39 Return on Total Assets ROA merupakan rasio yang menunjukkan efektivitas
manajemen secara keseluruhan dalam menghasilkan laba berdasarkan aktiva yang tersedia.
��� = ��� ������
����� ������ � 100
3.6 Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 20. Dalam penggunaaan
metode analisis regresi pada pengujian hipotesis, terlebih dahulu peneliti menguji apakah model tersebut telah memenuhi asumsi klasik atau tidak.
1. Pengujian Asumsi Klasik Salah satu syarat yang mendasari penggunaaan analisis regresi adalah
terpenuhinya uji asumsi klasik. Pengujian tersebut dilakukan untuk menghindari atau mengurangi bias atas hasil penelitian yang diperoleh. Pengujian asumsi
klasik terdiri dari pengujian normalitas data, pengujian multikolinearitas, pengujian heteroskedastisitas, dan pengujian autokorelasi.
a. Uji Normalitas Data Tujuan uji normalitas menurut Ghozali 2005: 111 adalah untuk
mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk
melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distrbusi normal.
Universitas Sumatera Utara
40 Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi data yang
tidak normal menurut Erlina 2011: 100, di antaranya: • Lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, misalnya bentuk log.
Dengan mentransformasikan nilai-nilai observasi data ke dalam bentuk log diharapkan dapat membentuk distribusi yang normal.
• Lakukan trimming. Trimming adalah membuang data yang outlier, yaitu data yang mempunyai nilai yang sangat menyimpang dari
nilai data lainnya. • Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke
suatu nilai tertentu; menjadi nilai maksimum atau minimum yang diizinkan. Winsorizing adalah cara yang lebih baik dipilih untuk
data yang relatif sedikit. b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali 2005: 91, “Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara
variabel independen.” Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Suatu model terdapat gejala
multikolinearitas, jika korelasi di antara variabel independen lebih besar dari 0,8. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan jika terjadi
multikolinearitas menurut Erlina 2011: 103, yaitu: • Membiarkan saja.
Universitas Sumatera Utara
41 • Mengeluarkan salah satu variabel.
• Menambah ukuran sampel. • Transformasi variabel multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2005: 105. Jika varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Erlina 2011: 105, permasalahan heteroskedastisitas dapat
diatasi dengan dua cara yaitu: • Melakukan prosedur General Least Square GLS. Prosedur ini
dilakukan dengan mentransformasi data dengan suatu faktor yang tepat, kemudian menggunakan prosedur Ordinary Least Square
OLS terhadap data yang telah ditransformasi tersebut. • Transformasi data dalam bentuk logaritma.
d. Uji Autokorelasi Menurut Erlina 2011: 106, “Uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan
Universitas Sumatera Utara
42 pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1.” Jika
terjadi korelasi, berarti timbul masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lain. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Erlina
2011: 106 adalah sebagai berikut: • Bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas atau
Upper Bound DU dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
• Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol,
berarti ada autokorelasi positif. • Bila nilai DW lebih besar daripada 4-DL, maka koefisien
autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif. • Bila nilai DW terletak di antara batas atas DU dan batas bawah
DL atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
2. Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi.
Hipotesis pertama H
1
dan hipotesis kedua H
2
diuji menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk melihat pengaruh masing-masing variabel
Universitas Sumatera Utara
43 independen yaitu cash conversion cycle dan working capital turnover secara
parsial terhadap variabel dependen yaitu return on total assets dengan model: Y
1
= a + b
1
X
1
Y
1
= a + b
2
X
2
Hipotesis ketiga H
3
kemudian diuji menggunakan analisis regresi berganda untuk melihat pengaruh variabel independen yaitu cash conversion cycle dan
working capital turnover secara simultan terhadap variabel dependen yaitu return on total assets dengan model:
Y
1
= a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Dimana:
Y
1
= Profitabilitas ROA a
= Konstanta b
1
, b
2
= Parameter Koefisien Regresi X
1
= Cash Conversion Cycle CCC X
2
= Working Capital Turnover WCT e
= Tingkat Kesalahan Pengganggu Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t t-test dan uji-F F-test.
a. Uji signifikan parsial t-test Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Hipotesis untuk uji-t adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
44 • H
: b = 0, artinya cash conversion cycle dan working capital turnover secara parsial tidak berpengaruh terhadap return on total
assets. • H
1
: b ≠ 0, artinya cash conversion cycle dan working capital
turnover secara parsial berpengaruh terhadap return on total assets.
Pada penelitian ini, nilai t
hitung
akan dibandingkan dengan t
tabel
pada taraf nyata α = 5. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah:
• H diterima jika: -t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
• H
1
diterima jika: t
hitung
t
tabel
-t
hitung
-t
tabel
b. Uji signifikan simultan F-test Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Hipotesis untuk uji-F adalah sebagai berikut:
• H : b
1
= b
2
= 0, artinya cash conversion cycle dan working capital turnover secara simultan tidak berpengaruh terhadap return on
total assets.
Universitas Sumatera Utara
45 • H
1
: b
1
≠ b
2
≠ 0, artinya cash conversion cycle dan working capital turnover secara simultan berpengaruh terhadap return on total
assets. Pada penelitian ini, nilai F
hitung
akan dibandingkan dengan F
tabel
pada taraf nyata α = 5. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-F ini
adalah: • H
diterima jika : F
hitung
≤ F
tabel
• H ditolak H
1
diterima jika : F
hitung
F
tabel
Universitas Sumatera Utara
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian