Persamaan Regresi Pengujian Hipotesis

59 Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Setelah Transformasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .529 a .280 .230 6.92460 2.082 a. Predictors: Constant, WCT, CCC b. Dependent Variable: ROA Sumber: Output SPSS 20, diolah oleh Peneliti, 2012

4.2.3 Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian hipotesis.

4.2.3.1 Persamaan Regresi

Pengujian hipotesis pertama dapat dilakukan setelah diadakan pengujian asumsi klasik. Pengujian hipotesis pertama ini menggunakan analisis regresi berganda, dengan cara menguji apakah CCC dan WCT berpengaruh terhadap ROA baik secara parsial maupun simultan. Adapun hasil pengolahan data yang menunjukkan pengaruh yang ditimbulkan dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini. Universitas Sumatera Utara 60 Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 5.492 2.237 2.455 .018 CCC .034 .025 .184 1.381 .174 WCT -.003 .021 -.020 -.151 .881 a. Dependent Variable: ROA Sumber: Output SPSS 20, diolah oleh Peneliti, 2012 Berdasarkan informasi dari Tabel 4.14 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B dapat diperoleh model persamaan regresi linier berganda yaitu: Y 1 = 5,492 + 0,034 CCC – 0,003 WCT + e Dari persamaan regresi berganda di atas, terlihat faktor nilai konstanta sebesar 5,492 yang menunjukkan bahwa apabila semua variabel independen CCC dan WCT diasumsikan bernilai nol, maka nilai dari ROA adalah sebesar 5,492. Koefisien b 1 sebesar 0,034 menunjukkan kenaikan variabel CCC sebesar 1 akan diikuti kenaikan ROA sebesar 3,4 dengan asumsi semua variabel independen lainnya bernilai nol. Koefisien b 2 sebesar -0,003 menandakan bahwa setiap kenaikan 1 WCT akan diikuti penurunan ROA sebesar 0,3 dengan asumsi semua variabel independen lainnya bernilai nol. Universitas Sumatera Utara 61 Kondisi ini dapat diartikan bahwa CCC menunjukkan hubungan yang searah atau positif dengan return saham, dimana setiap kenaikan variabel independen ini akan menyebabkan kenaikan profitabilitas ROA perusahaan, dan juga sebaliknya apabila terjadi penurunan pada CCC maka profitabilitas ROA perusahaan akan menurun. Sementara itu, variabel independen WCT menunjukkan hubungan yang berlawanan arah atau negatif terhadap profitabilitas ROA perusahaan.

4.2.3.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dengan uji F maupun secara parsial dengan uji t. Hasil pengujian statistik F uji simultan pada variabel CCC dan WCT terhadap ROA dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut. Tabel 4.9 Hasil Uji F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 802.042 3 267.347 5.576 .003 b Residual 2061.853 43 47.950 Total 2863.895 46 a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: Constant, WCT, CCC Sumber: Output SPSS 20, diolah oleh Peneliti, 2012 Universitas Sumatera Utara 62 Dari Tabel 4.15 diperoleh nilai F hitung sebesar 5,576 sedangkan F tabel sebesar 3,204 pada taraf nyata α = 5 dengan df 1 = 2 dan df 2 = n-k-1 = 48 – 2 – 1 = 45. Nilai F hitung F tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa H ditolak H 1 diterima. Dengan demikian, CCC dan WCT secara simultan berpengaruh terhadap ROA. Pengujian pengaruh secara parsial dilakukan dengan uji statistik t. Uji statistik t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel CCC dan WCT secara parsial terhadap ROA. Hasil pengujian statistik t uji parsial pada variabel CCC dan WCT terhadap ROA dapat dilihat pada Tabel 4.14 sebelumnya. Pengujian menggunakan taraf nyata 5 untuk uji dua arah α2 = 0,052 = 0,025 dengan derajat kebebasan df = 45. Hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,014. Berdasarkan hasil pengujian Tabel 4.14, maka secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengaruh cash conversion cycle CCC terhadap profitabilitas ROA Universitas Sumatera Utara 63 Variabel CCC mempunyai t hitung sebesar 1,381 dengan t tabel sebesar 2,014. Oleh karena -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,174 yang lebih besar dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel CCC secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas ROA emiten LQ-45 yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. 2. Pengaruh working capital turnover WCT terhadap profitabilitas ROA Variabel WCT mempunyai t hitung sebesar -0,151 dengan t tabel sebesar 2,014. Oleh karena -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,881 yang lebih besar dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel WCT secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas ROA emiten LQ-45 yang terdaftar di BEI tahun 2008- 2011. Uji koefisien determinasi dilakukan untuk meyakinkan tingkat kekuatan hubungan antar variabel seperti terlihat pada Tabel 4.16 berikut. Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .529 a .280 .230 6.92460 a. Predictors: Constant, WCT, CCC b. Dependent Variable: ROA Sumber: Output SPSS 20, diolah oleh Peneliti, 2012 Universitas Sumatera Utara 64 Tabel 4.16 memperlihatkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,230 atau 23 yang berarti bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap ROA adalah sebesar nilai koefisien determinasi yaitu 23, sedangkan sisanya 77 merupakan pengaruh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Nilai R merupakan koefisien korelasi, dengan nilai 0,529 atau 52,9 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel independen CCC dan WCT dengan variabel dependen ROA cukup kuat karena sudah berada di atas 50.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian