Sikap Kepribadian Kepribadian .1 Pengertian Kepribadian

4. Stabilitas emosi Emotional Stability adalah dimensi menilai kemampuan seseorang untuk menahan stress. Individu dengan stabilitas emosi yang positif cenderung tenang, percaya diri, dan memiliki pendirian yang teguh. 5. Terbuka terhadap hal-hal baru Openness to Experience adalah dimensi terakhir yang mengelopokkan individu berdasarkan lingkup minat dan ketertarikannya terhadap hal-hal baru. Individu yang sangat terbuka cenderung kreatif, ingin tahu, dan sensitif terhadap hal-hal yang bersifat seni. Dimensi Kepribadian dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 Dimensi Kepribadian No. Dimensi Kepribadian Ciri dari seseorang yang memberikan skor secara positif 1. 2. 3. 4. 5. Wawasan ekstra Extraversion Ramah Agreeableness Teliti Concientiouness Stabilitas emosional Emotional Stability Keterbukaan pada pengalaman Opennes to Experience Supel, dapat bersosialisasi, tegas Percaya, kerjasama, baik, berhati lembut Dapat diandalkan bertanggung jawab, berorientasi prestasi, menonjol Rileks, aman, tidak khawatir Cerdas, imajinatif, ingin tahu, berpikir luas Sumber: Kreitner 2005:177

2.1.5 Sikap Kepribadian

Menurut Ivancevich 2006:97, ada tiga sikap kepribadian yang menarik bagi organisasi yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Locus of Control Pusat pengendalian Locus of Control menentukan tingkatan sampai dimana individu meyakini bahwa perilaku mereka mempengaruhi apa yang terjadi pada mereka. Dalam hal ini ada dua penggolongan yaitu internal dan eksternal. Ketika mereka berkinerja dengan baik, mereka yakin bahwa hal tersebut disebabkan oleh usaha atau keterampilan mereka. Mereka digolongkan sebagai internal. Ketika mereka berkinerja dengan baik, mereka yakin bahwa hal tersebut disebabkan oleh keberuntungan atau karena tugas tersebut merupakan tugas yang mudah maka mereka digolongkan sebagai eksternal. b. Self-Efficacy Berhubungan dengan keyakinan pribadi mengenai kompetensi dan kemampuan diri. Hal ini merujuk pada keyakinan seseorang terhadap kemampuan untuk menyelesaikan suatu tugas secara berhasil. Individu dengan tingkat self-efficacy yang tinggi sangat yakin dalam kemampuan kinerja mereka. Perasaan self-efficacy memiliki sejumlah implikasi manejerial dan organisasional, yaitu keputusan seleksi, program pelatihan, dan penetapan tujuan dan kinerja. c. Kreatifitas Kreatifitas merupakan ciri kepribadian yang melibatkan kemampuan untuk meloloskan diri dari pemikiran kaku dan menghasilkan ide yang baru dan berguna. Kreatifitas menghasilkan inovasi, dan inovasi merupakan sumber kehidupan dari sejumlah perusahaan. Kreatifitas merupakan ciri kepribadian yang dapat didorong dan dikembangkan dalam organisasi. Caranya dengan Universitas Sumatera Utara memberikan orang kesempatan dan kebebasan untuk berpikir dengan cara yang tidak konvensional. Menurut Robbins 2008:137 ada beberapa sifat kepribadian yang menjadi indikator kuat perilaku di tempat kerja yaitu: a. Evaluasi Inti Diri Evaluasi Inti Diri merupakan tingkat dimana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan efektif, dan apakah mereka merasa memegang kendali atau tidak berdaya atas lingkungan mereka. Evaluasi inti diri seseorang ditentukan oleh dua elemen utama yaitu: harga diri dan locus kendali. Harga diri didefenisikan sebagai tingkat menyukai atau tidak menyukai diri sendiri dan tingkat sampai mana individu menganggap diri mereka berharga atau tidak berharga sebagai seorang manusia. Elemen kedua yang menentukan evaluasi inti diri adalah locus kendali Locus of Control. Locus kendali merupakan tingkat dimana individu yakin bahwa mereka penentu nasib mereka sendiri. Internal adalah individu pemegang kendali dan mereka yakin dengan apapun yang tejadi pada mereka sendiri. Eksternal adalah individu yang yakin bahwa apapun yang terjadi pada diri mereka sendiri dikendalikan oleh kekuatan luar seperti keberuntungan dan kesempatan. b. Machiavellianisme Merupakan tingkat dimana seorang individu pragmatis, mempertahankan jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting dari pada proses. Individu dengan karakteristik Machiavellianisme yang tinggi melakukan lebih banyak manipulasi, lebih banyak memperoleh kemenangan, tidak mudah Universitas Sumatera Utara terbujuk, dan lebih banyak membujuk dibandingkan individu dengan tingkat Machiavellianisme yang rendah. c. Narsisme Merupakan kecendrungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri. d. Pemantauan Diri Self Monitoring Merujuk pada kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor-faktor situasional eksternal. Individu dengan sikap pemantauan diri yang tinggi sangat peka terhadap isyarat-isyarat eksternal dan mampu menyesuaikan perilaku dengan situasi yang berbeda-beda. Sedangkan individu dengan sikap pemantauan diri yang rendah cenderung memperlihatkan sikap dan watak asli mereka dalam setiap situasi. e. Pengambilan Resiko Individu memiliki keberanian yang berbeda-beda untuk mengambil kesempatan. Kecendrungan terhadap berapa lama waktu yang dibutuhkan manajer untuk membuat suatu keputusan dan berapa banyak informasi yang mereka butuhkan sebelum membuat keputusan. Manajer dengan tingkat pengambilan keputusan tinggi membuat keputusan secara lebih cepat dan menggunakan lebih sedikit informasi memutuskan pilihan-pilihan mereka bila dibandingkan manajer dengan tingkat pengambilan resiko rendah. f. Kepribadian Tipe A Seseorang dengan kepribadian tipe A terlibat secara agresif dalam perjuangan terus menerus untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang Universitas Sumatera Utara lebih sedikit, dan bila harus melakukannya, melawan upaya-upaya yang menentang dari individu atau hal lain. Karakteristik tipe A adalah: 1. Selalu bergerak, berjalan dan makan dengan cepat 2. Merasa tidak sabaran 3. Berusaha keras untuk memikirkan atau melakukan dua hal atau lebih pada saat bersamaan 4. Tidak dapat menikmati waktu luang 5. Terobsesi dengan angka-angka, mengukur keberhasilan dalam bentuk jumlah hal yang bisa mereka peroleh Berbeda dengan kepribadian tipe A, tipe B jarang tergoda oleh keinginan untuk mendapatkan sejumlah hal yang terus meningkat atau berpartisipasi dalam serangkaian peristiwa yang terus berkembang dalam jumlah waktu yang selalu berkurang. Karakteristik tipe B adalah: 1. Tidak pernah mengalami keterdesakan waktu ataupun ketidaksabaran 2. Merasa tidak perlu memperlihatkan atau mendiskusikan pencapaian maupun prestasi mereka kecuali atas tuntutan situasi 3. Bersenang-senang dan bersantai dari pada berusaha menunjukkan keunggulan mereka 4. Bisa santai tanpa merasa bersalah g. Kepribadian Proaktif Individu yang proaktif cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti. Individu proaktif berkemungkinan besar mencapai keberhasilan karier. Individu seperti ini cenderung mencari informasi pekerjaan mengenai organisasi, Universitas Sumatera Utara mengembangkan kontak posisi yang tinggi, terlibat dalam peencanaan karier, dan tekun ketika menghadapi rintangan-rintangan karier.

2.1.6 Menilai Kepribadian