Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Berlian Evi Yenni Pakpahan : Peran Biro Pemberdayaan Perempuan Propinsi Sumatera Utara Dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang Di Propinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 Pasal 40 menyatakan “ Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf g, h atau i dipidana dengan pidana penjara paling lama 20 dua puluh tahun dan paling singkat 10 sepuluh tahun.”

d. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Pembentukan UU Perlindungan anak ini didasarkan atas pertimbangan bahwa anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara perlindungan anak masa depan. Penyelenggaraan perlindungan anak ini dilakukan berasaskan pada: 10 1 Dasar Filosofis, Pancasila yang merupakan dasar kegiatan dalam berbagai bidang kehidupan keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan berbegara dan merupakan dasar filosofis dalam pelaksanaan penegakan perlindungan anak di Indonesia; 2 Dasar Yuridis, Undang-Undang Dasar 1945 dan berbagai peraturan perundang-undangan anak lainnya yang berlaku. Pnerapan dasar yuridis ini harus secara integratif yaitu penerapan terpadu menyangkut peraturan perundang-undangan dari berbagai bidang hukum yang berkaitan; 3 Dasar Etis, Prinsip-prinsip Dasar Konvensi Hak-hak anak, pelaksanaan perlindungan anak harus sesuai dengan etika dan potensi yang berkaitan untuk mencegah pelaku menyimpang dalam pelaksanaan kewenangan, kekuasaan, dan kekuatan dalam pelaksanaan perlindungan anak. Berlian Evi Yenni Pakpahan : Peran Biro Pemberdayaan Perempuan Propinsi Sumatera Utara Dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang Di Propinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 Didalam Undang-Undang Perlindungan anak ini disebutkan bahwa anak wajib dilindungi dari perlakuan-perlakuan : a Diskriminasi yakni perlakuan membeda-bedakan jenis kelamin, ras, agama, status hukum anak b Eksploitasi yakni tindakan memperalat ataupun memeras anak c Penelantaran yakni dengan sengaja mengabaikan perawatan dan pengurusan anak d Kekejaman yakni tindakan yang keji, bengis, dan tidak menaruh belas kasihan pada anak e Kekerasan dan penganiayaan yakni perbuatan mencederai, melukai anak baik fisik, mental, dan sosial f Ketidakadilan yaitu kesewenang-wenangan terhadap anak g Perlakuan salah lainnya yakni perbuatan cabul terhadap anak Pasal 78 menyebutkan : “Setiap orang yang mengetahui dan sengaja membiarkan anak dalam situasi darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang tereksploitasi secara ekonomi danatau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya napza, anak korban penculikan, anak korban perdagangan, atau anak korban kekerasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, padahal anak tersebut memerlukan pertolongan dan harus dibantu, dipidana 10 Yayasan Pusaka Indonesia, Membangun Kekuatan di Atas Ketidakpastian Perlindungan Hukum, Penerbit YPI, Medan, 2005, hal. 63 Berlian Evi Yenni Pakpahan : Peran Biro Pemberdayaan Perempuan Propinsi Sumatera Utara Dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang Di Propinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 seratus juta rupiah.” Pasal 83 menyatakan “ Setiap orang yang memperdagangkan, menjual atau menculik anak untuk diri sendiri atau untuk dijual, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun dan paling singkat 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah” Pasal 85 ayat 1 menyatakan “Setiap orang yang melakukan jual beli organ tubuh danatau jaringan tubuh anak dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun danatau denda paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah”

e. Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak