Isolasi Senyawa Alkaloida Pemurnian Senyawa Alkaloida

Jhon Franta Pelawi : Isolasi Senyawa Alkaloida Dari Biji Buah Pala Myristica fragrans Houtt, 2010. 19 2.3. Identifiksi, Isolasi dan Pemurnian Senyawa Alkaloida 2.3.1. Identifikasi Senyawa Alkaloida Metode yang banyak digunakan untuk mendeteksi tanaman yang mengandung alkaloida yaitu prosedur Wall, yang meliputi ekstraksi sekitar 20 gram bahan kering yang direfluks dengan etanol 80 . Kumpulan filtrat diuapkan, residunya dilarutkan dengan air, disaring kemudian diasamkan dengan HCl 1 .Lalu diuji dengan pereaksi Meyer atau dengan silikotungstat. Bila hasil positif, larutan tersebut dibasakan dan diekstraski dengan pelarut organik dan diekstraksi kembali kedalam larutan asam. Jika larutan asam ini menghasilkan endapan dengan pereaksi alkaloida berarti tanaman ini mengandung alkaloida. Fasa berair juga halus diteliti untuk menentukan adanya alkaloida kuartener. Sebagai basa, alkaloida biasanya diekstraksi dari tumbuhan dengan pelarut alkaloida yang bersifat asam encer HCL 1M atau asam asetat 10 yang kemudian diendapkan dalam amonium pekat. Pemisahan pendahuluan demikian dari bahan tumbuhan lainnya dapat diulangi atau pemurnian selanjutnya dilaksanakan dengan ekstraksi pelarut. Adanya alkaloida pada ekstrak nisbi kasar yang kemudian dapat diuji dengan menggunakan berbagai pereaksi alkalida Harbone,1987.

2.3.2. Isolasi Senyawa Alkaloida

Ekstraksi jaringan tumbuhan daun, bunga, buah, kulit dan akar yang telah dikeringkan dan dihaluskan secara maserasi dengan asam asetat 5 sampai pH 2 15-20 bagian, lalu saring ekstrak itu. Panaskan sampai 70 C dan tambahkan amonia pekat tetes demi tetes sampai pH 10-12. Aduk ekstrak, didiamkan hingga terbentuk endapan lalu saring, larutan bening dibuang. Endapan dicuci dengan NH 4 OH 1 dan aduk lagi. Kumpulkan, keringkan dan timbang alkaloida kasar yang diperoleh. Alkaloida yang diperoleh direkristalisasi berulang-ulang dengan metanol mendidih hingga diperoleh kristal murni Harbone, J.B. 1987 .

2.3.3. Pemurnian Senyawa Alkaloida

Ekstrak alkaloida kompleks yang masih kotor dipisahkan menjadi komponen- komponennya. Sejumlah metode konvensional dipakai untuk memurnikan campuran alkaloida, hal ini tergantung pada campuran alkaloida yang diperoleh. Jhon Franta Pelawi : Isolasi Senyawa Alkaloida Dari Biji Buah Pala Myristica fragrans Houtt, 2010. 20 - Kristalisasi langsung Meskipun cara ini cukup sederhana, tetapi jarang memberikan hasil yang memuaskan untuk pemisahan alkaloida murni, kecuali bila suatu alkaloida yang terdapat dalam bahan tidak larut. Beberapa kombinasi pelarut yang sering digunakan untuk kristalisasi alkaloida meliputi metanol, etanol berair, metanol- kloroform, metanol- eter, metanol- aseton dan etanol- aseton. - Metode gradien pH Metode ini ditemukan oleh Svodoba untuk mengisolasi alkaloida anti leukimia Catharantus roseus. Cara ini didasarkan pada kenyataan bahwa alkaloida indol dengan struktur yang bervariasi yang terdapat pada tanaman mempunyai sifat basa yang berbeda. Campuran alkaloida kotor dilarutkan dalam larutan asam tartarat 2 dan diekstraksi dengan benzena atau etil asetat. Fraksi I akan mengandung alkaloida netral atau bersifat basa lemah. Kemudian pH larutan dinaikkan dengan bilangan 0,5 lalu pH dinaikkan hingga 9,0 dan diekstraksi dengan pelarut organik. Perbedaan pH memungkinkan pemisahan secara bertahap antara alkaloida basa lemah dan alkaloida basa kuat dari media basa. Alkaloida yang bersifat basa kuat diekstraksi terakhir kali. 2.4. Tahapan- Tahapan Pengerjaan Sampel Dari Tumbuh- Tumbuhan 2.4.1.