR yaitu suatu besaran yang menunjukkan besarnya tambahan capital investasi baru
yang dibutuhkan untuk menaikanmenambah satu unit output baik secara fisik maupun secara nilai uang. Konsep ICOR ini lebih bersifat dinamis karena
menunjukkan perubahan kenaikanpenambahan output sebagai akibat langsung dari penambahan capital.
Sebenarnya ICOR dapat dibagi ke dalam Net ICOR ICOR bersih dan Adjusted ICOR ICOR yang disesuaikan.Net ICOR mengiterprestasikan ICOR yang
telah bersih dari perubahan-perubahan yang telah terjadi pada faktor-faktor lain seperti tambahan tenaga kerja, kemampuan teknologi dan lain sebagainya.Konsep ini
mempertimbangkan ICOR dengan suatu asumsi cateris paribus yaitu bahwa pasokan faktor-faktor lain dianggap tetap. Sedangkan Adjusted ICOR mengasumsika bahwa
investasi diikuti oleh perubahan-perubahan dalam faktor-faktor lain. Menurut Lincoln Arsyad 1999, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
nilai ICOR adalah apabila : 1. Ketersediaan sumberdaya alam terbatas dan pertumbuhan penduduk rendah.
2. Inovasi hitech dan sifat teknologi padat modal. 3. Laju investasi tinggi dan komposisi investasi terbesar berupa proyek barang publik.
4. Tingkat efisiensi faktor produksi modal rendah. 5. Kualitas ketrampilan manajerial dan organisasional rendah.
6. Tingginya suku bunga
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian dapat dilihat melalui Tabel 2.1 berikut:
Table 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama, Tahun,
Judul Variabel
Metode Analisis
Hasil 1
Analisis ICOR Incremental
Capital Output Ratio Kota
Semarang 2010 PDRB, investasi
PMTB Menggunakan
analisis ICOR ICOR pada tahun 2009
Kota Semarang sebesar 6,95 artinya untuk
meningkatkan satu unit output dibutuhkan
investasi sebesar 6,95 unit. Nilai ini menunjukkan
kondisi perekonomian yang relative menjanjikan,
khususnya bagi iklim investasi di Kota
Semarang
2 ST.Nadira 2012
Analisis Ekonomi dan
Sektor Unggulan
Kabupaten Mamuju
Propinsi Sulawesi Barat
Periode 2004- 2009
PDRB Kabupaten
Mamuju dan PropinsiSulawesi
Barat tahun 2004-2009
menurut lapangan usaha
atas dasar harga konstan tahun
2000. Analisis Shift
Share,Analisis Location
Quotient LQ 1.
Terjadi perubahan struktur ekonomi di
Kabuapetn Mamuju dari sektor primer ke
sektor sekunder.
2. Bahwa sektor basis di
Kabupaten Mamuju yaitu sektor pertanian,
sektor pertambangan, sektor bangunan,
sektor perdagangan, hotel dan restoran,
sektor keuangan dan persewaan dan sektor
jasa-jasa.
3. Komoditi-komoditi
pertanian yang merupakan sektor basis
dan dapat diunggulkan untuk dikembangkan