Nilai Tukar Petani NTP

Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD 2009 BAB II - 7 lebih cepat, sebesar 8,09 persen menjadi 129,44 persen. Hal ini disebabkan mulai pulihnya perekonomian di Indonesia secara umum. Pencapaian IDB pada tahun 2003, 2004, 2005 dan 2006 selalu jauh berada diatas target yang ditetapkan pemerintah, yaitu sebesar 103,00. Sedangkan kenaikan IDB pada Tahun 2007 jika dibandingkan dengan Tahun 2006, yaitu naik sebesar 6,51 persen, atau menjadi sebesar 137,87 persen.

d. Nilai Tukar Petani NTP

Sektor pertanian pada tahun 2007 masih memberikan kontribusi cukup besar yaitu 17 persen terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto PDRB atau terbesar ketiga setelah perdagangan, Hotel dan Restoran 29 persen dan sektor Industri Pengolahan 29 persen. Selain itu, jumlah tenaga kerja yang terserap dalam sektor pertanian juga besar, yang mencapai 42,17 persen. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pendapatan pada sektor Pertanian jauh lebih kecil dari pendapatan mereka yang berkecimpung dalam sektor-sektor lainnya, terutama sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Sebagian besar dari mereka yang dikategorikan miskin, berada pada sektor Pertanian. Menyadari keadaan diatas, berbagai kebijakan dan program telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam merevitalisasi sektor tersebut pada umumnya, dan pendapatan pada sektor Pertanian khususnya. Salah satu indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan Pertanian adalah Nilai Tukar Petani NTP, seperti pada tabel berikut. Tabel 2.5 Nilai Tukar Petani NTP, Indeks Harga Diterima dan Dibayar Petani Jawa Timur Tahun 2003-2007 2000=100 Tahun No. Uraian 2003 2004 2005 2006 2007 1 2 3 4 5 6 7 1 Indeks harga diterima petani It 106.19 113.53 127.86 155.19 170.64 2 Indeks harga dibayar petani Ib 103.17 103.09 121.43 138.92 150.83 3 Nilai Tukar Petani NTP 102.93 105.02 105.29 111.68 113.12 Sumber : BPS Propinsi Jawa Timur Keterangan : Angka Diperbaiki. Angka Sementara Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD 2009 BAB II - 8 Pada tahun 2003, NTP Jawa Timur adalah 102,93. Kemudian pada tahun 2004, 2005, 2006 meningkat terus berturut-turut menjadi 105,02; 105,29 ; 111,68 dan Tahun 2007 kembali meningkat menjadi sebesar 113,12. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2006, yaitu sebesar 6,21 persen. Hal ini terutama disebabkan oleh karena Indeks Harga Yang Diterima Petani melonjak jauh lebih cepat dari Indeks Harga Yang Dibayar Petani. Selanjutnya, tingginya lonjakan Indeks Harga Yang Diterima terutama disebabkan oleh tingginya peningkatan Indeks Harga Yang Diterima Petani untuk Tanaman bahan makanan 33,99 persen, seperti cabai rawit 89,61 persen, ketimun 26,39 persen, padi 21,08 persen dan komoditi lainnya. Capaian NTP pada tahun 2003, 2004, 2005, 2006 dan 2007 selalu berada diatas target yang ditetapkan, yaitu 98,5 ; 99,0 ; 100,0, 105,80 dan 106,33.

e. Indeks Pembangunan Manusia IPM