Menurut Sutrisno 2009:74, ada dua pengertian atau bahasan tentang kepuasan kerja yaitu :
1. Pengertian yang memandang kepuasan kerja sebagai suatu reaksi emosional yang kompleks. Reaksi emosional ini merupakan akibat dari
dorongan, keinginan, tuntutan dan harapan-harapan karyawan terhadap pekerjaan yang dihubungkan dengan realitas-realitas yang dirasakan
karyawan, sehingga menimbulkan suatu bentuk reaksi emosional yang berwujud perasaan senang, perasaan puas atau perasaan tidak puas.
2. Pengertian yang menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap karyawan terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan situasi kerja, kerja
sama antar karyawan, imbalan yang diterima dalam kerja, dan hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan psikologis.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap atau tindakan dari tenaga kerja atas penilaian pekerjaan
yang dilakukan oleh pimpinan, sehingga karyawan tersebut dapat mengetahui tingkat kepuasan dalam bekerja selama di dalam perusahaan. Kepuasan kerja
merupakan bagian penting bagi karyawan yang sedang melaksanakan tugasnya, apabila karyawan merasa puas dengan hasil kerja yang dilakukan maka karyawan
tersebut akan semangat untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dan memberikan hasil terbaik bagi perusahaan dimana dia bekerja.
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan kerja
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yang dialami oleh karyawan dimana faktor tersebut dalam peranannya memberikan kepuasan
kepada karyawan yang bergantung pada pribadi masing-masing karyawan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sutrisno 2009:77, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu:
1. Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak, dan harapan. 2. Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan pekerjaan,
kebebasan berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan. 3. Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan, ketenteraman
kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju. Selain itu juga penghargaan terhadap kecakapan, hubungan sosial di dalam pekerjaan,
ketepatan dalam menyelesaikan konflik antar manusia, perasaan diperlakukan adil baik yang menyangkut pribadi maupun tugas.
Menurut Robbin 2008, ada tiga faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan yaitu :
1. Sisi sosial ekonomi, merupakan sikap positif yang menyangkut rasa ama dari segi ekonomi, yaitu gaji, imbalan, tunjangan, dan jaminan sosial.
2. Sisi sosial psikologi, merupakan sikap yang positif yang menyangkut penyesuain diri yang sehat dari para karyawan terhadap kondisi dan situasi
kerja yaitu kesempatan untuk maju, kesempatan mendapat penghargaan, dan keamanan kerja.
3. Sisi fisik merupakan sikap positif yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan yaitu ruangan kerja,
perlengkapan kerja, pengaturan waktu kerja, umur, dan kesehatan karyawan.
Menurut Suhendi 2010:195, ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Gaji atau imbalan yang dirasakan adil Kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolut dari gaji yang
diterima, sejauh mana gaji memenuhi harapan tenaga kerja, dan bagaimana gaji diberikan. Disamping untuk memenuhi kebutuhan tingkat rendah
makanan, perumahan, uang dapat merupakan simbol dari pencapaian, keberhasilan, dan pengakuan atau penghargaan. Disamping itu uang
mempunyai kegunaan sekunder. Jumlah gaji yang diterima dapat secara nyata mewakili kebebasan untuk melakukan apa yang ingin dilakukan.
Uang atau imbalan memiliki dampak terhadap motivasi kerja, jika besarnya imbalan disesuaikan dengan tingginya prestasi kerja.
2. Kondisi kerja yang menunjang Ruangan kerja yang sempit, panas, yang cahaya lampunya menyilaukan
mata, akan menimbulkan keengganan untuk bekerja. Karyawan akan sering mencari alasan untuk keluar dari ruangan kerjanya, maka dalam hal
ini perusahaan harus menyediakan ruang kerja yang terang, sejuk, dengan peralatan kerja yang nyaman untuk digunakan, seperti meja, kursi yang
dapat diatur tinggi rendahnya, serta miring tegaknya posisi duduk. Dalam kondisi seperti ini, kebutuhan fisik yang terpenuhi akan memuaskan
tenaga kerja. 3. Hubungan kerja rekan kerja dan atasan
Setiap pekerjaan dalam organisasi memiliki kaitan dengan pekerjaan lain. Dalam perkembangannya, corak interaksi antar pekerjaan tumbuh menjadi
tiga bagian yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Hubungan kerja dengan rekan kerja Hubungan
yang terjadi
antar karyawan
adalah hubungan
ketergantungan sepihak yang bercorak fungsional. Kepuasan kerja yang ada pada para karyawan timbul karena mereka dalam jumlah tertentu,
berada dalam satu ruangan kerja, sehingga dapat saling berbicara. Corak kepuasan kerja disini bersifat kepuasan kerja yang tidak
disebabkan peningkatan dari motivasi kerja. Dalam kelompok kerja dimana para karyawan harus bekerja sebagai satu tim, kepuasan kerja
dapat timbul karena kebutuhan tingkat tinggi kebutuhan harga diri, kebutuhan aktualisasi diri dapat dipenuhi, dan memiliki dampak pada
motivasi kerja karyawan. b. Hubungan kerja dengan atasan
Kepemimpinan yang konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja adalah tenggang rasa. Hubungan fungsional mencerminkan sejauh mana atasan
membantu karyawan untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi karyawan. Hubungan keseluruhan didasarkan pada
ketertarikan antarpribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai yang serupa. Tingkat kepuasan kerja yang paling besar dengan atasan adalah
jika hubungan keduanya adalah positif. c. Hubungan dengan bawahan
Atasan yang memiliki ciri memimpin yang transformasional, dapat mendorong karyawan untuk meningkatkan motivasinya dan sekaligus
merasa puas dengan pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
Harold E. Burt dalam Wahyuddin 2011:6 mengemukakan pendapatnya tentang faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja, antara lain :
1. Faktor hubungan antar karyawan, antara lain hubungan antara manajer dengan karyawan, faktor fisik dan kondisi kerja, hubungan sosial di antara
karyawan, sugesti dari teman sekerja, emosi dan situasi kerja. 2. Faktor individual, yaitu yang berhubungan dengan sikap orang terhadap
pekerjaannya, umur orang sewaktu bekerja, dan jenis kelamin. 3. Faktor luar extern, yaitu yang berhubungan dengan keadaan keluarga
karyawan, rekreasi, pendidikan training, up grading, dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan diatas tentang faktor yang mempengaruhi
Kepuasan kerja terhadap prestasi kerja maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Faktor psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan
karyawan yang meliputi minat, ketenteraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan.
2. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda
jenis pekerjaannya. 3. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan
ruangan, suhu penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur, dan lainnya.
4. Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji,
Universitas Sumatera Utara
jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya.
Berdasarkan teori Herzberg, terdapat faktor-faktor tertentu yang diasosiasikan dengan kepuasan kerja dan faktor-faktor tertentu yang diasosiasikan dengan
ketidakpuasan kerja. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah :
1. Tanggung jawab responsibility, besar kecilnya yang dirasakan dan diberikan pada tenaga kerja.
2. Kemajuan advancement, besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya.
3. Pencapaian achievement, besar kecilnya tenaga kerja mencapai prestasi kerja yang tinggi.
4. Pengakuan recognition, besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas kinerjanya.
5. Pekerjaan itu sendiri work it self, besar kecilnya tantangan bagi tenaga kerja dari pekerjaannya.
Semua faktor diatas sering kali berhubungan dengan isi content dalam pekerjaan sehingga disebut content factor. Sedangkan kelompok faktor yang berhubungan
dengan ketidakpuasan kerja disebut dengan context factor. Faktor-faktor ini adalah :
1. Kebijakan perusahaan company policy, derajat kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku di
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Penyeliaan supervision, derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan oleh tenaga kerja.
3. Gaji salary, derajat kewajaran gajiupah sebagai suatu imbalan atas hasil kerjanya performance.
4. Hubungan antar pribadi interpersonal relations, derajat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan tenaga kerja lainnya.
5. Kondisi kerja working condition, derajat kesesuaian kondisi kerja dengan proses pelaksanaan pekerjaannya.
Menurut Luthans 2006:244 terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. Akan tetapi, pengaruh utama diringkus dalam lima dimensi
berikut ini : 1. Pekerjaan itu sendiri
Kepuasan kerja itu sendiri merupakan sumber utama kepuasan. Misalnya, penelitian yang berhubungan pendekatan karakteristik pekerjaan pada desain
kerja, menunjukkan bahwa umpan balik dari pekerjaan itu sendiridan otonomi merupakan dua faktor motivasi utama yang berhubungan dengan pekerjaan.
Penelitian terbaru menemukan bahwa karakteristik pekerjaan dan kompleksitas pekerjaan menghubungkan antara kepribadian dan kepuasan
kerja, dan jika persyaratan kreatif terpenuhi, maka cenderung menjadi puas. Pekerjaan yang sedikit variasinya akan menyebabkan pekerja merasa jenuh
dan keletihan, dan sebaliknya pekerjaan yang terlalu banyak variasinya dan terlalu cepat menyebabkan karyawan merasa tertekan secara psikologis.
Universitas Sumatera Utara
2. Gaji Upahgaji merupakan faktor multidimensi dalam kepuasan kerja. Uang tidak
hanya membantu orang memperoleh kepuasan dasar, tetapi alat untuk memberikan kebutuhan kepuasan pada tingkat yang lebih tinggi. Karyawan
melihat gaji sebagai refleksi dari bagaimana manajemen memandang kontribusi mereka terhadap perusahaan. Sunarto 2004:112 mengatakan
bahwa kunci yang menautkan gajiupah dengan kepuasan bukanlah jadi mutlak yang dibayarkan, lebih penting lagi adalah persepsi keadilan.
3. Pengawasan supervisi Ada dua dimensi gaya pengawasan yang mempengaruhi kepuasan kerja.
Pertama, adalah berpusat pada karyawann diukur menurut tingkat dimana penyelia menggunakan ketertarikan personal dan peduli pada karyawan. Hal itu
secara umum dimanifestasikan dalam cara-cara seperti meneliti seberapa baik kerja karyawan, memberikan nasihat dan bantuan pada individu, dan
berkomunikasi dengan rekan kerja secara personal maupun dalam konteks pekerjaan. Dimensi kedua adalah partisipasi atau pengaruh, seperti
diilustrasikan oleh manajer yang memungkinkan orang untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka.
4. Kesempatan Promosi Promosi memberikan kesempatan untuk pertumbuhan pribadi tanggung
jawab yang lebih banyak, dan status sosial yang meningkat. Oleh karena itu individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dengan cara
yang adil fair and just kemungkinan besar akan merasakan kepuasan dengan pekerjaan mereka Sunarto, 2004:113.
Universitas Sumatera Utara
5. Rekan Kerja Sifat alami dari kelompok atau tim kerja akan mempengaruhi kepuasan
kerja. Kelompok yang memerlukan kesalingtergantungan antar anggota dalam menyelesaikan pekerjaan, akan memiliki kepuasan kerja yang tinggi Luthans
2006:245.
2.2.3 Dampak Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja