Gambar 4.1 Rata-rata Kontribusi PDRB Kota Medan Menurut Lapangan Usaha
Sumber: BPS Kota Medan data diolah
1. Sektor Primer
Dalam sektor primer yang terdiri dari sektor pertanian dan penggalian, pada tahun 2013 sektor primer ini memberikan kontribusinya terhadap perekonomian Kota
Medan sebesar 2,27, mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun 2012 yaitu sebesar 2,45 dan merupakan sektor yang paling kecil peranannya terhadap
perekonomian di Kota Medan.
Pertanian 2
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
13 Listrik, Gas dan
Air Bersih 1
Bangunan 11
Perdagangan, Ho tel dan Restoran
27 Pengangkutan
dan Komunikasi 20
Keuangan, Perse waan dan Jasa
Perusahaan 15
Jasa-jasa 11
Rata-rata Kontribusi PDRB Kota Medan Setiap Sektor
Adapun peranan setiap sektor lapangan usaha dikelompok primer adalah sebagai berikut:
a. Pertanian dimana sektor ini meliputi kegiatan pengusahaan dan pemanfaatan
benda-benda biologis hidup yang diperoleh dari alam dengan tujuan untuk dikomsumsi. Sektor pertanian ini mencakup sub sektor tanaman bahan
makanan, peternakan dan hasil-hasilnya dan perikanan. b.
Pertambangan dan penggalian, yang ada hanya sub sektor penggalian saja, dimana baik pertumbuhan maupun distribusinya dari tahun ke tahun
cenderung menurun. Dibawah ini merupakan grafik perkembangan sektor dan sub sektor pertanian dan
penggalian
Gambar 4.2 Perkembangan Kontribusi Sektor Pertanian dan Pertambangan Penggalian,
Serta Sub-Sektor PDRB Kota Medan Tahun 2009-2013
Sumber : Data diolah
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
1,8
2009 2010
2011 2012
2013 Perikanan
Peternakan dan Hasil- Hasilnya
Tanaman Bahan Makanan
Tanaman Perkebunan b. Pertambangan dan
penggalian Kehutanan
2. Sektor Sekunder
Sektor sekunder merupakan se ktor ekonomi
yang mengolah hasil sektor primer
menjadi barang jadi
, seperti pada manufaktur
dan konstruksi
. Sektor sekunder terdiri dari sektor industri, sektor listrik, gas dan air dan sektor bangunan. Dalam proses
produksinya, industri pada sektor ini umumnya mengonsumsi energi
dalam jumlah besar, memerlukan
pabrik dan
mesin , serta menghasilkan
limbah . Adapun pembagian
dari sektor sekunder ini adalah: a.
Sektor Industri pengolahan mengalami pertumbuhan yang menurun untuk setiap tahunnya. Adapun pembagian pada tiap-tiap sub sektor adalah: sub sektor
industri makanan, minuman dan tembakau, sub sektor industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki, sub sektor industri barang dari kayu dan hasil hutan laiinya,
sub sektor industri kertas dan barang cetakan, sub sektor pupuk, kimia dan barang dari karet, sub sektor semen dan barang galian bukan logam, sub sektor
logam dasar besi dan baja, sub sektor alat angkutan, mesin dan peralatannya. Nilai produksi dari sektor industri yang paling besar disumbang oleh sub
sektor makanan, minuman dan tembakau, kemudian diikuti oleh sub sektor alat angkutan mesin dan peralatan lainnya, selanjutnya sub sektor logam dasar dan
baja. Ke-3 sub sektor ini trend produksinya mengalami kenaikan.Tapi pada sub- sektor semen dan barang galian bukan logam, kemudian sub pupuk kimia dan
barang dari karet, serta barang hasil hutan naiknya relative lambat dan hampir
stagnan.Kondisi ini sesuai dengan perkembangan produksi hutan dimana bahan kayu semakin langka, karena semakin ketatnya peraturan dalam mengambil hasil
hutan, karena berdampak pada tingginya kerusakan alam dan lingkungan hidup.Terakhir adalah sub sektor dari TPT tekstil, barang kulit dan alas kaki
serta kertas dan barang cetakan yang nilainya paling kecil.
b. Sektor listrik, gas dan air bersih dimana sektor ini merupakan penunjang dari
kegiatan produksi dan sebagai infrastruktur yang mendorong proses produksi sektoral maupun untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Sub-sektor berikutnya adalah listrik dan air bersih yang dikelola oleh negara yakni
PLN untuk listrik dan PAM TIRTANADI sebagai BUMD, dimana kapasitas produksi kedua sektor ini kecenderungannya mengalami kenaikan, walaupun
supply dari produk tidak sesuai dengan demand sebagai representasi kebutuhan masyarakat dan dunia usaha di Medan.
Sedangkan sub sektor gas produksinya masih 50 dari produksi listrik, karena secara nasional, bahwa Indonesia masih kekurangan pasokan gas di dalam
negeri. Hal ini juga yang membuat hambatan dalam produksi industri manufaktur yang membutuhkan gas sebagai bahan utama dalam menggerakkan produksi.Jadi
krisis energi yang melanda perekonomian secara nasional ternyata jauh lebih buruk yang terjadi di kota Medan, selain kekurangan pasokan gas pada industri
juga terjadi kekurangan listrik yang sangat untuk RT dan industri.
c.
Sektor bangunan
salah satu sektor andalan untuk mendorong pertumbuhanekonomi dan selalu dituntut untuk tetap meningkatkan kontribusinya
melalui tolak ukurterhadap PDB nasional.
Gambar 4.3 Perkembangan Kontribusi Sektor Industri Tanpa Migas, Listrik, Gas dan Air
Bersih dan Sektor Bangunan Serta Sub-Sektor PDRB Kota Medan Tahun 2009- 2013
Sumber: Data diolah
3. Sektor Tersier