Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD 2009
BAB II - 1
BAB II EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
2.1. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Peraturan Daerah
Nomor 8
Tahun 2005
tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Propinsi Jawa Timur 2006-2008 memuat Visi
Pemerintah Propinsi Jawa Timur yaitu : “Terwujudnya masyarakat Jawa Timur yang berakhlak mulia, maju, berdaya saing,
sejahtera, serta aman dan damai yang berkesinambungan dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia”, yang dijabarkan kedalam misi :
1. Mewujudkan peningkatan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
agama, peningkatan aksesibilitas serta kualitas pendidikan dan kesehatan;
2. Mewujudkan penanggulangan kemiskinan, pengurangan kesenjangan,
perbaikan iklim ketenagakerjaan, dan memacu kewirausahaan ; 3.
Mewujudkan percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan percepatan pembangunan infrastruktur ;
4. Mewujudkan Optimalisasi pengelolaan sumber daya alam, dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup ; 5.
Mewujudkan ketentraman dan ketertiban, supremasi hukum dan HAM ; 6.
Mewujudkan Revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah melalui reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik.
Untuk melaksanakan visi dan misi tersebut,didukung oleh motto
sebagai berikut: NOTO ROSO, AMONG ROSO, MIJIL TRISNO, AGAWE KARYO yang secara nyata moto ini merupakan jati diri masyarakat Jawa
Timur. Dengan moto tersebut, diharapkan akan membangun fundamental sikap mental masyarakat Jawa Timur dalam menempatkan diri pribadinya
untuk berkiprah dalam pembangunan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD 2009
BAB II - 2
Keterangan 2003
2004 2005
2006 2007
1 2
3 4
5 6
7 1.
PDRB ADHB Miliar Rupiah 300.610 341.065 403.392 470.619 531.613
2. PDRB ADHK 2000 Miliar Rp
228.884 242.229 256.375 271.249 287.580 3.
Pertumbuhan Ekonomi 4,78
5,83 5,84
5,80 6,02
2.2. EVALUASI PENCAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
2.2.1. Kinerja Makro Ekonomi dan Sosial
Sebagaimana amanat Perda 8 Tahun 2005 tentang RPJMD 2006-2008, kinerja pembangunan Jawa Timur diukur melalui 44 indikator yang
merupakan representasi dari kinerja 7 tujuh agenda pembangunan. Untuk memudahkan analisa kinerja pembangunan Jawa Timur, disajikan menurut
bidang – bidang pembangunan yaitu bidang ekonomi, bidang pemerintahan, kemasyarakatan dan pendidikan, bidang prasarana wilayah, serta bidang
moralitas dan pendidikan.
1. BIDANG EKONOMI a. Pertumbuhan Ekonomi
Kinerja perekonomian Jawa Timur dari tahun ke tahun cenderung mengalami perbaikan, kecuali pada tahun 2006, dimana pada saat itu
dampak negatif kenaikan harga BBM dan cukai rokok terhadap perekonomian mencapai puncaknya. Hal ini dapat dilihat terutama dari perkembangan
PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 ADHK 2000, seperti pada tabel berikut.
Tabel 2.1 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur
Tahun 2003–2007
Sumber: BPS Propinsi Jawa Timur Keterangan: Angka Diperbaiki Angka Sementara
Pada tahun 2003, PDRB ADHK 2000 Jawa Timur adalah Rp 228.884 milyar. Kemudian pada tahun 2004 tumbuh sebesar 5,83 persen menjadi Rp
242.229 milyar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja perekonomian Jawa Timur pada tahun 2004 lebih baik dari tahun 2003 yang
Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD 2009
BAB II - 3
tumbuh hanya sebesar 4,78 persen. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya laju pertumbuhan seluruh sektor, kecuali sektor Pertambangan dan
Penggalian, pada tahun 2004 dibanding tahun 2003. Berarti capaian pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2004 jauh melampaui target
yang ditetapkan pemerintah, yaitu sebesar 4,8 persen. Sektor dengan laju pertumbuhan paling cepat pada tahun 2004 adalah
sektor Listrik, Gas dan Air Minum 12,23 persen; kemudian diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,25 persen; sektor Angkutan dan
Komunikasi 6,77 persen; sektor Keuangan, Sewa Bangunan, dan Jasa Perusahaan 6,76 persen; sektor Industri Pengolahan 5,28 persen; dan
sektor lainnya rata-rata sudah mulai tumbuh sebesar 3 persen. Namun demikian yang memberikan kontribusi terbesar terhadap
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2004 adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan kemudian diikuti oleh Sektor Industri
Pengolahan dan sektor lainnya. Kedua sektor tersebut tidak hanya mempunyai laju pertumbuhan yang cepat, tapi juga mempunyai peran yang
paling besar dalam struktur perekonomian Jawa Timur. Pertumbuhan PDRB per sektor ADHK 2000 disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 2.2 Pertumbuhan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Konstan 2000
Tahun 2003-2007 persen
Sektor 2003
2004 2005
2006 2007
1 2
3 4
5 6
1. Pertanian
1,91 2,82
3,16 3,99
3,89 2.
Pertambangan Penggalian 2,21
1,84 9,32
8,58 8,94
3. Industri Pengolahan
4,46 5,28
4,61 3,05
3,68 4.
Listrik,Gas Air bersih 9,94
12,23 6,18
4,07 11,81
5. Konstruksi
1,86 1,85
3,48 1,42
0,45 6.
Perdagangan, Hotel Restoran 7,92
9,25 9,15
9,62 9,19
7. Pengangkutan Komunikasi
5,78 6,77
5,00 6,77
6,85 8.
Keuangan, sewa, Js. Perus. 3,58
6,76 7,32
7,46 7,88
9. Jasa-jasa
3,41 3,44
4,23 5,27
5,13 PDRB
4,78 5,83
5,84 5,80
6,02
Sumber : BPS Propinsi Jawa Timur Keterangan : Angka Diperbaiki. Angka Sementara
Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD 2009
BAB II - 4
Pada tahun 2005, pemerintah membuat kebijakan ekonomi yang tidak populer berupa peningkatan harga BBM pada bulan Mei dan Oktober serta
cukai rokok. Dampak negatif kebijakan tersebut terhadap perekonomian Jawa Timur sudah tampak pada tahun 2005 dan mencapai puncaknya pada tahun
2006. Memang pada tahun 2005, PDRB ADHK 2000 Jawa Timur masih
tumbuh, namun laju pertumbuhannya relatif tidak lebih besar dibanding tahun 2004. Pada tahun 2005 perekonomian Jawa Timur tumbuh sebesar 5,84
persen, relatif sama dibanding tahun 2004 yang besarnya 5,83 persen. Namun demikian, pencapaian pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun
2005 masih lebih besar dari target yang ditetapkan pemerintah, yaitu 5,30 persen.
Secara sektoral, seluruh sektor masih tumbuh pada tahun 2005, kecuali sektor Listrik, Gas dan Air Minum. Namun beberapa sektor utama mengalami
perlambatan dalam pertumbuhannya pada tahun 2005 dibanding tahun 2004, yaitu sektor Industri Pengolahan; sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran;
dan sektor Angkutan dan Komunikasi. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih bahkan mengalami kontraksi pada tahun 2005.
Sektor dengan laju pertumbuhan paling cepat pada tahun 2005 adalah sektor Pertambangan dan Penggalian 9,32 persen; sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran 9,15 persen; sektor Keuangan, Sewa Bangunan dan Jasa Perusahaan 7,32 persen; sektor Angkutan dan Komunikasi 5,00
persen; sektor Industri Pengolahan 4,61 persen; dan sektor lainnya. Namun demikian, sektor-sektor yang memberi kontribusi terbesar
terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tetap sama, yaitu sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, serta sektor Industri Pengolahan.
Pada tahun 2006, seperti telah disinggung dimuka, dampak negatif kenaikan harga BBM mencapai puncaknya terhadap perekonomian Jawa
Timur. Ditambah dengan adanya bencana luapan lumpur panas lapindo yang membuat kinerja ekonomi Jawa Timur pada tahun 2006 merosot dibanding
tahun 2005. Hal itu diperlihatkan oleh melambatnya laju pertumbuhan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD 2009
BAB II - 5
Uraian 2003
2004 2005
2006 2007
1 2
3 4
5 6
1. PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku Miliar Rupiah 300.610 341.065 403.392 470.619 531.613
2. Jumlah Penduduk
Pertengahan Tahun Ribu jiwa
36.206 36.668
37.071 37.479
37.790 3.
PDRB Per Kapita Ribu Rupiah
8.303 9.301
10.881 12.557
14.07
ekonomi Jawa Timur, dari 5,84 persen pada tahun 2005 menjadi 5,80 persen pada tahun 2006. Hal ini terutama disebabkan oleh melambatnya
pertumbuhan sektor Industri Pengolahan, sektor Konstruksi; dan sektor Keuangan, Sewa Bangunan dan Jasa Perusahaan.
Namun demikian, tingkat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang dicapai pada tahun 2006 masih sama dengan target pertumbuhan yang
ditetapkan, yaitu 5,80 persen.Tingkat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada Tahun 2007 juga masih sama dengan target yang ditetapkan, yaitu
sebesar 6,02 persen.
b. PDRB Perkapita
Tingkat perekonomian Jawa Timur meningkat terus secara mantap dari tahun ke tahun. Hal itu dapat dilihat dari perkembangan PDRB atas dasar
harga berlaku ADHB Jawa Timur, seperti pada tabel berikut. Tabel 2.3
PDRB ADHB dan PDRB per Kapita Jawa Timur Tahun 2003-2007
Sumber : BPS Propinsi Jawa Timur Keterangan : Angka Diperbaiki. Angka Sementara
Pada tahun 2003, PDRB ADHB Jawa Timur adalah Rp 300.610 milyar. Kemudian pada tahun 2004, 2005, 2006, dan 2007 meningkat terus berturut-
turut menjadi Rp 341.065 milyar, Rp 403.392 milyar, Rp 470.619 milyar dan 531.613 milyar.
Namun demikian, PDRB ADHB tidak dapat menceritakan keseluruhan cerita mengenai kesejahteraan ekonomi. Karena walaupun menghasilkan
lebih banyak barang dan jasa secara umum menguntungkan, kita tidak dapat
Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD 2009
BAB II - 6
Uraian 2003
2004 2005
2006 2007
1 3
4 5
6 1.
Indeks PDRB Per Kapita 144,66 162,06
189,6 218,79 208.83
2. Indeks Harga Konsumen IHK
129,77 137,45 158,33 169,03
151.47 3.
Indeks Daya Beli IDB 111,48 117,91